#MimpiMasaMuda-Makin Langsing Setelah Melahirkan, Kok Bisa?

Kok bisa sih? Gimana caranya? Yuk, simak!

Ketika hasil testpack menunjukkan tanda positif, aku merasa senang. Hari demi hari kulalui dengan perut yang semakin membesar. Tetapi, ketika usia kandunganku 9 bulan, aku mulai was-was. Aku khawatir aku bertambah gendut setelah melahirkan. Bukan karena aku merasa tidak percaya diri jika aku gendut, sebelum hamil pun berat badanku sudah overweight yaitu 76 kg jadi masalah percaya diri bukanlah hal yang ku khawatirkan. Yang membuatku khawatir adalah jika berat badanku semakin bertambah, aku semakin sulit untuk bergerak padahal aku harus mengurus anakku dan suamiku. 

Advertisement

Setelah melahirkan tentu berat badanku berkurang yang semula 83 kg ketika usia kandunganku 9 bulan turun menjadi 77 kg. Fase selanjutnya adalah fase menyusui. Di fase ini umumnya banyak ibu-ibu yang semakin bertambah berat badannya karena selalu merasa lapar ketika menyusui. Karena lapar, maka makan adalah solusinya. Akan tetapi fase menyusui ini adalah fase diet paling efektif bagiku, berat badanku turun menjadi 68 kg ketika usia anakku belum genap 2 bulan. Banyak ibu-ibu lain yang bertanya kepadaku, bagaimana bisa aku semakin langsing.

Sebenarnya, aku pun tidak tahu. Ketika aku menjawab bahwa menyusui membuat berat badanku turun, mereka yang bertanya kepadaku seolah tidak terima atas jawabanku karena mereka juga menyusui tetapi berat badannya justru bertambah. Berdasarkan artikel yang kubaca dan hasil pengamatanku, hal tersebut mungkin disebabkan karena pola makan, pola tidur dan gaya hidupku berbeda dengan ibu-ibu yang lain. 

Malam harinya aku tidur lebih awal, pukul 21.00 WIB aku sudah tidur. Tengah malam aku bangun entah untuk sekedar ganti popok atau menyusui ketika mendengar anakku menangis. Ketika pagi, aku bangun jam 4.30 WIB lalu mandi. Setelah mandi, aku sarapan tentunya dengan nasi, lauk dan banyak sayur tidak lupa juga minum air putih yg banyak. Selain pijat laktasi, makan banyak sayur juga dapat meningkatkan produksi ASI-ku. Ketika aku mandi dan sarapan, bayiku dimandikan oleh mamaku. Setelah selesai sarapan, aku menyusui anakku.

Advertisement

Jadi, perbedaanku dengan ibu-ibu yang lain adalah aku makan ketika sebelum menyusui, sedangkan ibu-ibu yang lain makan ketika setelah menyusui. Menurutku, apa yg kumakan sebelum menyusui akan keluar dari tubuhku sebagai ASI untuk anakku. Sedangkan jika aku makan setelah menyusui, maka apa yang kumakan akan menetap sementara di dalam tubuhku sampai waktu menyusui berikutnya.

Selain itu, menurut artikel yang kubaca sebenarnya ibu menyusui hanya butuh tambahan kalori sebesar 400-500 kalori per hari dan disarankan makanan yang dikonsumsi mengandung lebih banyak nutrisi dibanding kalori. Akan tetapi, kebanyakan ibu-ibu menyusui makan makanan yang mengandung banyak kalori dibanding nutrisi ketika menyusui. Contohnya, ibu-ibu lebih memilih makan martabak manis dibanding nasi dengan lauk pauk dan sayur. Padahal, menurut artikel yang kubaca terdapat sekitar 270 kalori dalam 1 potong martabak manis.

Advertisement

Kira-kira ibu-ibu yang menyusui dalam keadaan lapar bisa habis berapa potong martabak manis ya?. Perbedaan yang lainnya adalah aku lebih memilih makan makanan bergizi tinggi nutrisi seperti nasi dengan lauk pauk dan sayur ketimbang jajanan seperti martabak manis atau yang lain. Maka dari itu, berat badanku bisa turun lagi yang semula 67 kg menjadi 64 kg. "Katanya, menyusui harus bahagia agar produksi ASI melimpah, makan makanan manis kan bisa membuat hati bahagia?". Ya memang betul sih, tapi kalau bisa jangan terlalu sering makan makanan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi ketika menyusui, sekali atau dua kali dalam sebulan boleh deh kalau emang lagi pengen banget. 

"Enak kalo bayinya dimandiin neneknya, jadi ibunya bisa istirahat". Tunggu dulu, itu kan ketika aku masih di rumah orang tua. Ketika aku kembali ke perantauan, tanpa ada orang tua, mertua atau asisten rumah tangga ya semua aku lakukan sendiri. Bukan hanya mandiin anak, masak, mencuci baju, menyetrika baju, bersih-bersih rumah juga aku sendiri. Ketika kembali ke perantauan dan sibuk mengurus anakku, pola makanku mulai tidak teratur. Aku baru sarapan ketika pukul 09.00 WIB. Selain itu, terkadang aku tidak makan sayur ketika sarapan karena belum sempat memasak. Biasanya, ketika keadaan sedang tidak kondusif (anak lagi rewel), aku cuma goreng telur.

Di sinilah tantanganku dimulai. Aku mulai mengamati apakah berat badanku tetap 64 kg atau naik ketika aku jarang makan sayur. Menurut pengamatanku, berat badanku tidaklah naik bahkan turun menjadi 60 kg. Akan tetapi, itu bukan karena aku tidak makan sayur melainkan karena aku banyak melakukan aktivitas fisik (bergerak). Bergerak adalah salah satu diet paling efektif yang dianjurkan untuk ibu-ibu yang baru saja melahirkan. 

Meskipun berat badanku turun, tetapi ketika tidak makan sayur buang air besar terasa lebih sulit karena aku tidak makan makanan yang bergizi (terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral). Serat yang berada dalam sayuran mempermudah aku buang air besar. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk memasak sayur dan makanan yang bergizi. Selain agar mudah ketika buang air besar, makanan yang bergizi juga baik untuk anakku yang masih meminum ASI-ku.

Makanan bergizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral sangat baik untuk ibu menyusui sepertiku karena setelah melahirkan seorang ibu berisiko menderita osteoporosis. Kalsium sangat kubutuhkan agar terhindar dari osteoporosis, apalagi ketika menggendong anakku yang berat badannya 9 kg.

Dari semua itu yang tidak kalah penting dan yang masih aku lakukan hingga saat ini adalah memantau berat badan dan menggunakan bengkung/korset/stagen di perut guna memperkecil perut. Memantau berat badan secara tidak langsung membuat kita membatasi makanan yang kumakan secara berlebihan ke dalam tubuh ketika kita lapar.


Kesimpulannya adalah memilih waktu makan sebelum menyusui; memakan makanan tinggi nutrisi rendah kalori; memperbanyak aktivitas fisik; memakan makanan bergizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral; serta menggunakan bengkung/korset/stagen adalah cara yang paling efektif agar semakin langsing setelah melahirkan.


Jadi, secara keseluruhan aku sudah turun berapa kilogram ya? Dari 83 kg sekarang 60 kg. Ternyata aku turun 23 kg setelah melahirkan! #MimpiMasaMuda agar Makin langsing setelah melahirkan bukanlah hal yang mustahil untuk kamu wujudkan. Yuk #SehatSamaSama. Dapat Sehatnya, Dapat Cantiknya bersama #HipweexNI :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ibu Rumah Tangga, usia 25 tahun. Suka menulis.