Sejatinya manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, namun ingatkah kalian wahai setiap ciptaan yang mengklaimdiri kalian adalah yang paling suci dan sempurna setiap kita dihadapkan pada dua pilihan layaknya koin yang kedua sisinya tak dapat kitapisahkan. Kedua hal tersebut seakan bersemayam dan tak mudah untuk kita hilangkan dalam keseharian kita.
Saya tidak berbicara tentang “Takdir” namun saya berbicara tentang “Pilihan”. Layaknya sebuah kata dalam kamus bahasa apapun pasti ada lawan katanya atau “Antonim”nya. Dan manusia dihadapkan dengan yang namanya Positif dan Negatif, Yin dan Yan, Baik dan Buruk, bahkan hingga Sifat Malaikat dan sifat syaitan (dalam kajian Ilmu Ma’rifat dan Ma’rifatullah dikenal dengan unsur Air dan Api dalam diri Manusia).
Setiap detik, menit, jam hingga berabad-abad lamanya manusia memang tak selamanya bersifat positif, dan dalam kajian berbagai agama di dunia ini mengajarkan tentang hal tersebut untuk bekal generasi penegak tiang agamanya masing-masing.
Saya mencoba menelanjangi sedikit kata “Musuh” yang saya ambil sebagai Judul artikel ini diatas.
Apakah kalian pernah mengalami momen dimana sifat buruk kalian dianggap sebagai Musuh?
Apakah kalian sadar akan sejatinya Musuh yang memunculkan musuh-musuh lain dalam hidup kalian?
Apakah kalian menyadari betapa pentingnya peran musuh tersebut dalam merusak niat tulus kalian untuk sekedar beribadah ataupun menjadi manusia yang sesungguhnya?
Musuh kita dalam proporsi per individu tidaklah terhingga mulai dari Iri, sombong, dengki, dendam, tamak, rakus, mencuri, provokasi, riya dan masih ada ribuaan bahkan jutaan musuh yang bersemayam dalam diri kita dan inilah seni pernciptaan manusia dan pengadaan Surga dan Neraka, agar kiranya manusia dapat menyadari seperti apa dirinya di mata Sang Pencipta. Kalian masih saja sibuk mencari musuh diluar sana, namun ingatlah bahwa musuh kalian di dunia terlahir dari musuh-musuh kalian yang bersemayam dalam diri kalian yang tak dapat spasi dengan dirimu. Namun kata hari dapat secara perlahan menetralisir keburukan musuh kalian.
Ayo bersama kita menyadari hal tersebut dan terlepas dari ego kita sebagai Individu yang memeluk agama yang beragam. Saya Islam namun saya sadar betul arti tulisan ini untuk kawan- kawan beragama lain diluar sana. Saya cinta akan Perdamaian dan saya cinta Indonesia dan Saya cinta setiap dari kalian tanpa adanya spasi.
Salam damai
Orang yang menganggap kalian Saudara
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Mantappp slm saudara