Musik merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Musik berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Seiiring perkembangannya, musik dibagi menjadi banyak genre yang dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakatnya. Musik dan lifestyle memiliki keterkaitan dimana kedua hal tersebut merupakan anak dari budaya populer yang berkembang. Salah satu budaya populer yang masuk ke Indonesia adalah Psychedelic.
Dan pada artikel kali ini ditujukan untuk teman-teman yang mencintai musik psychedelic, jadi kita dapat saling share atau diskusi tentang music Psychedelic dan perkembangannya di Indonesia. Dan juga ditujukan untuk teman-teman yang baru mengenal music Psychdelic, atau ingin mengetahui tentang apa itu music Psychedelic. Atau bisa dijadikan literature bagi teman-teman yang ingin mengetahui berbagai jenis genre music yang jarang dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya. Disini saya juga baru sedikit mengupas tentang apa itu music Psychedelic. Jadi diharapkan untuk tidak saling mencaci, mencela dan menjatuhkan ya.
Oke, kita mulai dari definisi terlebih dahulu yaa.
Kata Psychedelic berasal dari bahasa Yunani (psycho, artinya pikiran, jiwa, dan mental) dan delic (delein, artinya mewujudkan/merealisasikan). Psychedelic merujuk kepada keadaan seseorang dibawah pengaruh obat-obatan (yang biasa disebut Psychedelic Drugs). Pada tahun 60-an para seniman memanfaatkan keadaan psychedelic tersebut untuk berkaya sehingga karya tersebut disebut Seni Psychedelic. Seni psychedelic mencakup berbagai macam seni, mulai dari seni murni, musik hingga grafis. Dipelopori oleh seorang seniman tipografi bernama William Addison, desain grafispun mulai terpengaruh gaya psychedelic. Pengaplikasian gaya desain psychedelic terlihat dari poster-poster pada jaman tersebut.
Sedangkan dalam musik, band-band sekelas The Beatles mulai memainkan jenis musik psychedelic dan kemudian munculah band-band dengan jenis musik psychedelic yang pada era tersebut. Musik psychedelic kental dengan suasana seni hingga dapat disebut Art Rock seperti yang didokumentasikan oleh BBC dalam Seven Ages of Rock.Â
Ketika psychedelic berkembang di Amerika dan Inggris, karena pengaruh globalisasi, negara-negara lain di duniapun terkena demam psychedelic, begitu pula Indonesia. Pengaplikasian psychedelic di Indonesia terdapat pada gaya berpakaian dan gaya diatas panggung (seperti yang band-band psychedelic di barat), juga gaya hidup menggunakan obat-obatan.
Dari musik sendiri, lebih lazim jika disebutkan bahwa aliran progresif rock-lah yang berkembang di Indonesia, karena psychedelic di Indonesia pada tahun 1970an bukan berisi tentang protes sosial seperti psychedelic di barat, di Indonesia hanya peniruan-peniruan dari sisi secara musik dan aksi panggung. Tetapi, bukan sesuatu yang tidak valid jika musik progresif rock adalah musik psychedelic jika kita kembali melihat penjelasan mengenai musik psychedelic itu sendiri.
Tetapi dalam perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir, menurut penjelasan dari music Psychedelic itu sendiri, di Indonesia mulai banyak bermunculan band-band music Indie yang berisi tentang protes social dan kritik untuk pemerintah, yang dalam pertunjukan atau sebelumnya harus diawali dengan perjamuan alcohol atau bahkan obat-obatan.
Band-band seperti Jason Ranti, Ikhsan Skuter, FSTVLST, THE S.I.G.I.T, nosstress, Silampukau dan masih banyak lagi, merupakan band-band yang dalam lagunya banyak mengritisi pemerintah dan menyuarakan suara rakyat. Bahkan di Indonesia ada band yang beraliran Neo-Psychedelic yaitu TRIANGULASI, yang dalam perkembangannya, manahbiskan musiknya pada band Pink Floyd,The Doors ataupun The Beatles.
Mungkin ini sedikit banyak penjelasan dari saya tentang music Psychedelic dan perkembangannya di Indonesia, yaaa yang masih jauh dari kata ‘dimengerti’ hahahaha. Tapi, mungkin di next episode kita bisa membahasnya lebih dalam lagi. Atau mungkin ada saran dari teman-teman tentang topic pembahasan kita selanjutnya. Terima kasih.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”