[CERPEN] Kukira Belahan Jiwa

Terbelenggu perasaan sendiri

Perkenalkan, namaku Arzeta Maharani. Ini adalah cerita tentang perasaanku kepada seorang laki-laki bernama Reino Dharmawan, cintaku pada pandangan pertama dan tidak akan pernah bisa aku lupakan. Karena dia begitu istimewa saat pertama kali aku melihatnya.

Advertisement

Agustus 1999

Hari ini aku terlambat datang ke kampus. Padahal, ini adalah hari pertama aku menjadi mahasiswa baru di Universitas Seruni, sebuah kampus di wilayah Jakarta. Kuliah pertamaku adalah kelas Statistika Satu. Pasti sangat membosankan, begitu bayanganku saat melamun di bis tadi. Dari namanya saja sudah terdengar berat.

Karena terlambat, aku terpaksa duduk di bangku paling belakang. Saat aku mau membuka buku, tidak sengaja penaku terjatuh, aku mengambilnya, dan saat itulah aku melihatnya untuk pertama kali.

Advertisement

Sosok laki-laki sempurna dalam pikiranku berkulit hitam manis dengan hidung mancung memperhatikan dosen dengan serius. Ada tindikan anting di telinganya. Entah mengapa, di mataku dia begitu istimewa. Itulah pertama kali aku melihatnya dan langsung mencintainya tanpa harus mengenalnya.

Desember 2000

Advertisement

Sudah hampir lebih satu tahun aku berteman dengannya Reino Darmawan. Dia tipe orang yang lebih suka menyendiri dan bahkan dia tidak memiliki banyak teman di kampus. Dia memilih untuk membaca buku atau hanya menulis sesuatu di kertasnya saat di kelas.

Tapi jangan panggil aku Arzeta kalau aku tidak bisa mendekatinya. Mungkin saat ini akulah satu-satunya teman wanita yang bisa dekat dan berbicara dengannya. Aku berusaha untuk tidak terlihat menyukainya, karena aku berpikir dia akan menjauhiku kalau saja dia mengetahui perasaanku sebenarnya.

Kami memiliki banyak kesamaan yang dapat kami bicarakan. Seperti dia suka menulis puisi. Kadang dia merasa aneh dengan hobinya tersebut karena menurutnya, laki-laki seumurannya harusnya mencari hobi yang dapat membuat mereka terlihat jantan seperti basket atau sepakbola. Tetapi entahlah semakin aku mengenalnya aku justru semakin menyukai keunikannya yang berbeda dengan cowok-cowok lain yang kukenal sebelumnya.

April 2001

Sudah hampir dua tahun aku dekat dengan Reino. Namun, tak sekalipun dia mengajakku jalan atau sekadar jalan bersama. Tetapi aku mengerti mungkin dia malu. Dia bukan orang yang berada, ke kampus pun dia hanya memakai sendal jepit saja.

Beberapa kali aku pancing untuk mengajaknya jalan berdua, tetapi dia selalu menolaknya. Aku mengerti mungkin dia lelaki yang tidak mau aku membayarinya. Bagiku itu nilai tambah untuknya, dia bukan lelaki gampangan yang mudah memanfaatkan wanita.

Juni 2002

Hari ini Reino ulang tahun, dan aku sudah menyiapkan kado untuknya. Boneka anjing berwarna cokelat persis seperti hewan kesayangannya bernama Dorman. Aku tahu dia sangat menyangi Dorman. Meskipun aku sangat takut dengan anjing pada kenyataannya, bagiku fakta bahwa Reino menyayangi Dorman membuatnya semakin menarik, karena terlihat tulus dan apa adanya.

Saat Reino menerimanya, dia tersenyum sangat manis. Bahkan keesokan harinya dia mengucapkan bahwa saat ini bantal pemberianku akan menjadi bantal kesayangannya yang menemani dia tidur di rumah. Betapa aku  merasa aku sangat istimewa baginya.

