Dar es Salaam, Tanzania, hari Rabu, 06 September 2017 tepat hari ulang tahunku, aku tidak mengharapkan sesuatu terjadi pada hari ulang tahunku saat itu. Sesampainya di kantor aku memeriksa media sosial, facebook, Instagram, twitter, messenger dll. Aku melihat beberapa ucapan selamat ulang tahun yang datang dari teman, kerabat dan keluarga. Aku merasa sangat diberkati karenanya. Namun tidak ada yang istimewa di kantor, semuanya berjalan seperti biasanya.
Pukul 09.09, aku menerima pesan dari Elizabeth, salah satu sahabat dari Tanzania. Dia memintaku untuk menemuinya di rumahnya. Dia mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu untuk diberikan kepadaku. Aku merasa mengantuk dan lelah. Aku hanya ingin tidur setelah pulang kerja. Aku bernegosiasi dengannya dan bertanya, Apakah kita bisa bertemu besok saja? Aku hampir saja menyesal tidak bertemu dengannya saat itu, karena sesuatu yang indah akan terjadi hehe. Namun dia bersikeras untuk bertemu. Kemudian aku memutuskan untuk menemuinya langsung dari kantor.
Aku tiba di depan gerbang rumah Elizabeth. Aku mengirim pesan kepadanya bahwa aku sudah sampai. Dia membuka pintu dan menyuruhku untuk masuk. Dia memintaku untuk duduk di sofa sejenak. Akupun duduk dengan santai dan melepaskan rasa lelah sebentar. Kemudian dia kembali menghampiriku dan memberiku kartu ulang tahun serta hadiah yang dibungkus dengan kertas kado berwarna biru neon. Aku membuka hadiah dari bungkusnya dengan hati-hati. Aku menemukan gantungan kunci berbentuk gajah dan berkilauan. Setelah itu, aku membuka kartu ucapan yang diberikannya kepadaku. Harapan yang dituliskan sangat indah. Elizabeth tahu bagaimana menjalin kata-kata dengan luar biasa dan menyenangkan untuk dibaca.
Selanjutnya, dia mengajakku untuk makan malam di restoran bersama dengannya di area yang bernama Masaki. Aku mulai curiga. Aku bertanya kepadanya apakah hanya kita berdua. Dia menjawab ya. Kemudian ia memesan taxi online. Di dalam taxi, aku masih terus menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya, "Apakah hanya kita berdua saja?” dan jawabannya masih sama.
Kami tiba di restoran bernama George and Dragon. Pada hari itu George dan Dragon tidak begitu ramai. Aku memasuki ruangan restoran tanpa curiga dan membuka pintu. Dari kejauhan, aku melihat para sahabat yang sudah seperti keluarga baru bagiku selama di masa perantauan ini. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Tanzania, Jerman, India, Suriah, dan Turki. Aku melihat Allen, Vicky, Milly, dan sepupunya Kelly, Bashar, Yosua, dan David. Mereka menyanyikan Selamat Ulang Tahun tanda kejutan. Aku sangat tersentuh. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa mereka akan membuat kejutan ini. Mereka bahkan membawa beberapa kue dan hadiah. Joseph, Orcun, Mima dan Puneet juga datang.
Aku sangat bahagia setelah sekian lama tidak merayakan ulang tahun, akhirnya ada kejutan indah dari para sahabat terkasih yang sudah seperti keluarga sendiri. Kami baru mengenal satu sama lain sekitar 1 tahun di Tanzania. Entah bagaimana, kesempatan merantau untuk bekerja di Tanzania ini memperkenalkanku dengan indahnya keanekaragaman. Kami berasal dari berbagai negara, latar belakang budaya yang berbeda, tetapi kami dapat terhubung satu sama lain. Aku sangat menghargai setiap momen di masa perantauan ini dengan para sahabat rasa keluarga ini.
Singkatnya, aku ingin mengatakan bahwa merantau tidak selamanya mengerikan tetapi membuka banyak kesempatan langka dan berharga bagi kita. Selain itu, milikilah pikiran yang terbuka dan rangkulah keberagaman di sekitarmu. Ketika anda merantau dan memasuki lingkungan baru bersikaplah baik dan ramah, tidak hanya kepada teman dari satu tanah air yang juga sedang merantau bersama denganmu, tetapi juga dengan orang lain yang bahkan berbeda kulit, budaya dan negara yang ada di sekelilingmu maka anda akan menemukan keluarga baru di sekitarmu, keluarga tidak selalu tentang satu darah melainkan orang – orang dalam hidup anda yang menerima anda apa adanya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”