Sebenarnya, saya bukan termasuk fans setia dari Raisa. Biasa-biasa saja sekadar tahu bahwa dia adalah salah satu penyanyi Indonesia. Namun, rasa penasaran saya terhadap kehidupan Raisa seketika muncul tatkala tahu bahwa ia tiba-tiba akan menikah dan waktu itu berhasil membuat hari patah hati nasional untuk pertama kalinya di Indonesia.
Selama saya aktif nonton infotainment, berita tentang kisah asmara Raisa jarang sekali yang langsung diklarifikasi oleh dirinya sendiri. Yang ada hanya opini publik yang menerka-nerka siapa sih sebenarnya kekasihnya Raisa itu.
Setelah Raisa dan Hamish Daud menikah, saya tidak terlalu memperhatikan apa saja yang terjadi di pernikahan mereka. Namun, beberapa bulan kemudian ada kabar bahwa Raisa sedang hamil, seketika saya langsung kepo dan stalking akun Instagramnya. Walaupun saya tidak kenal langsung bagaimana kepribadian penyanyi satu ini, tapi sejak ia menikah dan mengumumkan kehamilannya, saya lihat Raisa termasuk orang yang jarang mengumbar kehidupan pribadinya di media sosial. Tetap ada sih postingan tentang keluarganya, tapi tidak seheboh artis-artis lain. Biasa saja.
Saya tetap memantau bagaimana kabar selanjutnya tentang kehamilan Raisa lewat akun Instagramnya. Dan tibalah saatnya Raisa menunggah foto maternity. Di dalam salah satu unggahannya yang memakai dress hitam, terlihat sekali perut Raisa yang semakin membesar dan kalau ditebak sudah tidak lama lagi ia akan melahirkan. Kenapa ditebak, sekali lagi karena Raisa jarang sekali mengekspos kehidupan pribadinya. Apalagi ini tentang usia kandungan, bisa dihitung mundur ini mah sama emak-emak di kampung kalau mencantumkan berapa bulannya.
Tak berselang lama, unggahan selanjutnya menampilkan ada tangan bayi di atas dua tangan. Di belakangnya ada foto bayi mungil yang tampil secara blur. Sekali lagi ini tentang tebak-tebakkan tanpa hadiah. Tangan bayi itu pasti anak Raisa dan dua tangan di bawahnya adalah tangan dari orang tua bayi tersebut. Tebakan saya seakan menjadi jawaban yang tepat karena dalam unggahan foto tersebut dituliskan caption “My dearest daughter, bla bla bla”.
Sejak unggahan foto tentang tangan mungil itu, rasa penasaran saya semakin menjadi. Wong tangannya saja cantik begitu, bagaimana wajah aslinya ya. Kalau dilihat dari wajah Raisa dan suaminya sih jangan diragukan lagi. Fix, kebule-bulean. Namun, penantian saya tentang bagaimana wajah anak Raisa seakan menjadi sebuah misteri. Terhitung sejak unggahan tentang tangan, baru empat bulan kemudian Raisa mengunggah kebersamaan dengan anaknya. Itupun dari dari belakang. Jadi hanya kelihatan tubuh bagian belakangnya saja.
Kegemasan saya terhadap sikap Raisa yang sengaja menyembuyikan wajah anaknya semakin menjadi. Mbok ya ho, sekali saja gitu unggah foto anaknya satu badan full atau paling nggak fokus sama wajahnya gitu. Eh, malah Raisa selalu mengunggah foto saat anaknya menunduk. Besoknya lagi pas nengok ke belakang. Besoknya lagi ketutup separuh wajahnya sama roti ulang tahun. Pokoknya gitu deh. Kalau Raisa membagi foto anaknya pasti tidak jelas bagaimana sebenarnya postur tubuh dan wajah dari anaknya. Haduh, bikin nambah penasaran saja.
Sebagai seorang ibu yang mempunyai anak balita seumuran anak Raisa, sikap dan keteguhannya untuk menjaga privasi anak lewat unggahan foto di media sosial sangat patut dijadikan contoh. Dulu saya sering sekali membagikan apa saja kegiatan dan perkembangan anak saya setiap harinya. Namun, ternyata itu tidak selamanya menjadi suatu kebanggaan dan kebahagiaan. Memang, kita bahagia saat berbagi apa saja tentang anak kita. Tapi di luar sana pasti ada orang-orang yang tidak selamanya ikut bahagia melihat apa yang kita bagikan.
Bagaimanapun, anak wajib mendapat perlindungan dari mana saja. Salah satunya adalah dengan tidak terlalu sering-sering berbagi wajah anak di media sosial. Takut-takutnya nanti foto anak bisa disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Biarlah anak tumbuh dengan sebagaimana mestinya tanpa semua orang tahu perkembangan dia setiap harinya. Kalaupun ingin diabadikan, cukup menjadi konsumsi pribadi dan keluarga yang tahu. Boleh kok sekali-kali mengunggah foto anak. Tapi, jangan terlalu keseringan. Takutnya jadi penyakit riya’.
Coba deh kalau foto anak dan berniat membagikannya di media sosial pakai cara-cara Raisa. Bisa ambil foto blur, foto tangannya, foto dari belakang, ataupun sengaja ditutupin sama benda-benda sekitar. Asik kan? Intinya, marilah menjadi orang tua yang bijak. Privasi anak tentu penting dan haknya anak itu sendiri yang perlu dipenuhi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”