‘Kamu harus sukses’ adalah kalimat yang bagi sebagian orang mungkin akan mendatangkan motivasi. Tapi bagiku, itu mendatangkan gobar hati. Karena sukses adalah suatu ketidakpastian, dan ketidakpastian biasanya menimbulkan kegelisahan.
Lalu karena gelisah, aku jadi tidak mau sukses? Tentu tidak.
Banyak hal yang aku usahakan untuk meraih sukses. Menjalin relasi, mengikuti organisasi, mempelajari hal penting yang tidak aku sukai, hingga mengabaikan kesehatan fisik dan mental diri sendiri.
Guruku pernah berkata bahwa manusia sejatinya tidak takut akan gelap. Ketidaktahuan akan apa yang berada dalam kegelapan itu yang membuat mereka ciut. Maka dari itu manusia selalu berusaha untuk memprediksi sesuatu dan bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk. Persis seperti apa yang aku lakukan sekarang.
Padahal menurutku sukses itu sejatinya sederhana jika kita merujuk pada definisi. Namun akan menjadi sangat kompleks jika kita merujuk pada kontruksi sosial. Kata sukses yang tadinya beragam secara implementasi kini berubah menjadi daftar tugas yang harus dicapai seseorang setiap tahunnya. Jika dibandingkan, tidak jauh berbeda dengan daftar belanjaan yang sering diberikan ibu padaku.
- Mendapatkan pekerjaan yang mapan di umur 26
- Menikah di umur 27
- Menggendong anak di umur 28
- Mempunyai kendaraan pribadi di umur 29
- Mempunyai rumah di umur 30
Padahal menjalani hidup dan memiliki tujuan saja sudah menjadi hal yang harus susah payah dihadapi banyak orang, apalagi mencoba untuk menjadi bermakna atau memenuhi ‘daftar belanjaan’ yang masyarakat luas buat. Dan yang sering tidak kita sadari adalah seseorang tidak serta merta berubah karena berada di puncak gunung, seseorang berubah karena memanjatnya.
Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa kita harus berhenti berusaha memiliki hidup yang bermakna atau menjadi seseorang yang hebat, tapi terkadang kita lupa  kalau sesekali kita perlu diam sejenak dan bertanya pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya ingin kita lakukan dalam hidup.
Mendengar pujian dan pengakuan orang-orang tentang pencapaian kita memang menyenangkan. Tapi dari siapa sebenarnya kita ingin mendengarkan itu semua? Dari teman dekat kita? Kolega di tempat kerja? Atau orang asing yang datang dan pergi?
Jangan sampai kita tersesat di tengah semua kebisingan masyarakat tentang apa itu sukses. Luangkan waktu untuk menetapkan prioritas yang ingin kita capai. Hidup memang berjalan dengan cepat, tapi bukan berarti semuanya terjadi dengan terburu-buru.
Gunakan waktu sebaik mungkin dan temukan kegembiraan di tempat yang paling penting. Karena itu lebih baik daripada mengejar hal-hal hanya demi pengakuan dari orang-orang yang sebenarnya tidak begitu berarti.
Karena ini hidupmu, milikmu, dan hanya terjadi sekali padamu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”