Menulis adalah tabiat manusia pada umumnya selagi ia masih pernah berada di diatas jenjang pendidikan baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menulis juga bisa diartikan sebagai budaya para akademika, karena merupakan sebuah keharusan demi keberlangsungan studi yang ia jalani. Baik itu dalam pengerjaan tugas atau proses penyalinan materi ke buku catatan yang diperlukan.
Karena ketertarikan dan kegemaran dalam menulis ada pula yang menjadikannya sebagai suatu pekerjaan yang tetap maupun sampingan, bahkan banyak diantaranya yang menggeluti bidang kepenulisan mengantarkannya kepada sebuah kesuksesan baik moral maupun finansial. Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa ilmu itu mahal maka mereka yang merasa membutuhkan buku yang ditulis penulis tersebut akan menghargainya.
Sebab, dari tulisan itu terkandung beragam ilmu terabadikan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.Â
Seperti beberapa penulis novel misalnya, yang mampu membangun jiwa dan moral sebagaimana yang telah tertanamkan pada sosok tokoh yang di bangunnya. Habiburrahman El shirazy misalnya, yang telah mendapat gelar sebagai penulis nomor 1 di Indonesia dalam ilmu kesasteraan. Juga Asma Nadia merupakan novelis yang sangat banyak menyumbang karyanya dengan beberapa judul baik suka-duka, sehat-sakit, dari tingkatan remaja, dewasa, keluarga dan yang terbanyak tentang hati seorang perempuan dengan konteks inspiratif para pembacanya.
Namun, apakah makna dari sebuah tulisan? Mengapa penting bagi seseorang menulis? Apa arti penting dalam menulis?
Pertanyaan-pertanyaan diatas kini telah muncul dengan sendirinya, tetapi tentu saja jawaban yang tepat adalah tergantung si penulis itu sendiri, karena setiap manusia itu berbeda pemikiran, beda pendapat dan beda prinsip juga beda motivasinya. Kalau ditanya, saya sendiri juga punya pendirian dan prinsip tentang sebuah tulisan, jika dipojokkan pada suatu keinginan yang akan membawa kesuksesan tentu saja ini akan menjadi perdebatan para cendikiawan, sebab kata sukses juga tergantung pribadi masing-masing, ada yang mendefinisikan sukses itu secara finansial adapula yang menyatakan secara moral, sebab sukses itu tidak selamanya dinilai dari uang tetapi sukses itu berbanding lurus dengan tujuan. Jika tujuannya kesampaian maka itu bisa mendefinisikan dirinya telah mencapai kesuksesan.
Begitu juga dengan tulisan, menulis itu tidak semata-mata untuk mendapatkan uang dan ketenaran, tidak serta-merta bayaran menjadi patokan utama. Tetapi menulis itu selain sebagai hobi juga penyebar kebaikan untuk kalangan generasi sekarang maupun selanjutnya, sebagaimana para ulama-ulama besar terdahulu menuliskan kitab-kitabnya, mereka menulis tidaklah mengharapkan bayaran yang besar dan pujian yang meninggi, tetapi untuk memperjuangkan kebenaran berbagai bidang ilmu yang telah dikuasainya, hal ini diharapkan agar punya panutan ilmu yang telah di ajarkan sebelumnya oleh para pendahulu-penduhulu, tidak melenceng dan tidak keluar dari yang telah terkonsep sebelumnya.
Sebagaimana penulis juga mengartikan demikian, bahwa menulis itu sebuah keharusan yang peduli generasi berikutnya, bagi pemikir yang memikirkan masa depan atau setidaknya sebagaimana kata Ust Abdul somad Lc., Ma, yang mendefinisikan "menulislah agar engkau dikenal pernah hidup di zaman sebelumnya."
Atau se-minimalnya seperti arti penting bagi penulis novel yang cukup populer juga (Tere Liye) yang menjelaskan mengapa ia harus menulis, itu karena ingin menemani para pembaca saat dalam kesendirian. Setidaknya dapat menghiburnya dimana pun ia berada, sebab kehadirannya tidak terbatasi oleh koneksi internet bahkan sampai pelosok-manapun juga bisa menikmati dan meresap berbagai macam buku yang ia gemari. Adapun buku terjual itu adalah tambahan bonusnya sebagai energi bagi para penulis untuk memberikan kebaikan selanjutnya.
Secara pribadi tentang arti menulis; untuk melempangkan pikiran dari berbagai masalah-masalah yang tidak dapat di ungkapkan sedemikian rupa, dan juga membebaskan diri untuk bercerita sehingga memilih mengabadikannya dalam tulisan demi tulisan. Jika ditanya tentang motivasi menulis, inginnya seperti mereka yang dimuat tulisannya ke penerbit mayor bahkan bisa di film-kan. Tetapi itu hanya target yang menjembatani ketekunan menulis bukan berarti sebagai landasan utama yang membuat berhenti ketika tak dapat mencapainya.
Intinya jangan pernah berhenti menulis, sebab itu adalah ekspresi bagi para penggemar literasi, jangan pernah merasa terbebani apalagi terdzholimi oleh kata yang tak terangkai.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”