Jika disuruh memilih antara kuda dan keledai, mana yang akan kamu pilih? Kebanyakan orang pasti akan lebih memilih kuda dibanding keledai. Kita cenderung lebih tertarik melihat seekor kuda dengan postur gagah yang tampak kuat dibandingkan keledai yang terlihat lemah dengan tubuh pendeknya.
Analogi tersebut rasanya cukup pas untuk menggambarkan bagaimana kebanyakan manusia menilai segala sesuatunya. Sebagaimana pepatah lama mengatakan Don’t judge a book by its cover, dari dulu hingga saat ini pepatah itu masih sangat relevan dengan masyarakat sekarang. Penilaian tersebut rasanya juga cukup berpengaruh terhadap bagaimana terciptanya kesan pertama terhadap seseorang yang baru bertemu.
Kesan pertama cenderung akan memengaruhi cara berpikir kita terhadap seseorang. Seperti seorang pria yang tiba-tiba muncul dan membantumu mendorong mobil yang mogok. Ketika mendapatkan bantuan tersebut, pikiran positif terhadapnya pasti akan muncul. Sebagian dari kita pasti berpikir bahwa pria itu sangat murah hati. Padahal, mungkin saja ia memiliki niat tertentu dibalik perilakunya.
Dalam ilmu psikologi, hal tersebut merupakan suatu bias kognitif yang terjadi ketika kesan pertama yang menimbulkan penilaian positif terhadap kepribadian seseorang secara keseluruhan. Bias kognitif itu dikenal dengan istilah halo effect.
Halo Effect dalam Personal Branding
Begitu besar fenomena halo effect berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga banyak yang kemudian memanfaatkan halo effect ini. Salah satunya adalah produk Apple yang selalu ditunggu penggemarnya ini, ternyata sejak dulu Apple sudah memanfaatkan halo effect hingga kemudian membentuk personal branding yang kuat serta citra yang baik.
Personal Branding penting ketika kita ingin dikenal masyarakat luas serta ingin membuat pengaruh di masyarakat. Personal Branding menjadi penting ketika kita ingin membangun kepercayaan dan kredibilitas terhadap suatu produk. Selain itu, juga menjadi penting ketika kita ingin membangun koneksi, terutama di era pandemi ini yang semakin memperkuat pemanfaatan media digital.
Banyak sekali platform digital yang dapat digunakan sebagai media untuk membangun personal branding, misalnya Linkedin, Instagram, Tiktok dan lainnya. Dalam media digital tersebut, kita bisa menciptakan suatu halo effect untuk membangun personal branding kita. Kita bisa memulainya dengan memasang foto profil dengan foto diri kita agar orang-orang yang melihat halaman profil kita memandang kita sebagai seorang yang profesional, terbuka, dan menimbulkan suatu kepercayaan terhadap diri ataupun terhadap produk kita.
Selanjutnya kita bisa membuat karya atau konten yang menjadi media untuk memperkenalkan bagaimana pribadi dan pembawaan diri kita. Kemudian, meninggalkan komentar dengan bahasa yang santun, dan masih banyak lainnya.
Dalam membangun personal branding perlu juga menjadi unik sesuai jati diri kita sendiri dan sesuai dengan sosok seperti apa kita ingin dikenal. Kemudian, konsistensi yang kuat juga akan membantu untuk mencipakan personal branding yang kuat juga. Akhir kata selamat berkarya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”