Agustus 2003

Hari ini hari ulang tahunku. Semua sahabat sudah memberikan aku kejutan ulang tahun, bahkan semua memberikanku hadiah, mereka memang sahabat-sahabat terbaikku. Tapi sampai detik ini aku masih menunggunya, satu ucapan yang sangat berharga melebihi ucapan lainnya.

Aku duduk di lobi kampus menunggu mungkin dia sedang banyak kuliah, tetapi ternyata aku tidak melihatnya. Di rumah pun aku masih menunggunya meneleponku, sampai akhirnya aku tidur terlelap. Dalam hatiku masih berharap dia mengingatnya atau dia hanya melupakannya karena kesibukannya.

Januari 2004

Aku melihatnya Reino di sana, dia menghampiriku. Tidak terasa ini sudah masuk semester terakhir kami kuliah, dan aneh perasaanku masih sama tidak hilang sama sekali. Aku yakin dia akan mengatakannya kali ini, tidak apa-apa terlambat Rein asalkan kamu menjadi milikku saat ini.

Tetapi yang terjadi kekecewaan yang amat dalam karena ternyata kamu bertanya padaku di mana Rinda, teman seangkatan kami yang sering satu kelas denganmu. Aku berusaha menahan rasa cemburuku dengan mengatakan aku tidak tahu, dan kamu langsung lari dari hadapanku dan menghampiri Rinda di ujung ruangan. Mereka terlihat berselisih pendapat tapi tiba-tiba Reino memeluknya, di situ hatiku terasa remuk. Mungkin inilah yang disebut patah hati.

Oktober 2005

Aku sudah menyelesaikan skripsiku. Saat ini aku pacaran dengan Roni Wibowo, teman seangkatanku yang selama ini selalu mendekatiku. Akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya. Secara fisik dia tampan dan menarik. Yang jelas sepertinya dia sangat menyayangiku.

Beberapa kali aku berusaha menghindari Reino, hanya karena aku takut aku akan semakin sakit hati dengan perasaanku yang tidak berbalas padanya. Lagipula, saat ini aku harus menjaga perasaan Roni sebagai kekasihku yang sebenarnya. Akhirnya kami lulus aku dan Roni juga sudah mengenalkan keluarga kami masing-masing.

Maret 2009

Aku dan Roni menikah, itulah jodoh yang sudah ditakdirkan. Walaupun ada sedikit perasaan yang tertinggal dengan perasaanku kepada Reino. Entah bagaimana, aku masih yakin dia seharusnya mencintaiku juga jika dia tahu sebesar apa aku mencintainya. Tapi aku sangat realistis, dan mengerti inilah yang terbaik untuk hidupku sekarang dan Ronilah yang akan menemaniku di hari-hari ke depan, dan dialah yang akan menjadi ayah dari anak-anakku kelak.

Oktober 2010

Aku sudah memilik seorang bayi perempuan kecil yang lucu bernama Alzena. Kehadiran Alzena melengkapiku. Namun, pernikahan tidak pernah semudah itu. Banyak sekali permasalahan yang aku dan Roni alami dalam penyesuaian hubungan ini, baik dari sisi ekonomi, dan juga batin yang saling bertentangan. Roni adalah sosok yang hatinya sekeras batu. Dia hampir mendominasi seluruh hidupku. Di titik ini aku mulai berharap lagi bahwa Reinolah yang menjadi jodohku.

Januari 2015

Masalahku dengan Roni semakin rumit. Di saat yang sama, aku menemukan jejak Reino di media sosial. Saat ini dia sudah menjalani kehidupan seperti keinginannya, dan kabar baiknya dia masih belum menikah.

Setidaknya, itu merupakan kabar baik untukku, karena aku masih memiliki harapan dengannya. Aku sempat ragu dia akan mengingatku saat menerima chat yang kukirimkan. Namun, ternyata dia membalas. Segala memori tentang hubungan kami di masa lalu muncul lagi, dan ternyata perasaanku padanya tidak berubah.

Terlebih saat aku menelepon mendengar suaranya, berbasa-basi sebentar, lalu aku mengungkapkan sepenuhnya perasaanku padanya. Perasaan yang selama ini kupendam. Dia bilang saat ini dia bisa saja dengan statusnya, apa pun mungkin terjadi, membuatku berharap lebih dari jawabannya yang memiliki arti yang luas.

