Mimpi dan Harapan Kita yang Masih Mengambang di 2020 Kemarin, Kita Bangun Pelan-pelan di 2021 Ini ya

harapan 2021

Kita semua merasakan dampak yang diakibatkan dari pandemi yang belum terlihat kapan berakhirnya ini. Seluruh aktivitas yang kian terbatas, pemakaian masker yang harus terus dilakukan ketika berada di luar rumah, belum bebas untuk hangout di mall-mall. Bisa dikatakan, tahun 2020 merupakan tahun terkelam and almost drive us crazy.

Advertisement

Meluasnya cakupan virus yang tersebar membuat hati kita selalu diliputi rasa was-was. Kita merasa takut untuk sekadar berinteraksi dengan teman atau tetangga, selalu menjaga jarak karena OTG (Orang Tanpa Gejala) semakin bertambah jumlahnya, semakin jarang berkumpul dengan keluarga karena khawatir akan tertular. Selain itu, merebaknya sekelompok orang yang kontra akan adanya virus Covid-19 ini menambah daftar kekhawatiran kita dalam bersosialisasi.

Pemutusan hubungan kerja besar-besaran membuat para pengangguran dan fresh graduate semakin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Ekonomi tumbuh melamban. Seluruh manusia sibuk berusaha untuk bertahan demi perut agar tidak kelaparan.

Bertahan di dalam rumah demi memutus rantai penularan virus Covid-19, memaksa kita berpikir untuk melakukan aktivitas demi mengisi waktu luang selama stay at home. Ada yang beruntung memiliki fasilitas Netflix untuk menonton drama Korea terbaru, streaming film bagi yang mempunyai kuota yang berlebih, atau work from home bagi mereka yang masih bekerja dan memiliki penghasilan. Sedangkan bagi yang tidak bisa melakukan ketiga hal tersebut, ya sudah hanya bisa melihat kesenangan mereka lewat story sosial media mereka saja~

Advertisement

Harus diakui bahwa banyak planning atau rencana kita yang sudah disusun dengan rapi pada tahun-tahun sebelumnya yang terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan akibat dari pandemi Covid-19 ini. Ada yang sudah menyusun jadwal untuk mengadakan seminar di berbagai kota atau bahkan di luar negeri, ada yang berniat untuk berlibur menjelajah dunia dengan tiket yang sudah di tangan tetapi terpaksa di-cancel, dan hal lain yang akhirnya harus ditunda terlebih dulu menunggu kondisi bumi membaik.

Bosan? Iya. Lelah? Pasti. Sedih? Tentu saja. Bagi kita yang taat akan peraturan dan protokol kesehatan, menunda semua hal tersebut adalah lebih baik daripada mengorbankan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang tertular karena bermula dari keegoisan individu yang menganggap remeh virus dari Wuhan ini.

Advertisement

Berbulan-bulan kita lalui tanpa kepastian yang nyata kapan pandemi ini akan usai. Sejak bulan Maret sampai Desember ini waktu tidak terasa berputar sangat cepat. Banyak yang merasa waktu yang telah kita habiskan untuk memikirkan virus menakutkan ini terbuang percuma tanpa melakukan hal-hal yang berguna. Meskipun era new normal telah berjalan, namun di beberapa wilayah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) semakin diperketat. Masyarakat tidak lagi bebas keluar masuk kota. Apalagi dengan diberlakukannya tes rapid antigen bagi mereka yang hendak bepergian keluar kota. Ruang gerak kita semakin terbatas.

Apalagi sekarang beberapa mall memberlakukan aturan untuk tidak membawa anak di bawah usia 12 tahun. Anak-anak kita sudahlah tidak bisa bersekolah tatap muka, ditambah tidak bisa mencari hiburan di luar rumah. Kendaraan umum juga membatasi usia para penumpangnya. Di rumah pun sudah tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan untuk mengisi waktu luang. Semua bingung. Semua gabut.

Kita semua sama. Kita semua mengalami hal yang serupa. ‘Terpenjara’ di rumah sendiri seakan-akan tidak bisa menikmati keindahan yang berada diluar sana. Banyak cita-cita yang sudah kita impikan di tahun 2020 yang harus terhenti. Banyak rencana yang sudah disusun yang akhirnya terpaksa hanya menjadi wacana.

Bukan hanya kamu saja yang geraknya terhenti, bukan hanya kamu saja yang kehilangan pekerjaan, bukan hanya kamu saja yang bosan berada di rumah saja, bukan hanya kamu saja yang merasa melewati tahun 2020 dengan sia-sia tanpa satupun pencapaian yang diraih. Tidak peduli usia, laki-laki atau perempuan, kaya atau yang tidak berpunya. Pandemi ini melumpuhkan kita.

Tidak perlu terlalu bersedih akibat mimpi dan harapan kita yang masih mengambang di tahun 2020 kemarin. Tidak perlu memaksakan diri untuk menyelesaikan rencana di 2020 yang mustahil untuk dilaksanakan di tahun 2021. Mari kita pelankan 'kayuhan sepeda' kita, tidak perlu terlalu ambisius di tahun 2021 ini. Biarkan ia berjalan perlahan bersama situasi yang belum jelas endingnya. Pandemi akan berakhir, cepat atau lambat. Begitupun impian dan rencana kita, pasti suatu saat akan terlaksana. Bukan hanya kamu saja. Kita semua sama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih berusaha untuk menulis ditengah kesibukan mengurus anak