Makin dewasa rasanya makin runyam aja ya. Bahagianya udah bukan lagi tentang yang sederhana. Penilaiannya bukan lagi soal baik dan buruk tapi soal dilihat dari sudut pandang yang mana. Pemikirannya bukan lagi "yang penting aku bahagia" tetapi ada perasaan dan asumsi orang lain didalamya. Jadinya hubungan dengan manusia lain cenderung banyak drama.
Pertemanannya juga dibumbui rasa-rasa. Hubungan tanpa status, teman rasa pacar, friend with benefit, toxic relationship, dan lain-lainnya lagi. Makin maju teknologi harusnya jadi makin mudah, tapi tidak dalam hal hubungan antar manusia.
Kadang malah menjauhkan yang dekat. Saling sindir di status, nyinyir ngliat postingan orang lain, menilai orang cuma dari kehidupan di sosial media, gampang nge-judge orang, timbul salah paham gara-gara chattingan, nggak ngerti cara komunikasi di dunia nyata. Rumit kan ya? Emang harus gitu ya ?
Itu semua cuma asumsi,bukan generalisasi. Yang sebenarnya terjadi mungkin sebaliknya. Kesederhanaan bagi orang dewasa itu hal yang mampu mendatangkan bahagia luar biasa, sesuatu dinilai secara objektif bukan lagi subjektif, sudah mulai ada tanggung jawab dan peran yang melekat dalam dirinya sehingga pemikirannya tak bisa lagi hanya “aku”.
Hubungannya jadi penuh drama karena ia makin mengenal banyak macam perasaan, hatinya mulai bertumbuh. Sosial media menjadi ajang pembuktian diri menunjukkan eksistensi, membangun personal branding, mengenal orang lain yang belum pernah dikenalnya, menemukan komunitas yang sesuai dengan hobbynya.
Nyatanya menjalani peran sebagai orang dewasa tidak selalu berat dan rumit. Hanya ukuran kebahagiaannya yang berubah dan bergeser. Bukan lagi permen, balon, dan mainan tetapi eksistensi, karya, dan kontribusi. Perasaannya juga makin banyak, tidak hanya senang sedih tapi juga antara keduanya (galau). Keputusan dalam hidup menjadi hak sepenuhnya tanpa banyak bergantung pada orangtua maupun orang lain, dan kepercayaan sudah mulai diberikan.
Bukannya enak menjadi dewasa? Menjadi dewasa bukan berarti tak boleh lagi bermain, tak boleh lagi tertawa lepas, tak boleh lagi bersedih apalagi menangis. Menjadi dewasa juga bukan beban, dia hanya suatu masa yang harus kita lalui, yang harus kita nikmati.
Seringnya merasa ingin mengulang masa kecil. Hidup tanpa beban, tertawa sepuasnya, melihat sesuatu dengan sederhana, berteman dengan siapa aja. Pertanyaannya, memang ketika dewasa kita tidak bisa hidup seperti itu? Bukannya kita juga punya pilihan? Lalu apa lagi alasan untuk tidak menjadi bahagia?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”