#JarakMengajarkanku Modal Awal untukku Bisa Mencintaimu dengan Sepenuhnya

Jarak menjadikan aku mencintaimu dengan cara yang berbeda

Sebagai manusia memang sudah menjadi kodratnya untuk mencintai dan dicintai. Saat mencintai, ingin rasanya mengetahui semua aktivitasnya setiap detik, dan merasa dicintai jika diperhatikan setiap detik. Lalu bagaimana dengan dia yang berjarak, mencintai seseorang namun tidak bias mengetahui apa yang dilakukan, sedang apa, dengan siapa, dan apakah dia juga merindu temu seperti apa yang saat ini hati rasakan.

Advertisement

Berat memang, disaat hati ingin menatapnya, raga ingin menggenggamnya, dan diri ingin memiliki dirinya sepenuhnya. Tuhan justru menguji itu semua dengan jarak yang sangat menyiksa bagi insan yang sedang jatuh cinta. Jika sudah begini, rasa kesal beselimut asumsi negatif tak bisa terbendung. Dan aku tak ingin termakan semua rasa negatif yang akan membawa aku dalam kehancuran di tengah penantian panjang yang termakan jarak dan waktu.

Dan kini aku sadar banyak hal, jarak mengajarkanku arti sebuah rasa percaya dan yakin. Bukan pada dia yang notabennya juga manusia, tapi kepada Tuhan yang memiliki segala rencana yang indah untuk hamba-Nya. Percaya jika Tuhan melihat kesabaranku menunggu dalam sabar, yakin bahwa kesabaranku ini akan menjadi modal yang luar biasa untuk aku jika nanti dipersatukan dengan dia. Karena aku percaya dengan Tuhanku, menjadikan aku percaya dengan dia yang juga aku percaya menjadi sosok yang sepadan untuk penantian panjangku ini.

Jarak membuatku memiliki banyak asumsi terhadapnya, pertanyaan yang dimulai dengan kata bagaimana jika tidak dapat terhindari dari baying-bayang pikiran. Namun jarak pula yang melatihku untuk belajar berprasangka baik, lagi-lagi berprasangka baik kepada Tuhanku yang juga akhirnya selaras dengan prasangka aku terhadap dirinya. Bukankah Tuhan itu sebagaimana prasangka hambanya? 

Advertisement

Jarak ini mengajarkan aku berprasangka baik kepadaNya, bahwa rencana-Nya, ketentuan-Nya adalah yang terindah untuk aku. Meskipun ternyata nantinya sosok yang aku tunggu bukan ditetapkan untukku, namun setidaknya aku sudah berjuang, dan melatih diriku untuk selalu berpasangka baik. Jika nanti dia yang aku tunggu dalam jarak dan ruang sosok yang mendampingiku, sungguh  itu adalah kebaikan Tuhanku yang tidak pernah bisa aku abaikan.

Kini aku mengerti mengapa Tuhan menciptakan jarak, dengan jarak aku diminta untuk sabar, diminta untuk percaya, diminta untuk terus berdoa dan memasrahkan semua keadaan hanya kepada-Nya. Bukankah rasa sabar, percaya adalah cara kita untuk mencintai Tuhan dan juga mencintai sesama manusia, termasuk mencintai dia yang sedang ditunggu dalam penantian penuh harap namun juga pasrah.

Advertisement

Jarak yang membuat semua hal menjadi semakin tidak pasti, namun bukankah memang hidup itu adalah sebuah penantian dari sebuah ketidakpastian. Dan kini aku di sini, berjuang melawan jarak ruang dan waktu dengan doa. Doa yang tidak pernah terbatas dan juga tidak pernah terlepas. Kita tak pernah tau, mungkin yang sedang menjaga jarak justru yang paling kuat cintanya kepadamu. Hanya saja caranya yang berbeda dengan manusia lainnya.

Kamu mungkin tidak tau bagaimana nikmatnya merindu tanpa tersampaikan, kesalnya cemburu dalam diam, namun tak henti mendoakan dirimu dalam segala kebaikan. Kelak nanti jika jarak bukan lagi masalah, aku akan menceritakan bagaimana usahaku selama ini sampai kita bisa dipersatukan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I was born to be real, not to be perfect