Ia berdiri di pojokan sana. Mencari tempat tersepi dari keramaian ini. Seluruh warga kota keluar dari dalam rumahnya. Warga dari luar kota datang ke kota ini yang alhasil menambah sesak kerumunan warga di sini. Ini adalah festival natal yang diadakan satu tahun sekali sekaligus untuk memperingati ulang tahun kota.
Gadis ini juga keluar dari rumahnya, ia ingin melihat kemeriahan festival. Ia sudah seharian mengurung diri di rumah. Kayla gadis berumur sebelas tahun harus bekerja di rumah tetangganya membantu mencucikan pakaian demi bertahan hidup sendiri sebagai seorang yatim piatu.
Ibu dan bapaknya meninggal bersamaan dikarenakan kecelakaan nahas pada awal desember lalu menjelang natal. Hanya rumah lapuk yang ditinggalkan kedua orang tuanya untuknya. Semua meriah di luar. Festival kuliner tersaji di sepanjang jalan protokol dekat kantor gubernur.
Tak jauh dari areal kuliner sebuah konser meriah mendatangkan artis ibu kota. Mengguncang kota malam ini. Kayla berjalan dari stand makanan satu ke stand yang lainnya. Perutnya keroncongan padahal malam ini adalah malam yang pas untuk berjalan-jalan dan berkuliner ria.
Berbagai makanan seantero negeri tersaji di sana, dari sabang sampai merauke. Semakin ia melihat makanan-makanan tersebut semakin ia bersedih. Langkahnya pun kian gontai karena perutnya benar-benar keroncongan.
Ia tak bisa membeli makanan-makanan tersebut karena ia hanya menerima uang bulanan dari puan tempat ia menjadi pencuci pakaian. Di sudut lain di dekat lapangan, anak-anak berlarian bermain. Banyak diantaranya bersama keluarga mereka. Hati Kayla hanya tersayat-sayat melihat anak-anak yang bercengkrama dengan keluarga mereka.
Tapi yang paling menyiksa ia sekarang ialah perutnya yang semakin keroncongan. Terakhir ia makan adalah kemarin malam. Ia mengingat natal tahun kemarin, masih banyak orang yang mengasihinya, memberinya hadiah dan makanan. Itu dikarenakan orang-orang masih mengasihaninya sebagai seorang anak yang baru ditinggal kedua orang tuanya.
Kayla sedih di pojokan berjongkok sembari melihat makanan-makanan tersebut. Orang-orang berlalu lalang tetapi tidak ada orang yang memperdulikannya. Ia mengambil tempat di pojokan yang berlorong dan tertidur.
Ia bermimpi berada di meja makan dengan ruangan yang sangat terang, ada pohon natal di ruang tersebut bersinar kemilau dengan saljju-salju di daunnya. Di meja makan tersaji makanan-makanan yang ia lihat di festival. Ibu bapaknya tersenyum melihat Kayla yang tersenyum. Kayla berlari menghampiri orang tuanya dan memeluknya erat.
“Kau suka makanan ini?” kata ibunya.
Kayla mengangguk.
“Ayo kita makan bersama!” tukas bapaknya.
Ini seperti impian Kayla. Ia sempat berpikir kalau ini mimpi. Tapi tidak, ini adalah nyata.
Keesokan harinya warga menemkan jasad seorang anak di pojokan lorong.
Mati karena kedinginan dan kelaparan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”