Sama seperti hari-hari sebelumnya, namun yang membedakan hari ini dengan kemarin adalah baju coklat yang tengah aku gunakan. Untung saja celana jeans yang baru aku beli minggu lalu sempat ku cuci, setidaknya penampilanku hari ini berbeda dengan hari sebelumnya. Tapi, rasanya akan tetap sama saja jika Risa melihatku, mungkin dia akan mengatakan bahwa pakaianku sama dengan 3 hari yang lalu; masa bodo dengan apa yang akan dia katakan aku memang tidak punya banyak pakaian untuk dipakai berbeda setiap harinya.
Jujur saja untuk anak kostan sepertiku yang tak punya begitu banyak baju untuk dipadu-padankan, bahkan untuk membeli satu item pun harus menyisihkan beberapa bulan uang jajanku. Pakaianku juga lebih banyak baju santai dan baju formal, tidak ada sama sekali ruang untuk menyimpan sebuah fancy dress untuk kepesta dan lagi pula aku bukan tipe perempuan yang suka dengan sesuatu hal yang sulit.
Namun hal menyebalkan memang tidak pernah terlepas dari hidupku, dari yang kekurangan uang jajan, tugas kampus yang menumpuk sampai ketemu dengan orang-orang yang menyebalkan. Jadi, beberapa hari ini aku mencoba ojek online karena jujur aku tidak begitu suka dengan penuh sesaknya transportasi umum, dan yang paling ku benci adalah berdesakkan dengan orang yang tidak kukenal; rasanya seperti berada di planet berbeda, menyeramkan!. Itu sebabnya aku memilih diri menggunakan Ojek online, walaupun harganya sedikit lebih mahal tapi memiliki kelebihan mampu menembus macet.
Sebelum aku mengunduhnya kedalam handphoneku, aku membaca banyak review yang diberikan pengguna lain, dan ditambah lagi aku membuka kembali berita-berita berkaitan dengan ojek online yang sekarang jadi alat transportasi pilihan. Setelah berpikir cukup lama aku menentukan untuk segera mengunduhnya agar esok hari dapat aku gunakan, namun saat pengunduhan menunjukkan presentase yang bertambah pikiranku semakin tidak karuan. Lalu segera ku pilih untuk merebahkan badanku diatas kasur lantai yang cukup tebal. Semua hal baik dan hal buruk bercampur sampai aku sendiri tidak bisa membedakannya lagi.
Saat mataku terbuka lebar salah satu tujuanku yang pertama setiap paginya adalah mencari handphoneku hanya untuk mengetahui jam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi dan sedikit terkejut ketika icon aplikasi ojek online sudah berada di layar handphoneku padahal sudah beberapa hari yang lalu aku menginstalnya.
Aku segera bersiap untuk berangkat ke kampus tanpa sarapan, karena bisanya aku membeli sarapan di depan kampus. Saat semuanya sudah siap, tiba-tiba saja jantungku berdetak dengan sangat cepat dan jangan tanya kecepatannya seperti apa, dan itu terjadi setelah aku menekan “order” dilayar handphoneku dan hal itu seolah akan jadi senam pagi untuk jantungku.
Aku sudah memesan ojek online dengan tujuan kampus namun seperti biasa, menunggu adalah syarat utama, jadi ku pilih menunggu saja di depan kostan dengan jantung yang masih tak karuan. Ada rasa senang yang bercampur dengan rasa takut. Aku takut bahwa yang aku temui bukan orang yang sesuai, karena system yang terdapat di aplikasi ojek online sebenarnya random dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari diriku berada.
Tiba-tiba aku teringat akan satu hal, sejak seminggu yang lalu ada perasaan yang sempat aku abaikan. Sejak pertama kali menggunakan Ojek online ada hal yang dapat aku pelajari dan aku hubungkan dengan Risa. Tentang Risa yang mengatakan bahwa aku harus tampil berbeda tiap harinya agar memikit laki-laki agar menyukaiku, karena menurut Risa aku tak cukup terampil membuat tampilanku menarik.
Dan tentang ojek online, sejak perasaan tak karuan itu muncul sebenarnya aku sudah meyakinakan diri bahwa semua hal di dunia ini aman namun aku hanya terlalu takut melakukan hal yang baru; contohnya bertemu orang baru.
Mungkin maskut Risa, aku butuh pelengkap yang dapat melengkapi diriku, yang dapat mewarnaiku bahkan dengan warna yang lebih cerah atau beragam. Dan soal menunggu ojek online, aku jadi berpikir bahwa menunggu adalah sebuah pilihan karena kita bisa saja salah perkiraan karena menunggu tak kenal waktu, bisa saja sebentar, bisa saja memakan cukup banyak waktu. Pertemuan setelah menunggu adalah sebuah ke-random-an yang tidak direncanakan namun menumbuhkan perasaan yang tak karuan.
Aku masih menunggu sedangkan jam masih terus berjalan dan kakiku sudah pegal untuk berdiri, tapi pikiranku masih masih berputar-putar. Beberapa kali melihat jam dan posisi driver pada aplikasi yang semakin mendekat tapi tak kunjung nampak, pikiranku kembali berbicara banyak soal hal yang tak sempat aku pahami.
Jika rasa takut adalah rasa tak ingin tersakiti, apa semua orang yang jatuh pada pandangan pertama menyadari hal itu? Atau mungkin itulah hebatnya cinta, menunggu bisa saja terasa lama tapi tak terasa.
Sebuah motor mendekat ke arahku, membuka laca helmnya dan menyebutkan namaku. Aku hanya mengangguk dan langsung menaiki motor dengan rasa yang sedikit lega setelah sang driver menanyakan kesiapanku, ada sedikit rasa geli saat menyadari bahwa selama ini aku terlalu menutup diri bahkan dengan diriku sendiri.
Dan baru kusadari bahwa menunggu bisa saja sangat berarti untukku yang mencoba memahami apa yang sedang terjadi pada diriku, dan menunggu tidak selalu semenyebalkan itu. Karena menunggu adalah salah satu proses melihat satu hal dengan cara yang berbeda.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”