#MimpiMasaMuda-Menyambut Indonesia Maju dengan Menebarkan Virus Literasi Bersama Generasi Muda

Generasi Muda dan Virus Literasi

Sudah 75 tahun Indonesia berdikari melewati berbagai masa sulit dalam melahirkan tunas-tunas bangsa. Teks proklamasi menjadi bukti bahwa perbedaan telah melebur menjadi satu. Bahasa Indonesia yang lugas, serta pengucapan yang lantang dari bibir sang proklamator telah membebaskan NKRI dari kejamnya penindasan. Namun jangan berbangga dahulu, Indonesia masih dirundung pilu. Bukan karena terjajah senapan atau peluru, tetapi para pemuda Indonesia masih ragu melangkah maju.

Advertisement

Mengapa begitu? Apa yang membuat para pemuda ragu dalam melangkah? Jawabannya ialah, karena para pemuda tak cukup dekat dengan dunia. Padahal, dunia beserta isinya selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Lalu, apakah kita harus berkeliling dengan pesawat terbang, jika ingin melihat dunia beserta seluruh isinya? Tentu, itu bukanlah cara yang tepat. Yang dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia, cukup dengan memperbanyak literasi.

Literasi merupakan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, serta memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh keterampilan ini tidak terlepas dari adanya bahasa. Itulah, yang menjadi kebutuhan generasi muda saat ini. Di tengah eratnya persaingan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Indonesia masih menempati ranking 60 dari 61 negara dalam hal literasi dan membaca.

Hal ini sangat disayangkan sekali jika terus terjadi dalam waktu yang lama. Mengingat, bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Maka menilik dari permasalahan tersebut, sebagai salah satu pemuda Indonesia, saya memiliki mimpi untuk menebarkan virus literasi hingga ke seluruh pelosok negeri ini.

Advertisement

Memang tak mudah, namun saya percaya bahwa Tuhan selalu mempermudah hamba-Nya untuk sebuah kebaikan. Perlahan tapi pasti, Tuhan mulai menggerakkan hati saya untuk memulai perjalanan dalam meraih mimpi. Berawal dari sifat introvert, saya memilih untuk tidak memercayai seorang pun sebagai tempat bercerita.

Kemudian saya tuangkan seluruh keluh dan kesah ke dalam lembaran berwarna putih. Saat itu, saya rajin sekali mencari tahu berita terkait perekonomian Indonesia yang kabarnya mengalami penurunan yang cukup besar di tahun 2017. Berbagai tulisan yang berantakan menghiasi bagian belakang buku tulis saya. Namun, tidak selesai sampai di sana, saya merasa ada yang kurang dari kegiatan menulis.

Advertisement

Semua yang ditulis hanyalah opini saya semata, apakah yang saya simpulkan itu sudah benar? Dan apakah penilaian saya terhadap sebuah berita sudah objektif? Tentu saja tidak. Saya membutuhkan seseorang yang dapat diajak berdiskusi, agar mendapatkan pemahaman yang lebih luas lagi. Tetapi, saat itu kendalanya ialah saya tak tergabung organisasi apa pun. Jujur, saat itu saya masih takut mengemukakan pendapat dan menerima banyak penolakan. Sehingga yang bisa saya lakukan hanyalah menulis, dan mencari berbagai referensi.

Saya mulai merasakan jenuh membaca saat memasuki masa perkuliahan. Jika hanya membaca dan  menulis, pasti  saya tidak akan menemukan jawaban atas seluruh pertanyaan. Akhirnya saya beranikan diri untuk menuangkan gagasan dan ide di hadapan publik. Tempat pertama saya menuangkan gagasan yang dahulu sempat ditulis ialah di sebuah organisasi mahasiswa.

Dari organisasi tersebut, saya berkenalan dengan seorang wanita yang juga menyukai kegiatan literasi. Ia adalah pengurus lama di organisasi tersebut. Ternyata, ia memiliki begitu banyak koleksi buku, dan meminjamkan saya sebuah buku berjudul “Seni Untuk Bersikap Bodo Amat”. Entah apa maksudnya? Namun, sebelum pulang ia malah merekomendasikan saya untuk membaca buku tersebut.

Setelah saya membaca keseluruhan, akhirnya dapat dimengerti bahwa buku yang ia pinjamkan bisa menjawab seluruh keraguan dan ketakutan saya. Sebuah kalimat yang begitu memotivasi: “Sakit akibat kejujuran menghasilkan rasa percaya dan hormat yang lebih besar dalam hubungan Anda dengan orang lain.”

