Aku tak pernah menyesal bertemu denganmu, karena itu pasti rencana Tuhan yang telah digariskan dalam hidupku.
Aku pun tak pernah menyesal karena pernah begitu menyayangimu, walaupun pada akhirnya aku menyadari bahwa kamu tak pernah benar-benar ingin menetap di hatiku. Percayalah, saat aku berjalan mundur dari hidupmu, itu bukan karena aku membencimu.
Aku hanya sedang memberi ruang pada hatiku untuk meyakinkan apakah aku bisa tetap berjalan tanpamu, atau akan tertatih menyembuhkan lukaku. Pada akhirnya aku memilih untuk menjauh, memberi ruang pada semua impian yang ingin kau capai. Pada akhirnya aku sendiri yang terluka oleh harapanku, harapan yang aku bangun sendiri tanpa pernah engkau amini.
Karena jika memang Tuhan mengizinkan, kita akan tetap saling menemukan.
Kamu pernah bilang kalau kamu tak suka dikekang, kamu ingin bebas menentukan semua pilihan di hidupmu tanpa perlu merasa tertekan. Kamu pernah bilang kalau rasa sayang akan tumbuh seiring berjalannya waktu kita bersama, tak perlu ada yang dipaksakan atau pun dikhawatirkan. Karena jika memang Tuhan mengizinkan, kita akan tetap saling menemukan.
Tapi sepertinya aku yang tidak sabar, memaksamu untuk segera memantapkan perasaan dan membuatmu kebingungan. Sepertinya hanya aku yang terbawa perasaan, berharap ada "kita" saat rasa itu belum sepenuhnya sempurna. Atau memang kau yang hanya ingin bermain-main dengan cinta.
Entahlah aku tak tau dan sudah tak mau tau.
Meninggalkanmu bukanlah hal yang mudah.
Aku harus berjuang melawan rindu yang kerap membuat dadaku sesak tak menentu.
Aku harus mulai terbiasa lagi menghadapi sepi, saat setiap malam aku selalu mendengar suaramu yang mampu redakan lelahku menghadapi hari. Aku harus mulai membiasakan diri tanpa hadirmu, saat setiap waktu kau selalu mampu mengukir senyum di wajahku dengan candamu.
Meninggalkamu tak semudah yang aku bayangkan, aku harus menyingkirkan ego untuk bisa memilikimu agar kau tak terluka karena aku. Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, haruskah aku melangkah sejauh ini? Karena pada akhirnya aku yang terluka sendiri. Semua ini memang pilihanku, agar aku tak terluka lebih jauh.Â
Terima kasih pernah ada dan memberi asa, dan pernah sama-sama bermimpi tentang "kita".
Mungkin ini adalah tulisan terakhir yang aku tujukan untukmu. Kini semua lembaran kisahmu akan benar-benar aku tutup dalam ceritaku. Sudah cukup kau menyakitiku, sudah cukup kau menganggap sepele semua perasaanku. Aku sudah tak ingin lagi berharap apa-apa, karena semakin jauh aku berjalan, aku akan semakin merasa sendirian.
Aku tak pernah ingin kau merasakan apa yang aku rasakan, karena itulah aku selalu mendoakan semua kebaikan dalam setiap doa yang aku panjatkan. Semoga Tuhan akan menyadarkanmu dengan cara yang baik, dan semoga Tuhan senantiasa memelukmu dengan hal-hal yang baik. Semoga kita akan sama-sama menemukan cinta yang semestinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”