Ternyata Begini Rasanya Menjaga Rasa dan Komitmen tapi Berujung Sebuah Pengkhianatan

menjaga rasa dan komitmen

Mungkin jika kisah kita berakhir pada kata pertemanan itu lebih baik, walau itu berat bagiku untuk melupakan sebuah kesalah yang kamu buat waktu itu. Waktu dimana rasa sakitnya membuat hidupku serasa hancur dan seketika hampa. Untuk saat ini aku tidak ingin membeci siapapun dan untuk saat ini aku ingin berdamai pada masalaluku yang pernah menyakitiku.

Aku saat ini mungkin tidak membencimu, tapi entah tak tahu kenapa masi ada sedikit rasa sakit yang kamu perbuat. Melupakan semua itu memang bukanlah hal yang mudah bagiku. Aku harus menghancurkan diriku terlebih dahulu agar aku dapat tenang dan menerima semuanya.

Waktu itu memang semua salahku sudah terlalu yakin kepadamu, hingga aku berani memperkenalkanmu dengan teman-temanku. Mungkim menurutku malem itu akan menjadikan saling canggung antara kamu dan temanku, ternyata pikiranku salah ternyata malam itu kamu begitu asik dan mudah bergaul dengan temanku.

Hingga berjalannya waktu aku tidak sadar apa yang sudah terjadi dibelakangku, aku anggap semua baik-baik saja, aku masih seperti biasanya selalu datang ke kotamu untuk melepaskan sebuah kerinduan. Dan waktu kita berjumpa seperti tidak terjadi apa-apa.

Padahal ternyata di belakangku kamu bermain api dengan teman dekatku sendiri. Aku anggap waktu itu kalian bertemu hanya sekedar ingin ngopi dan berbincang bareng karena kamu dan temenku sama-sama meminta izin kepadaku, jadi aku berpikir kalian hanya berteman biasa saja.

Dan hari itu mungkin merupakan hari paling menyakitkan dalam hidupku, teman dekatku datang menghampiriku ke kotaku untuk bertemu. Awalnya aku bahagia menerima kedatangannya tapi pada akhirnya temanku keceplosan membertahuku bahwa kamu setelah ngopi dengannya tidak langsung pulang ke rumah tapi menginap di kosnya dia karena kemalaman. Aku masih positive thinking karena mungkin kamu kemalaman, kalau pulang ke rumah juga nggak enak sama tetangga. Aku dan temanku masi baik-baik saja waktu itu.

Dan akhirnya saat aku tanya kenapa kamu nggak ngabarin kalau semisal kamu menginap di kos temanku, kamu malah berterus terang apa yang terjadi anatara kamu dan temanku di dalam kamar kos itu. Aku langsung sakit dan marah besar kepadamu. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan  karena sosok wanita yang aku jaga dan aku anggap wanita yang baik-baik, ternyata tergoda dengan rayuan temanku sendiri.

Padahal kalau aku ingin melakukan apa yang dilakukan temenku kepadamu, aku bisa saja tapi aku memikirkanmu. Menurutku kamu sosok wanita yang seharusnya dijaga dan lindungi, kamu sosok wanita yang akan aku jadikan masa depanku, kamu sosok wanita yang mengajarkan tentang perubahan demi sebuah kebaikan.

Kenapa kamu lakukan itu semua? Apa kurang semua yang pernah aku berikan kepadamu? Apa kurang kepercayaanku kepadamu hingga kamu khianati?

Aku mencoba menerima dan aku ikhlas atas apa yang sudah terjadi. Aku tidak mungkin bisa membenci teman baikku karena memang semua awalnya kesalahanku mengenalkanmu kepada temanku, padahal aku tahu bahwa temanku emang kelakuannya seperti itu.

Untukmu dan teman baikku terima kasih pernah memberiku sebuah luka dan terima kasih juga untuk sebuah pembelajaran tentang menerima dan ikhlas atas semuanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

une femme libre