Perkara luka memang banyak cara untuk mengobatinya. Luka yang mungkin kebanyakan orang menilainya sangat sederhana. Jangan menganggap remeh luka kecil yang bisa saja berdampak besar kemudian hari. Karena bisa saja terkena infeksi jikalau tidak segera diberi cairan antiseptik dan dibalut perban.Â
Tapi siapa sangka ternyata luka hati bisa saja jauh lebih kompleks dalam mengobatinya. Mengapa bisa seperti itu?
Karena membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk benar-benar bisa mengganti rasa pahit disaat gagal menjalin hubungan.  Belum lagi saat kondisi hati belum seutuhnya pulih, dan sosok yang pernah bersamamu menginginkan untuk merajut hubungan kembali seperti dulu kala.Â
Sepertinya cukup berat saat satu sisi pikiran ingin move on dan membungkam semua kenangan yang pernah dilalui bersama. Namun di sisi lainnya, merasa belum tepat waktu membuka pintu hati untuk sosok baru karena masih terngiang kenangan suka-duka bersamanya  Memang perlu membutuhkan waktu sebaik-baiknya untuk memberi kesempatan antara pikiran maupun hati supaya menghasilkan suatu kesimpulan yang tepat.
Sembari menunggu kesimpulan itu, alangkah baiknya mengkoreksi diri tentang letak kekurangan sebelumnya, sehingga apapun hasilnya nanti diri ini berkesempatan untuk tidak terjatuh dikesalahan yang sama.
Jangan memaksakan kehendak pribadi yang mengarah kepada sikap langkah yang terburu-buru dengan berbagai alasan seperti: segera memiliki pasangan demi mengisi kekosongan hati, mengharapkan dengan cepat agar raut wajah sedih menjadi tersenyum kembali, apalagi merasa minder dengan teman-teman nongkrong yang telah mempunyai pasangan. Eeiitss, terkadang bersikap sedikit cuek dan selow perlu juga loh supaya tidak termakan dengan gurauan teman yang mungkin mengarah kepada hasutan sih.
Sabar… sabar…
Terpenting bersabar, sembari amati dengan santai manatahu pasangan yang telah dipersiapkan Tuhan ada didekatmu yang selama ini luput dari navigasi pencarianmu. Move on memang perlu dengan tujuan untuk meninggalkan masa lalu dan meniti jalan baru yang bermuara kepada yang namanya kebahagiaan. Tapi untuk apa move on dengan begitu cepat bisa saja kebahagian yang diperoleh nantinya hanya bersifat semu semata?
Iya kan?
Memaksakan diri untuk secepat-cepatnya move on bukanlah hal baik, tetapi masih ada yang terbaik di sisi lain seperti coba terlebih dahulu secepatnya berdamai dengan keadaan, mengkoreksi diri dan memberi ruang antara hati dan pikiran untuk mengesimpulkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Tetap dengan sosok yang lama dengan memperbaiki kesalahan yang dulu pernah sama-sama dilakukan atau justru melangkah ke sosok yang baru dengan harapan menemukan orang yang tepat. Kehidupan memang tak jarang dipertemukan dengan pilihan yang tidak mudah dan segala sesuatunya itu pasti ada konsekuensi dari pilihan tersebut.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”