Menulis Adalah Caraku Mengabadikanmu

Malam semakin larut dan nyanyian sang penghuni malam mulai bersorak mengisi dalam pikiranku. Aku terdiam sambil ditemani segelas kopi pekat yang sering kuajak bercerita panjang tentang dirimu.

Advertisement

Sejenak terlintas dirimu menyingkirkan kebisingan nyanyian para penghuni malam yang semakin mengganggu keberadaannya. Mungkin agak sulit menyusun setiap kata dan paragraph untuk mewakili perasaan ini padamu, namun kamu adalah sumber inspirasi dalam setiap tulisanku. Hampir lebih dari 9 tahun aku mengagumimu, kau tak secantik mereka, namun kehadiranmu dalam setiap kesempatan adalah puncak bersyukurku kepada-Nya. Semua berawal ketika berpapasan didepan kelas dengan sifat sopanmu menghiasi setiap langkah melewati deretan kelas.Namun semua itu tak bertahan lama, sampai ketika saya lulus dan harus melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya, kesibukan mewarnai setiap hariku, kursus, bimbel, dan hal lainnya aku lakukan demi meningkatkan kualitas pendidikanku. Namun bayangmu masih saja mengikuti setiap arah aku memalingkan wajahku. Engkau tak sempurna, namun engkaulah yang selalu aku sisipkan namamu dalam do’a.

Waktu berlalu dan saya harus keluar kota, taukah kamu tentang jauhnya jarak yang kutempuh meninggalkan kota yang dihiasi ribuan kenangan tentangmu. Namun Tuhan menjawab semuanya ketika disuatu kesempatan aku berpapasan denganmu di lorong yang cuman ada kita berdua, tapi semua tak berbeda jauh lidahku tak mampu menyapamu bahkan untuk sekedar mengucap “Hay”. Entah sampai kapan aku akan selalu begini layaknya tak bernyali,, walaupun untuk mengirim pesan seraya menanyakan kabar di bkolom chat facebookmu. Apakah rasa ini harus kupaksa bersemayam dalam sepi, ataukah berusaha memberanikan diri dan menerima kenyataan tentang jawabanmu yang tak dapat kutebak.

Yah, mungkin cuman dengan menulis adalah cara satu-satunya yang kumiliki untuk memuja dan mengabadikanmu menghiasi isi kertas kosong ini. Melihatmu dalam titik hidup yang paling rendah membuatku tahu. Kebahagiaanku bukan semata bersumber pada keberhasilan untuk memilikimu. Melihatmu cukup dan genap saja sudah membuatku mengucap syukur yang tak ada habisnya. Bisa memilikimu adalah bonus dari sekian banyak rapal doa yang tak pernah alpa kukirimkan di penghujung-penghujung malam. Jika toh aku harus merelakanmu, paling tidak aku pernah mengusahakanmu dalam pengharapan.

Advertisement

Bersama atau tidaknya kita nanti, kau tetap perlu tahu. Kehadiranmu tak pernah kusesali. Keberadaanmu mengajarkanku banyak hal yang harus kusyukuri.Sebagai manusia biasa, tentu aku ingin kita bisa bersama. Sudah terbayangkann betapa menyenangkannya hari-hari waktu kamu selalu bisa ditemukan di sisi. Tapi jika pun rencana dan harapan itu tak terwujud, keberadaanmu tak pernah kusesali.

Kau mengajarkanku bahwa cinta adalah perkara memberi. Menjadi sebaik-baik pribadi, tanpa perlu khawatir apakah kasih yang sebesar itu akan kembali.. Kehadiranmu membuatku percaya. Bahwa cinta selalu berada di bawah tanganNya yang paling kuasa. Beberapa hal perlu diusahakan, namun hasil akhirnya hanya butuh diserahkan.

Advertisement

Mencintaimu dalam diam sekian lama membuat mataku terbuka: begitu banyak bentuk usaha yang bisa dilakukan di luar merayu dan mengobral janji manis belaka. Terima kasih, sudah pernah ada. Terima kasih atas pelajaran yang kau bawa tanpa harus mencekokiku dengan ceramah yang berentet panjangnya. Namun jika takdir kita memang bukan jadi satu , kau pun harus camkan ini dalam kepalamu. Doa-doa itu tak pernah hilang. Apapun yang terjadi, kamu tak akan kehilangan seorang pemohon kebaikan yang handal.

Selamat melanjutkan perjalanan. Semoga kelak kita bertemu di satu persimpangan yang memang telah tertakdirkan.

Dariku,

Yang dalam diam selalu mengagumimu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seseorang yang masih mencoba menjadi pribadi yang idealis dan berusaha menemukan progresif atas kebodohan pribadi.