Merdekakan Diri Dari Rasa Takut dan Cemas Demi Kemajuan Negeri

Selamat hari kemerdekaan para pemuda Indonesia! Sebentar lagi kita akan merayakan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Sejak awal bulan gaungnya telah mulai terasa. Bendera merah putih yang berkibar gagah bisa kita temui dari mulai gedung perkantoran, jalan raya hingga di dusun-dusun. Semua orang larut dalam rasa syukur dan suka cita memperingati kemerdekaan Indonesia.

Kita sebagai pemuda Indonesia hendaknya memaknai kemerdekaan dengan tak hanya sebatas mengikuti upacara bendera atau ikut ambil bagian dalam lomba-lomba yang lazimnya diadakan pada bulan Agustus. Ada hal yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan. Baik itu berguna untuk diri sendiri maupun untuk bangsa dan negara.

Mari kita bersama-sama melangkah demi membebaskan diri dari rasa takut dan cemas untuk memulai hal baik! Ada saatnya kita merasa ragu untuk memulai hal baik. Ada kecemasan yang membelenggu begitu kita ingin memulai hal baru. Kadang karena terlalu lama berada di zona nyaman, kita berada disituasi stagnan. Padahal Indonesia membutuhkan anak muda yang berani berpikir kreatif dan mau melangkah maju untuk kejayaan negeri ini.

Lagi pula rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi kesehatan jiwa, hingga akhirnya akan berpengaruh pada gangguan fisik juga. Belajar mengendalikan rasa takut dan cemas sebenarnya akan memberikan banyak manfaat untuk diri kita sendiri. Hidup jauh terasa lebih tenang dengan dengan tidak adanya pikiran-pikiran negatif yang berseliweran serta menghambat setiap langkah kita. Sudah saatnya kita memerdekakan langkah-langkah maju kita dari rasa takut dan cemas yang bersumber dari diri sendiri.

Kita harus berani melawan rasa takut dan cemas itu! Ketika kita ingin berbuat baik tidak dapat dipungkiri godaan yang menghadang begitu kuat. Jangan khawatir! Selagi tekad masih tetap kokoh, godaan dan rintangan itu pasti bisa teratasi. Tunggu apa lagi! Mari merdekakan diri kita dari rasa takut dan cemas untuk memulai hal baik! Lakukan hal baik untuk Indonesia! Kalau bukan kita, siapa lagi?