Meski Pahit Kehidupan Masih Sangat Bisa Dinikmati

Hidup merupakan kesempatan untuk membuat kenangan, entah itu manis atau pahit

"Pagi mas."

Advertisement

Suara ini akrab di telinga. Tanpa melihatnya pun saya tahu pemiliknya.

"Pagi." Kusahut tanpa menoleh. Lantas, terdengar suara motor, pintu pagar terbuka, lambat laun suara motor itu menghilang dikejauhan. Menyatu dengan keributan jalan raya. Begitu kemarin, hari ini, dan juga besok.

…

Advertisement

Rutinitas, memerangkap pikiran bahwa hari ini, sama dengan hari sebelumnya. Padahal, waktu melaju, setiap detik adalah waktu yang baru. Jadi hari ini, sama sekali berbeda dengan kemarin. Selalu ada saja hal-hal tidak terduga yang dapat terjadi. Lantas, ada kebiasaan bergumam padahal biasanya tidak apa-apa. Seraya penuh tanda tanya kebingungan.

Jika kemarin berbeda dengan hari ini, lantas mengapa semuanya dibuat tampak sama. Di desain, seolah semuanya hanya berulang. Waktu yang sama, 24 jam lantas kembali lagi ke semula. Hari yang sama, senin sampai minggu. Bahkan, semesta juga menegaskan bahwa keberulangan itu bersifat hakiki. Perputaran  Bulan dan Matahari adalah buktinya. Atas dasar itu pula detil waktu disusun oleh manusia. Hari dibuat, agar semuanya tampak mudah dipahami. Dalam ruang waktu seperti itulah manusia mengembangkan kehidupan.

Advertisement

Ada yang beranggapan, semuanya hanya berputar, berulang, sehingga jalani saja hidup ini. Namun ada yang coba mengembangkan keberanian, keluar dari rutinitas. Mereka meyakini, kemarin berbeda dari hari ini, dan kedepan mereka ingin mewujudkan banyak harapan. Bagi saya, keduanya terjebak, diatas landasan yang berbeda saja. Namun sama-sama berputar-putar. Ini bukan mana yang benar dan yang salah. Bukan seperti itu, karena keduanya bisa dijalani. Baik untuk bahagia atau sebaliknya.

Tidak perlu berpikir orang yang menjalani rutinitas, menganggap apa yang harus dijalani adalah takdir hidupnya itu lantas tidak bahagia. Juga berpikir orang yang hidupnya dinamis itu selalu bahagia. Itu hanya soal pilihan, meski kadang mereka juga tidak benar-benar memilih.

Bagi saya, hidup adalah kesempatan. Meski saya paham, kehidupan yang saya jalani ini bukan ada karena saya menginginkan. Karena faktanya, saya harus belajar menjalani hidup, setelah saya memang sudah hidup didunia ini. Ibarat belajar berenang, saya sadar harus berenang setelah berada dilautan. Tidak ada manual book yang dapat saya pakai untuk dipelajari terlebih dahulu. Berenang saja. Goyangkan kaki dan berusaha tetap terapung. Salah benar itu hanya soal perspektif. Karena ini bukan kompetisi.

Pahit manisnya hidup itu adalah fakta. Karena perasaan kita tidak bohong. Seperti halnya lidah, hanya bisa merasakan asin, pahit dan manis. Namun, otak kita yang menyimpulkan, manis, asin atau pahit itu enak atau tidak. Karena faktanya, banyak orang yang saat beli siomay, pengin ada pare didalamnya. Meski pahit, itu enak buat mereka. Meski saya bilang tidak demikian. Tidak perlu juga menghakimi bahwa mereka salah.

Hidup adalah kesempatan untuk membangun kenangan diingatan. Karena senyuman hari ini, adalah hasil apa yang dikerjakan dimasa lalu. Esok itu baru ada dikepala, itu baru terasa setelah menjadi bagian dari masa lalu. Sehingga, jika semuanya hanya tentang membuat kenangan, buatlah selalu setiap detiknya indah. Karena akan menjadi lebih indah disetiap kita mengingatnya. Masa lalu itu, meski rutin akan selalu tampak baru. Karena menyemangati hari ini, untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang.

Waduh, saya kok tiba-tiba bingung sendiri ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis lepas bisa ditemui di : juliusdeliawan@gmail.com