Ayah, Ibu, Terima Kasih Telah Mengkhawatirkanku, Meski Sendiri Aku Baik-Baik Saja

Nak, usiamu sudah dewasa, carilah pasangan dan menikahlah, kelak ketika kami tua, kau ada yang menjaga - Ayah dan Ibu

Sebagai perempuan yang masih single di usia 23 tahun ke atas memang kerap dituntut untuk segera menikah. Ditambah lagi dengan teman-teman sebaya yang telah menikah dan memiliki anak. Sebagian orang masih mengganggap bahwa menikah adalah sebuah perlombaan, dan menjadi kebanggaan bagi orangtua jika anak mereka lebih dahulu menikah daripada anak tetangga. 

Advertisement

Saat berkumpul dengan keluarga besar, acara arisan, atau kondangan, orangtua cenderung membanggakan pencapaian anaknya, mulai dari karir hingga kehidupan pernikahan. Orangtua tentu bangga jika anaknya menikah dengan pasangan yang mapan, berasal dari keluarga terpandang, punya karakter yang ramah, dan tentunya cantik atau tampan. Betul bukan?

Bagi orangtua yang anaknya belum menikah di usia yang menurut standar orang lain harus menikah, cenderung tidak percaya diri saat berkumpul bersama orangtua lainnya. Apalagi ketika ditanya tentang pasangan anaknya. "Eh gimana? Anakmu sudah punya pasangan? Cepat carikan jodoh untuk anakmu itu, jangan sampai jadi perawan atau perjaka tua? Atau gak laku-laku?"

Keinginan tetangga itulah yang akhirnya membuat orangtua menuntut anaknya untuk segera menikah. Sesuai pengalamanku, sebenarnya tidak semua orangtua menuntut anak-anaknya segera menikah walaupun secara usia anak sudah layak untuk menikah. Hanya saja, celoteh tetangga kerap kali membuat orangtua merasa khawatir tentang masa depan anak, jika tidak segera menikah. 

Advertisement

Apa yang mereka khawatirkan? Apakah benar, mereka takut jika anaknya tak mendapatkan pasangan sampai tua nanti?

Mungkin salah satunya hal tersebut. Tapi, ada fakta lain yang cukup mengharukan yaitu kekhawatiran orangtua, di masa mendatang yang tidak dapat menjaga anaknya lagi. Selama anak belum menikah, orangtua kerap memperlakukan anaknya bagaikan anak kecil (berapapun usianya). 

Advertisement

Ketika anak merantau bekerja, orangtua selalu mengecek kondisi anaknya walau hanya melalui telepon pintar. "Nak, apakah kamu sudah makan? Bagaimana pekerjaanmu, bagaimana teman-temanmu?". Saat sakit, mereka berkirim pesan "Bagaimana kondisimu? Sudah ke dokter? Sudah minum obat?". Orangtua masih memiliki tanggung jawab penuh kepada anaknya. 

Berbeda halnya dengan anak yang sudah menikah. Kepeduliannya sedikit berkurang, karena mereka mempercayakan pada pasangannya yang akan menjaga anaknya dalam keadaan apapun. Suatu ketika orangtuaku berkata "Nak, segeralah cari pasangan. Biar kelak ada yang menjagamu setiap hari". 

Perihal tuntutan orangtua terhadap pernikahan anak, bukan hanya menghadirkan keturunan untuk keluarga. Tetapi, ada fakta lain yaitu sebagai pengganti orangtua untuk menjaga anaknya ketika tua nanti. 

Kekhawatiran orangtua terhadap anaknya adalah hal yang wajar. Sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, menuruti permintaan mereka adalah salah satu bentuk baktinya. Walaupun, tidak semua hal bisa dituruti karena anak juga punya pilihan dan keputusan sendiri dalam hidupnya. 

Memang tidak bisa dipungkiri, setiap individu tidak dapat hidup sendiri. Butuh sahabat hingga teman hidup. Sementara, tidak semua orang menginginkan pernikahan dalam hidupnya, entah karena belum menemukan pasangan yang sesuai atau memang memilih untuk tidak menikah. Walaupun dianggap aneh, ketika tidak menikah. Tetapi nyatakan ada individu yang memilih menjadi single seumur hidupnya dengan berbagai alasan dan tujuan.

Apakah kamu juga punya permasalahan yang sama? Dituntut menikah oleh orangtua, padahal saat ini pernikahan bukanlah prioritas utama dalam hidupmu? Tanpa harus membangkang orangtua? Sebagai anak yang masih single atau memilih melajang, jika tuntutan pernikahan dari orangtua karena perihal kekhawatiran mereka tentang kehidupan anak di masa depan, sampaikan alasannya kepada mereka. Sudah saatnya kita membuktikan pada orangtua bahwa sendiri pun tak masalah. Buat mereka yakin, bahwa kamu sebagai anak bisa hidup mandiri, mampu menjaga diri sendiri dengan baik, punya teman dan relasi yang mendukungmu, dan punya tujuan hidup yang jelas. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang full-freelancer penulis artikel website. Introvert. Pecinta drama Korea. Punya cara balikin mood dengan minum kopi hangat.