Berkiprah di dunia seni, mengajak kita membangun keterampilan dari apa yang kita hasilkan dengan sebuah karya. Dalam berkarya kita tak dituntut dari usia, latar belakang, Agama, gender dan sebagainya. Kita menorehkan sebuah karya dari dasar diri kita. Tidak memandang kekurangan bahkan kemampuan atau bakat.
Selagi kita mempunyai ketekunan, keyakinan, dan kerja keras, kita pasti bisa menciptakan sebuah karya yang tak ternilai. Seni sendiri dibagi dalam berbagai bidang dari seni tari, seni musik dan seni rupa. Lukisan adalah salah satu seni rupa yang dihasilkan oleh seorang seniman yang biasa disebut pelukis.
Perpanduan cat di atas kanvas putih dengan kemampuan khayal yang inovatif serta beberapa teknik, dapat menciptakan sebuah karya yang menajubkan. Edwin Makarim Januar, biasa dipanggil Edo. Edo lahir di Jakarta pada tanggal 18 November 1995.
Dan sekarang Edo sedang mengeyam pendidikan lanjut di Universitas Terbuka Jakarta. Jurusan Ilmu Perpustakaan (semester 6). Selain melakukan aktivitasnya sebagai Mahasiswa, Edo adalah salah satu seorang pelukis muda yang mempunyai banyak karya hingga go-internasional. Dibalik keterampilan Edo menghasilkan sebuah karya.
Edo memiliki anugerah yang sangat istimewa yang diberikan Tuhan kepada Edo. Sejak umur 4 tahun Edo mengikuti rangkaian terapi untuk menperbaiki fungsi motorik yang belum sempurna karena terkena cerebral palsy di waktu kecil. Beberapa kali Edo teserang epilepsi.
Meskipun dengan adanya ke istemewaan Tuhan yang dititipkan kepada Edo, semangatnya tidak pernah luntur untuk menciptakan sebuah karya, tetap konsisten dengan yang di jalankan hingga menghasilkan karya yang tak ternilai.
Edo dan Karya
Edo terus menuangkan karya-karyanya tanpa menegeluh dengan penyakit yang Ia derita. Semangat itu terpancar dengan karya-karya lukisan Edo yang jumlahnya lumayan banyak, tak hanya menjelajah di tanah air, karya Edo juga sampai ke Negeri sakura, lukisan Edo yang berjudul: In The Arms Of An Angel berhasil terpajang di acara; Asia International Frienship exhibition, pada July 2018, di kota Tokyo, Jepang.
Pameran seni rupa festival Bebas Batas, pokok di Ambang Batas adalah festival kesenian Disabilitas/Difabilitas, yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia , 12-29 Oktober 2018. Dalam acara tersebut lukisan Edo berhasil terpajang kembali dengan melewati berbagai tahapan seleksi, dan adapun lukisan Edo yang terpajang:
Harau My Family Root, Boat, In The Arm Of An Angel dan Biji kopi yang mendunia. Dan banyak lagi pameran yang memajang lukisan Edo. Edo sendiri mulai melukis sejak tahun 2008.
Edo adalah inspirasi tanpa batas
Pertemuan pertama Saya dengan Edo saat Saya mengikuti organisasi di kampus. Saat itu Saya mendatangi pertemuan rutin organisasi tersebut, Saya belum memperhatikan Edo. Dalam waktu yang lumayan lama, Saya berbaur dan saling cakap dengan Edo, dan Saya menyadari bahwa Edo memiliki keistemewaan yang indah dari Tuhan, setelah Saya mengetahui hal tersebut, Saya belum tahu bahwa Edo adalah seorang pelukis.
Suatu ketika dalam acara workshop yang diadakan oleh organisasi yang kami ikuti, Edo memajang karyanya, dan Saya baru menyadari bahwa Edo adalah seniman sejati dengan karya-karyanya yang menajubkan.
Meskipun Edo adalah seorang pelukis hebat tapi Edo selalu merendah serta sopan dalam perbuatan dan tutur kata yang Ia ucapkan, selalu menghargai orang lain. Dan hal yang membuat Saya kagum serta menjadikan Edo sebagai inpirasi saya adalah; Edo tidak pernah menyerah dengan penyakitnya, Edo selalu semangat berkarya dengan apa yang Ia punya, Saya selalu berpikir; kepada diri Saya yang sehat bugar, tapi diri Saya belum mempunyai karya dan selalu malas-malasan untuk melakukan sesuatu.
Edo adalah inspirasi tanpa batas yang saya kenal dan saya lihat sampai saat ini, terus berkarya Edo, semangatmu dan karyamu adalah tamparan keras untuk diri Saya untuk terus berkarya tanpa lelah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”