Merantau: Perjalanan Penuh Arti

Apa yang terpikir di benakmu ketika mendengar kata merantau?

Bagi sebagian orang yang tidak pernah merantau, mungkin pernah terbesit setidaknya sekali dalam hidup pertanyaan seperti bagaimana rasanya merantau? Bagaimana rasanya hidup sendirian di kota orang tanpa adanya keluarga? Bagaimana rasanya hidup dengan serba mandiri? Bagaimana rasanya menjadi orang yang seperti dipaksa dewasa dan apa-apa sendiri?

Advertisement

Istilah merantau sendiri awalnya berasal dari bahasa dan budaya Minangkabau yaitu dari kata "rantau." Kata rantau pada awalnya bermakna wilayah-wilayah yang berada di luar wilayah inti Minangkabau. Sekarang, kata merantau berkembang menjadi istilah yang berarti perginya atau pindahnya seseorang untuk meninggalkan tempat di mana ia dilahirkan dan tumbuh besar menuju suatu wilayah lain, dengan tujuan yang bermacam-macam, seperti misalnya menjalani kehidupan baru, berkuliah, bekerja, ataupun sekadar mencari pengalaman baru. Merantau sering dikaitkan dengan dewasanya seseorang karena keberaniannya pergi jauh dari tempatnya berasal. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk pergi merantau, seperti tuntutan mencari nafkah, mencari ilmu, atau rasa penasaran atas suatu tempat.

Merantau adalah perjalanan yang cukup lama di kota orang. Biasanya, perantau yang rumahnya jauh dari tempat perantauannya hanya pulang saat lebaran atau hanya setahun sekali, bahkan ada yang lebih lama dari itu. Bukannya tidak kangen rumah atau tidak kangen keluarga, keadaanlah yang membuat hal tersebut terjadi. Masih banyak urusan, pekerjaan, dan hal-hal lain yang tidak memungkinkan ditinggalkan untuk pulang ke rumah.

Sebagai anak perempuan satu-satunya yang baru pertama kali merantau, rasanya berat sekali untuk meninggalkan rumah, terutama meninggalkan adik yang sedari bayi tidak pernah berpisah dengan saya. Saat itu, sekitar dua bulan sebelum meninggalkan kampung halaman, saya sering menangis memikirkan bagaimana keadaan adik yang biasanya selalu bergantung kepada saya. Di lubuk hati terdalam, saya tidak ingin meninggalkan rumah, tetapi di sisi lain saya pun tidak punya pilihan. Dengan tujuan untuk mencapai cita-cita, mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus merantau ke kota orang untuk menuntut ilmu.

Advertisement

Hidup merantau di kota orang bukanlah sesuatu yang mudah, hal tersebut juga bukanlah suatu keputusan yang dapat diambil oleh semua orang. Oleh karena itu, tak sedikit dari mereka yang berbangga hati dengan julukan anak rantau. Ketika memutuskan untuk pergi merantau, secara tidak langsung kamu harus siap mengambil risiko tanggung jawab yang lebih besar untuk dirimu sendiri. Memutuskan untuk pergi merantau artinya kamu keluar dari zona nyaman dan hal tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri. Akan tetapi, merantau dan hidup di perantauan akan mengajarkan kamu arti sesungguhnya kehidupan, bahwa hidup butuh kemauan dan tekad yang sangat kuat.

Ketika sudah hidup merantau di kota orang, akan ada banyak sekali suka dan duka yang akan kamu alami dan hal tersebutlah yang akan menyadarkan kamu betapa hidup ini sangat berarti. Kamu akan berteman baik dengan istilah yang biasa disebut kesepian, kesendirian, dan kerinduan akan rumah yang mungkin akan lebih sering membuatmu menangis, apalagi ketika kamu harus memendam sendiri hal tersebut tanpa bisa bercerita kepada siapapun mengenai apa yang kamu rasakan.

Advertisement

Hidup merantau akan mengajarkan kamu untuk tetap bertahan dengan tujuan dan pendirian yang kuat, serta menyadarkan kamu bahwa apa yang kamu lalui adalah salah satu proses dari perjuanganmu. Keringat dan air mata yang kamu keluarkan akan terbalaskan dengan bahagianya orang tuamu saat melihat anaknya wisuda dan lulus dengan predikat cum laude. Bagi anak rantau, hal tersebutlah yang dapat dijadikan motivasi untuk sukses dan tujuan awal ia merantau. 

Hidup merantau juga mengharuskanmu untuk hidup hemat, memaksamu untuk menahan semua keinginanmu untuk membeli barang yang tidak terlalu diperlukan, dan memintamu untuk dapat mengatur uang yang telah diberikan oleh orang tuamu. Selain itu, permasalahan yang harus kamu selesaikan, mental kamu yang harus menjadi lebih tangguh, dan terganggunya kesehatan juga menjadi bagian dari perjuanganmu sebagai anak rantau.

Akan tetapi, semua kesepian dan kesedihan yang kamu rasakan lama kelamaan akan hilang jika kamu melakukan kegiatan yang produktif, baik itu di dunia perkuliahan maupun pekerjaan. Teman-temanmu atau rekan kerjamu pula dapat menjadi salah satu sandaranmu ketika kamu mulai merasakan kesendirian dan merindukan suasana rumah. Setidaknya, jangan pernah lupa bahwa meskipun kamu jauh dari rumah, akan selalu ada hal lain yang akan menantimu di depan sana dan akan ada rumah kedua yang menjadi tempatmu untuk singgah.

Bagi saya sendiri, sejak menjadi anak rantau, ada satu lagu dari Yura Yunita berjudul Jalan Pulang yang liriknya menjadi salah satu lirik favorit saya. Lirik tersebut berbunyi:

"Teruslah jalan terus berjalan

Kaki mungilku yang terus menahan beban

Teruslah jalan terus berjalan

Sebentar lagi ku akan sampai tujuan"

Sesuai dengan lirik lagu tersebut, biarkanlah semua berjalan menurut waktunya masing-masing. Percayalah, di depan sana, tujuanmu sedang memperhatikanmu dan menunggumu dengan sabar. Oleh karena itu, di mana pun kamu berada, tetaplah jadi versi terbaik dari dirimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini