Usia dua puluh lima tahun merupakah usia yang cukup matang bagi seorang perempuan dalam membuat keputusan untuk menikah, begitu pula aku. Aku ingin menikah dengan laki-laki pilihanku dan aku ingin membangun keluarga kecilku sendiri. Perjalanan cintaku sudah akan berakhir saat ini, sudah ada laki-laki yang berani melamarku untuk menjadikan aku pendamping hidupnya.Â
Jatuh bangunku dalam menjalani sebuah hubungan sebelumnya, menjadikan aku wanita yang kuat untuk memulai lagi hubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Kedewasaan yang sudah terbangun di dalam diriku, menjadi bekal untuk aku menjalani kehidupan pernikahan aku nanti.
Pak, Bu, maaf kan aku yang terlalu sering memperkenalkan laki-laki yang dulu pernah menjadi pendampingku. Maafkan kali ini aku belum bisa memperkenalkan laki-laki yang ingin melamarku kepada kalian. Jarak negara yang memisahkan kita sehingga kalian tidak bisa menilai secara langsung calon pasangan hidupku ini.Â
Pak, Bu, calon menantumu berasal dari daerah yang sama dengan kita. Aku sudah mengenal dia semenjak aku kuliah dahulu, dia adalah seniorku pada saat kuliah. Dia berumur lebih tua 3 tahun di atasku, dan aku anggap dia lebih dewasa dan lebih matang dariku. Kami melakukan pendekatan memang cukup singkat yaitu dalam waktu tiga bulan. Pada akhirnya, dia mengutarakan keinginannya untuk mempersunting diriku dan menjalani hubungan ke jenjang yang lebih serius.Â
Pak, Bu, aku mengerti kalian khawatir dengan keputusan yang aku ambil. Aku mengerti kalian mempertanyakan siapakah calon yang ingin melamarku, bagaimana sikap dan sifatnya? Bagaimana latar belakangnya? Bagaimana keluarganya? Apakah dia akan benar-benar menerima aku dan keluarga? Aku akan berusaha menyakinkan kalian bahwa aku memilih pilihan yang tepat.
Pak, Bu, aku berharap kalian berada di sampingku ketika keluarga pasanganku ingin meminta diri ini untuk putra mereka. Aku ingin sekali kalian menjadi saksi, awal mula perjalanan hidupku yang baru. Tapi, aku menyadari di kondisi saat ini, dengan jarak kita yang berbeda negara akan sulit meminta bapak dan ibu untuk hadir menemani aku.
Pak, Bu, aku momohon restu, anakmu sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki pilihannya sendiri. Doakan kami lancar dalam menjalani bahtera rumah tangga, sehingga bisa menciptakan keluarga yang sakinah mawadah warahmah ~Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”