 

Februari 2016

Seperti biasa Reino akan kembali menghilang dan berpetualang dan aku hanya tetap bisa berharap padanya untuk bisa datang dan menjemputku dari situasi yang semakin tidak aku sukai. Aku selalu berharap dia adalah pangeran penyelamatku, dan kami akan hidup berbahagia selamanya.

Aku selalu mengikutinya dari sosial media. Beberapa kali aku mengirimkan pesan, tetapi, dia tidak membalas. Baiklah mungkin dia tidak aktif saat ini dengan kesibukan yang dilakukannya. Saat ini Reino menjadi editor majalah ternama di daerah Bali, bidang yang selalu disukainya yaitu literasi. Aku akan selalu  mendoakan kesuksesannya, dan aku sangat bangga dengan apa yang diraihnya, saat ini bagiku itu cukup.

September 2017

Dia datang ke Jakarta. Aku melihat dari status-statusnya dia sedang di sini. Namun, kenapa dia tidak menghubungiku? Jika memang dia sungguh ingin bertemu denganku apakah dia tidak mengupayakan itu, apakah dia akan memberiku kejutan? Aku masih berharap dia akan datang kepadaku.

Sampai akhirnya aku lihat kembali statusnya dia sudah kembali ke Bali. Akhirnya aku memberanikan chat kepadanya, menanyakan kenapa dia tidak datang dan menghubungiku. Dia bilang itu hanya kunjungan yang singkat, tidak banyak waktu. Aku sangat memahaminya, sampai aku membuka kembali berandanya, ada dia berfoto dengan Rinda.

Juli 2018

Sepertinya permasalahanku dengan Roni sudah tidak dapat diselesaikan lagi. Aku memutuskan memberi waktuku sendiri, untuk berpisah sementara darinya. Aku merasa yang dijalani hanyalah suatu hubungan yang memaksa, tidak baik beberapa kalipun Roni tidak setia, sama dengan rasa cintaku yang berpihak sebelah.

Roni marah dengan keputusanku. Baginya sampai kapan pun dia tidak akan melepaskanku terutama melepaskna anaknya. Dia yakin kami bisa memperbaikinya. Di tengah keterpurukanku dengan masalahku, aku melihat Dia Reino sudah menikah dengan gadis Bali yang ada bersamanya. Mereka terlihat sangat bahagia, kali ini aku sepertinya harus menyerah, mungkin aku memang bukan pilihannya.

Januari 2019

Reino sudah memiliki bayi laki-laki sangat mirip dengannya. Dia sangat bahagia, sepertinya kehidupannya semakin lengkap. Akhirnya aku memberinya ucapan selamat dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk menyatakan perasaanku kembali kepadanya.

Kali ini aku harus mengikhlaskannya, supaya rasa penasaran ini hilang dan aku bisa melanjutkan hidupku kembali dengan sempurna. Aku butuh waktu 2 tahun untuk berbuat seperti ini dan jawabannya dia tidak menganggapku lebih dari teman. Aku bertanya semua perhatian dan semua kebersamaan yang kita lalui saat kuliah, dia menganggapnya hanya budi baik karena aku telah baik kepadanya.

Aku merasa saat itu benar-benar buta akan perasaanku sendiri dan bodohnya aku, merasa dia adalah cinta sejatiku dan belahan jiwaku. Bukankah seharusnya belahan jiwa memiliki rasa yang sama, bukan bertepuk sebelah tangan seperti ini. Dan penyesalan terbesarku harusnya aku jujur dari pertama, saat pertama kali aku memutuskan untuk mencintainya.

 

Ternyata ada seseorang yang selama ini ada dan hadir untukku, tanpa aku menghiraukannya, hanya melihat kekurangannya saja. Tetapi dialah yang sebenarnya layak untuk menjadi belahan jiwaku sesungguhnya.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah orang yang senang berimajinasi dan menulis