Era digital seperti sekarang ini rasanya kegiatan menyentuh tanah, bermandi sinar matahari, dan bersentuhan keringat bagi anak-anak adalah suatu kegiatan yang tidak modern. Duduk di ruang ber-AC sambil memegang gadget dan membuka aplikasi pemutar video atau game adalah pilihan bagi orangtua sekarang. Orangtua merasa lebih aman dan nyaman melihat anaknya duduk manis dan tenang ketika sibuah hati asyik melihat dan memainkan gadget miliknya. Sambil sang orangtua mengerjakan kerjaan lain atau juga menskrol media masanya.
Tidak dirasakan hal tersebut di atas adalah kebiasaaan yang sering kita lihat belakangan ini, ketimbang anak bermaian untuk mengasah motorik halus maupun kasarnya. Ketuntasan motorik halus dan kasar pada usia anak mempengaruhi pola pikir juga sebenarnya tentang problem solving ketika usia usia SD kelas 3 ke atas. Apalagi mengenai peran dia kelak sebagai pemimpin yang bertugas untuk mensejahterakan manusia lain dan alam semesta yang ia tinggali.
Peran besar tersebut akan bisa dilaksanakan jika sejak dini sudah diajarkan. Melalui kegiatan berkebun, akan dikenalkan tentang air, tanah, dan pohon/tanaman. Jangan sampai karena tidak dikenalkan sejak dini, yang ditahu hanyalah uang. Karena uang tidak dapat dimakan atau diminum atau membeli keduanya ketika pohon terahir yang menghasilkan oksigen dan buah tidak adalagi, mata air berhenti mengalir. Olehkarena itu, manfaat dari berkebun sejak usia dini sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak dan kelestarian bumi.
Ketika berkebun memang kita akan bersentuhan dengan hal yang kasar maupun lembek. Harum maupun tidak harum, dan pastinya akan panas dan berkeringat. Tetapi dari hal itu akan membantu dan memberikan pembelajaran pada anak tentang eksplorasi sensorik. Dengan kegiatan berkebun anak mengaktifkan semua sensoriknya, baik indera pembau, peraba, dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, anak yang sejak usia dini sudah diajak berkebun akan terlatih motorik halusnya. Terlatihnya motorik halus akan membantu konsentrasi. Ketika anak mampu konsentrasi dengan penuh maka jika diukur kemampuan akademiknya melalui hasil asesmen, tentunya akan lebih unggul.
Begitu juga konsep tanggung jawab. Melalui berkebun, anak akan faham tanggung jawabnya ia adalah untuk merawatnya. Dan harapan besarnya adalah ketika ia samapai dewasa si anak akan faham dan tahu serta melakukan tindakan konkret untuk melestarikan bumi. Karen keruskan bumi sekarang ini disebabkan kurangnya karakter tanggung jawab, dan sikap tanggung jawab harus dipupuk sejak usia dini.
Hal yang baik lagi dari kegiatan menanam atau berkebun juga berkaitan dengan konsep dasar sains dan matematika. Bagaimana tidak. Saat kita berkebun kita akan tahu mana ciptaan Tuhan yang tergolong biotik dan abiotik. Apasaja bagain dari tanaman. Bagaimana pergiliran atau siklus hidup tanaman. Hal hal tersebut adalah sebagian kecil dari konsep sains yang akan didapat anak saat berkebun. Ditambah ketika menggunakan polybag maka akan tahu namanya volume, bentuk bangun datar, dan konsep pecahan. Walaupun meraka belum sepenuhnya memahami, tetapi setidaknya meraka mendapatkan pengalaman yang sewaktu waktu ketika direcalling akan tahu dan lebih cepat teringat karena sebelumnya pernah dapat konsep matematika ini.
Kegiatan berkebun dapat dilakukan oleh ayah atau bunda bersama keluarga, atau dilakukan oleh sekolah formal maupun informal. Berikut adalah salahsatu dokementasi kegiatan salah satu sekolah pendidikan usia dini di Semarang PAUD Islam Bintang Juara bersama Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) Jawa Tengah dan SD Islam Bintang Juara dalam kegiatan berkebun untuk mengenalkan pentingnya menanam dan merawat tanaman dalam mencegah perubahan iklim yang lebih parah lagi.
Dengan kegiatan tersebut anak anak akan tahu pentinhnya menjaga dan bermanfaat untuk bumj sebagai tempat tinggal. Karena manusia yang beraktivitas pastilah mempunya cerita, dan yakinlah alam yang menjadi tempat aktivitas juga punya rasa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”