Itu artinya, jika hanya berdiam diri menatapi seluruh tulisan tanpa mencari tempat utuk berdialog, saya akan menjadi seseorang yang gagal. Saya perlu berdialog untuk memercayai lebih banyak orang yang mungkin bisa membantu dalam mencapai tujuan saya. Meski pun menyakitkan, namun kejujuran sangat membantu pekerjaan menjadi lebih baik lagi.

Dan dari kisah tersebut, saya memutuskan untuk lebih mengasah seluruh keterampilan literasi. Dari mulai membaca, menulis, hingga berbicara. Meski ragu, saya harus tetap melangkah membawa perubahan. Ingat kembali bahwa masa depan bangsa berada di pundak generasi muda. Saya pun mulai memadukan ke tiganya: membaca, menulis, dan berbicara. Walau kenyataan yang saya temukan adalah tidak semua generasi muda menyukai kegiatan literasi.

“Jangan berputus asa Indah, kamu pasti bisa!” tuturku di dalam hati. Saya pun mulai aktif menulis di blog pribadi, dan membagikannya ke beberapa teman melalui pesan pribadi. Saya lalu menanyakan opini mereka atas artikel-artikel saya. Berbagai respon saya terima, hanya ada dua kategori respon tentunya: positif, dan negatif. Kedua respon tersebut membuat saya tambah bersemangat. Itu artinya, apa yang saya tulis telah membuka mata pembaca lainnya.

Perlahan, virus literasi mulai menyebar di tengah kaula muda. Namun, sepertinya perjuangan saya masih sangat kurang. Saya belum membangkitkan rasa ingin tahu generasi muda. Literasi bertujuan untuk lebih mendekatkan seseorang dengan dunia tanpa menjelajahinya secara langsung. Itu berarti, para pembaca harus memahami bagaimana fenomena-fenomena yang ada di dunia, seiring perkembangan zaman.

Hingga pada suatu hari, teman saya memberikan informasi lomba blog Internasional dari KOPERTIP. Saya sangat bersyukur dapat mengiku kompetisi ini. Bersama dengan dua orang teman saya, kami pun bekerja keras menyiapkan tujuh buah artikel terkait pengolahan limbah plastik dan kesehatan masyarakat. Tentunya, tema ini sangat berhubungan dengan kesehatan dimasa pandemi. Dengan menerapkan pola hidup yang sehat melalui pengolahan limbah yang baik, kesehatan masyarakat akan tetap terjaga.

Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat kami tidak bisa melakukan survei secara maksimal. Sehingga, hami hanya mengadakan survei di daerah masing-masing. Walau pun begitu, kami menemukan cukup banyak permasalahan sosial lingkungan. Masih banyak masyarakat yang membuang langsung limbah tanpa memilah dan mengolahnya. Padahal, limbah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terurai.

Dari hasil survei ini lah, kami mulai menggarap artikel. Menjadikan apa yang kami telusuri sebagai sebuah informasi yang bermanfaat. Ada pun, tujuan akhir dari lomba yang kami ikuti ialah menarik minat pembaca untuk lebih mengetahui makna dari permasalahan yang diangkat. Alhamdulillah dengan didukung melalui berbagai video pengolahan limbah, beberapa orang mulai tertarik menanyakan terkait fenomena yang terjadi sebenarnya.

Hingga tiba pengumuman pemenang perlombaan, Politeknik TEDC Bandung berhasil meraih juara tiga. Artikel kami pun semakin disebarluaskan oleh para dosen ke berbagai grup kelas. Kami harap, artikel-artikel tersebut bisa sampai hingga ke seluruh pelosok negeri ini, sehingga tidak hanya pemuda-pemudi di Politeknik TEDC saja yang merasakan manfaatnya. Akhirnya, mimpi saya untuk menebarkan virus literasi bersama generasi muda pun terwujud.

Saya harus terus menebarkan virus literasi ini tanpa henti. Tentunya, dalam mewujudkan mimpi di masa muda ini, tidak terlepas dari adanya peran gizi. Asupan gizi juga menjadi salah satu kebutuhan saya dalam menggapai mimpi menebarkan  virus literasi bersama generasi muda. Adakalanya, tubuh menjadi lesu saat sudah terlalu fokus dalam melaksanakan berbagai aktivitas. Untuk menghindari hal tersebut, kita harus tetap menjaga stamina tubuh agar tidak jatuh sakit. Makanan 4 sehat 5 sempurna merupakan kebutuhan primer bagi tubuh. Kita bisa mendapatkan zat gizi seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral melalui makanan 4 sehat 5 sempurna.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini