Waktu masa SMA, dalam bayangan saat memasuki usia 25 tahun, aku sudah menemukan jodoh dan menikah. Namun, kenyataannya ketika menginjak usia tersebut, semua impian gak tercapai. Aku hanya jalan ditempat dan ketinggalan jauh dengan teman-teman. Semua karena memercayai ketakutan dan fokus pada kekurangan diriku saja.
Aku mempertanyakan tujuan hidup, setiap malam selalu overthinking yang mengakibatkan mengalami gangguan tidur, dan baru bisa terlelap di waktu subuh yang mengakibatkan keesokan harinya malas melakukan apapun. Hidup kurang produktif, takut menghadapi masa depan, takut diremehkan karena merasa tidak memiliki keahlian seperti orang lain yang sudah sukses di usia muda. Sampai muncul perasaan rendah diri. Belakangan ini, baru tahu kalau apa yang kualami disebut quarter life crisis.
Suatu ketika, aku mulai sadar kalau gak bisa terus-terusan seperti ini. Akhirnya mengambil keputusan untuk keluar dari quarter life crisis dengan melakukan empat cara berikut ini:
1. Langkah awalnya adalah konsultasi ke psikolog untuk membantuku menguraikan benang kusut di kepala.
2 Menulis semua kelebihan dan kekurangan. Aku mulai introspeksi diri dan berusaha mengubah kekurangan yang bisa diubah. Hasilnya, aku jadi memiliki kepercayaan diri dan sadar kalau aku mempunyai kelebihan yang tidak aku sadari. Aku juga membuat jurnal syukur setiap hari atas hal positif sekecil apapun yang kulakukan. Seperti, bersyukur karena hari ini bisa tidur lebih awal dan olahraga selama 30 menit. Hasilnya perasaan jauh lebih tenang dan mudah mensyukuri hal kecil yang terjadi dalam hidup.
3. Berhenti mengasihani diri dan membuang mental korban. Dulu, selalu menyalahkan orang lain yang memiliki andil untuk aku berada pada titik ini. Aku kayak gini karena dipaksa, padahal aku gak mau, pikirku saat itu yang masih bermental korban. Aku mencoba memaafkan diriku sendiri dan mengikhlaskan semua hal yang sudah terjadi. Mengubah mindset bahwa aku bukan korban. Aku adalah pelaku atas pilihan hidupku yang gak punya keberanian untuk menolak pilihan mereka. Aku harus memperjuangkan hidup demi kebaikan di masa depan.
4. Berani melangkah. Walaupun masa depan masih jadi misteri karena belum tahu apa tujuan hidup, tetapi aku berusaha melawan rasa takut dengan memberanikan diri untuk keluar dan berinteraksi dengan orang lain. Mulai fokus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai dan tidak menutup diri atas kesempatan yang ditawarkan.
Dalam perjalanannya, aku menemukan tujuan hidup. Lebih mengenal diri sendiri dan berani untuk memperjuangkan pilihan yang sudah aku tetapkan. Walaupun ketinggalan dengan teman-teman yang lain, tetapi aku gak pernah menyesal. Justru bersyukur mengalami hal ini karena menjadi pelajaran dan pengalaman berharga.
Buat kamu yang sedang mengalami quarter life crisis, I feel you. Jangan lama-lama berdiam diri. Harus segera bergerak. Sekalipun perlahan, yang penting gak berhenti.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”