#MerdekaTapi Ujung-ujungnya Patah Hati Karena Cinta. Teruslah Berkarya Sampai Dia Merasa!

Pernah menciptakan sebuah karya untuk seseorang, tapi ternyata bukan dia orangnya

Negara kita merdeka sudah 73 tahun lamanya, tapi rasanya hati ini masih terjajah saja. Lagi pula, negara sudah merdeka pun tidak bisa mengurangi persoalan negara begitu saja. Sampai sekarang pun negara kita masih berjuang mencari cara mengatasi satu per satu persoalan yang ada. Jadi sebisa mungkin jangan sampai menambahi dengan persoalan hati sendiri, yang belum tuntas sampai kapan kan berujung status kejombloannya ini.

Advertisement

Arti kemerdekaan bagiku dalam hubungan asmara. Merdeka jika bisa memilikimu sejak dulu, sekarang dan selamanya. Tapi, seperti halnya negara kita yang akhirnya mendapatkan kemerdekaannya, aku pun juga harus berjuang untuk mendapatkan pengakuannya. Seperti dimana dia benar-benar mengaku secara tertulis kalau aku memenangkan hatinya. Demikian halnya dengan teks Proklamasi, yang juga ditulis dan diketik sedemikian rupa untuk menjadi bukti kalau negara telah merdeka.

Rasanya tidak asing lagi dengan namanya berjuang. Apalagi dengan persoalan cinta. Aku pernah berjuang untuk seseorang. Bisa dibilang bukan sekali ini saja aku menciptakan karya untuk seseorang. Baik itu berupa lagu, gambar atau pun tulisan. Tapi ternyata semua seperti tidak berarti apa-apa. Aku hanya terlalu tinggi membayangkan jika dialah yang tercipta untukku nantinya. Aku salah dalam mengartikannya.

Bagiku mencurahkan isi hati melalui karya, ketika galau, suka dengan seseorang atau kesepian lebih melegakan. Karena memang aku hobi dengan itu semua. Tapi setidaknya dari karyaku itu semua, dia kan merasa. Tapi ternyata kecewa yang kudapati sampai sekarang.

Advertisement

Saat ini akupun sebenarnya ingin menciptakan sebuah lagu, juga gambar untuk seseorang. Tapi, kali ini aku benar-benar berpikir panjang. Berbicara dengan diri sendiri. Bertanya pada kebingungan sendiri. Untuk menetapkan siapa yang memang benar-benar ku ciptakan gambar ataupun sebuah lagu ini. Jangan sampai untuk kesekian kalinya, aku salah dalam menaruh harapan lagi melalui karyaku ini. Tapi aku juga berpikir. Bisa saja dialah orang yang pantas untuk kuciptakan karya melalui sebuah rasa ini. Atau kucoba saja? Entah responnya nanti bagaimana, toh itu memang sebagian proses yang harus kuterima.

Namun yang kutakutkan kalau dia terlalu cepat mengartikan, hingga akhirnya menolakku sebelum aku berjuang, bagaimana? Karena bagiku dia seseorang yang berbeda dari kebanyakan pria yang ku kenal sebelumnya. Perlahan aku pun mengaguminya. Hingga terlalu dalam kurasa.

Advertisement

Rasa ketakutan ini akankah berbalas berani? Rasa yang tersembunyi yang begitu menggebu ini. Berharap di antara bintang yang bergemerlap disampingmu kini, kau kan memilihku nanti?

Rasanya terlalu egois sekali jika diri ini membuatmu kan cepat mengerti, jika ku berikan karyaku nanti. Sekali lagi, kesabaran ini membuatku mengerti arti menunggu sendiri.

Kini kucoba merangkai kata demi kata. Kususun nada demi nada. Tapi, rasanya belum tepat juga. Berputar-putar tanpa bisa keluar sepenuhnya semua yang ada dalam kepala. Berkali-kali kuhapus dan kuperbaharui liriknya. Kucoba untuk membubuhkan rasa dalam setiap kata dibaliknya, jika suatu hari nanti dia mendengarnya.

Ah.. Rasanya terlalu percaya diri saja diri ini. Menganggap dia kan merasa. Atau sebenarnya kau pun tahu tapi pura-pura tidak merasa? Dengan story apa lagi yang harus ku buat untuk membuatmu peka?

Teman-temanku bilang, sudah tidak zamannya lagi, bila sampai saat ini aku masih menunggu cinta. Zamannya sudah beda. Baik pria ataupun wanita sekarang, tidak ada yang harus siapa duluan mengungkapkan sebuah kata cinta. Bila sudah yakin akan adanya rasa, kenapa tidak mencoba? Meskipun dulu setidaknya aku juga pernah mencoba. Mengungkapkan sebuah rasa kekaguman yang telah lama terpendam. Tapi untuk sekarang, kepadamu begitu sangat sulit. Bahkan untuk sekedar menanyakan kabar.

Semuanya tidak semudah itu untuk diungkapkan seperti halnya yang pernah terjadi kemarin. Aku pun sadar, nantinya akan kehilangan sebuah rasa lagi, yang mungkin tidak akan pernah aku miliki. Meskipun saat ini aku masih menunggunya dengan terus menciptakan karya.

Coba lihatlah aku. Aku tidak sendiri menunggumu. Aku disini bersama dengan karya-karyaku.

Biarlah aku menyimpan segala rasa dalam sebuah rahasia. Sendiri, saat ini. Sampai kau benar-benar percaya. Bahwa dari tulisan-tulisanku ini pun adalah sebuah karya. Yang kucipta untuk memperjuangkan sebuah rasa. Dan selalu berharap ini akhir dari segala perjuangan yang kan merdeka pada waktu-Nya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.