Rindu kadang aku bagikan pada hujan yang setia menemani. Bukan bersama yang ingin aku ulang. Hanya sedikit mengingat, bagaimana aku berkali-kali jatuh lalu mencoba berdiri. Bagaimana hati bertahan sakit, lalu mencari jalan pulang karena berulang kali diabaikan.
Padamu pernah kutitipkan mimpi bersama doa-doa yang kupanjatkan. Namun semuanya harus lebih cepat kutenggelamkan sebelum sempat semesta mengaminkan. Nyatanya kamu hanyalah seseorang yang singggah lalu pergi. Pandai menawarkan hati lalu pergi tanpa permisi. Kepadamu cinta lebih sering dicuci tangis, sebab hati tak tahan menahan perih yang teriris.
Kepada kamu yang dulu pernah ada. Hari ini mungkin rasa sudah tak lagi sama. Jikapun kamu pernah menemui aku sedang mengobrak abrik cerita tentang kita, itu hanyalah bagian dari mengenang masa kesulitan. Bukan untuk menginginkan lagi kamu pulang. Bagiku menjadikanmu kenangan saja sudah cukup menyesakan. Sudah tak terhitung berapa kali mata menahan pedih, sebab cinta yang berulang kali kau bunuh masih ada, tetap bersama menemani dan mengobati luka hatimu dulu.
Katamu kau tidak ingin lagi dia, mengingatnya pun kau sudah tak sudi. Tapi tidak kutemukan itu pada sikapmu. Nampaknya kamu masih setia berkawankan luka, kamu masih peduli pada masa lalumu. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar adanya. Semenjak pertemuanmu kembali dengannya, kamu lebih sering menyelesaikan perkara yang kau anggap belum selesai dengannya. Sementara dengan ku, kamu lebih sering menginginkan pertengkaran hebat lalu menghilang, dan kembali dengan biasa saja. Kamu pikir hati sekuat itu menerima?
Sebagai apa aku dalam hidupmu, sementara peduli saja sering kamu abaikan. Masih pantaskah ini bicara tentang cinta?
Kepada kamu yang dulu pernah ada. Mungkin sedari awal aku yang jatuh hati. Hingga aku tidak lagi peduli tentang apapun yang menjadi perlakuanmu. Sesekali cobalah merenung. Sedalam apa kamu jatuh hati? Pernahkah kamu pikir apa saja yang dulu pernah kamu lakukan? Bagimana rasanya bertahan semetara yang dipertahankan tidak pernah ingin berjuang? Bagaimana rasanya diabaikan? Atau bagaimana rasanya mencintai seseorang yag tidak pernah menganggap kamu ada? Cukuplah biar itu menjadi sesuatu yang hanya kurasakan. Tidak usah kamu jelaskan. Jika hari ini aku tidak lagi peduli denganmu. Tolong jelaskan alasan apa yang menuntutku harus memikirkanmu kembali.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.