Waktu itu malam sehabis magrib, hujan gerimis, udara dingin masuk melewati jendela kamarku yang memang sengaja aku buka sedikit. Aku baru saja selesai membaca surah yasin untuk mendoakan para keluarga, dan orang yang ku sayang yang telah tiada. Ya, seperti biasa, memang itu budaya atau kebiasaan baik yang ada di masyarakat kita kan, aku yakin tidak hanya aku yang melakukannya.
Hari itu sama seperti hari hari biasa pada umumnya, hanya saja ada sedikit yang berbeda. Yakni, setelah aku selesai membaca surah tersebut, mama tiba tiba datang menghampiriku baru ngirim yasin din? katanya. kemudian kujawab iya mah, buah mbah itu sama mbah kakung.Â
Kemudian mamaku bertanya lagi untuk dirimu sendiri, sudah dikirim juga yasinnya? Aku sedikit terbingung, tetapi aku masih bisa menjawab pertanyaan mamaku waktu itu. Lho, mengapa aku juga mah, kan aku belum meninggal? kataku.
Mama tersenyum mendengar ucapanku, katanya nak, membaca surah di dalam Al-al quran tidak hanya untuk orang meninggal saja, kamu bisa mendoakan ayah mama. dan orang-orang yang kamu sayang di dunia ini dengan yasin, atau al waqiah, atau surah yusuf, untuk kebaikan mereka, tentu kamu juga bisa membaca surah yasin untuk dirimu sendiri.
Aku hanya manggut-manggut saja sambil mencerna kata-kata dari mama itu. Akan tetapi mamaku berkata lagi, tetapi kamu kalau doa biasa juga sering berdoa untuk dirimu sendiri kan? Nggak cuma doa buat orang lain aja kan?
Akupun dengan percaya diri mengiyakan pertanyaan dari mamah, aku berdoa agar aku bisa jadi anak yang shalihah yang mengantar mama sama bisa ngajak teman-teman ke surga, ingin jadi anak yang sukses juga biar bisa bahagiain mama di dunia, begitu sahutku.
Lantas mama tersenyum dan berkata, bahwa memberikan pesan doamu adalah hal yang bagus, tetapi jangan lupa, berdoalah untuk dirimu sendiri juga, Ya Allah berikanlah aku kekuatan, kesabaran, kecerdasan, kebahagiaan, ketenangan batin, iman taqwa. Perbanyaklah juga berdoa untuk dirimu sendiri, kalau kamu ingin beli baju atau buku baru, berdoalah, minta ke Tuhan apa yang kamu ingin, semuanya.
Aku sedikit tersentuh dengan kata mama, karena aku merasa bahwa dalam berdoapun aku seringkali lebih memikirkan orang lain daripada diriku sendiri, padahal diri ini adalah orang yang paling berhak aku cintai paling utama setelah Tuhan rasulnya.
Semoga dengan adanya artikel ini kita bisa sama sama belajar untuk lebih peduli, sayang, juga memperhatikan diri sendiri, karena aku yakin pasti tidak hanya aku yang seringkali lupa dengan dirinya sendiri terlalu senang untuk membuat orang lain bahagia.
Setidaknya dengan ini kita bisa belajar hal baru, yakni mencintai diri sendiri melalui doa pengharapan kepada Tuhan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”