Menikah itu bukan urusan jangka pendek. Menikah itu berarti siap menghabiskan sisa waktu setelah remaja bersama orang yang memiliki tujuan yang sama. Menikah itu tidak bisa tergesa-gesa. Karena sekali tidak cocok, hanya adu mulut dan penyesalan yang ada. Menikah itu untuk membangun rumah tangga bukan gubuk derita.
Menikah mendewasakan, dituntut untuk mandiri, lebih siap menjadi insan yang berguna. Mendidik generasi baru dan lebih kuat dengan ujian.
Menikah bukan soal cepat atau lambat. Tetapi sebuah proses menguji kesabaran dalam jangka panjang. Sampai kamu punya anak-cucu-cicit. Menikah bukan mencari bahagia, karena bahagia itu sementara. Tidak serta merta bahagia selamanya. Seperti drama yang sering engkau tonton. Saat siap menikah berarti siap untuk bahagia maupun susah.
Menikah itu butuh komitmen yang matang. Mustahil tidak ada kesalahan, pertikaian hingga enggan bicara. Terkadang masalah yang datang membuat pernikahan semakin kuat. Bahkan sebaliknya. Tergantung kamu menyikapi masalah itu.
Untuk berhasil membangun pernikahan idaman butuh saling percaya, saling memaafkan, saling membantu dan saling memperbaiki. Menikah bukan berarti menunjukkan siapa yang lebih pandai dan bijaksana. Tetapi dalam menikah menunjukkan untuk berjuang sesuai peran. Memahami dan mengerjakan tugas masing-masing untuk keluarga. Berjuang untuk lebih memahami kebutuhan bersama.
Menikah itu hubungan jangka panjang. Jangan menyerah ketika upayamu gagal. Jangan mudah mengatakan untuk berpisah, hanya karena masalah kecil. Menghakimi pasangan terlalu berlebihan hanya memperburuk hubungan. Berpikir jauh, saat engkau terlalu cepat memutuskan untuk pergi. Saat yang sama engkau membunuh perasaan banyak orang yang pernah tersenyum bersama denganmu.
Terlebih ketika lahir buah hati, pikir seribu kali lagi untuk memutuskan pisah. Bisa jadi jalan yang kau pilih malah menyesatkan masa depan buah hatimu. Pikirkan lagi, apakah yakin tidak akan ada yang terluka? Karena menikah bukan seperti puzzle yang tidak cocok lalu dilemparkan.
Ketika sudah memutuskan diri untuk menikah, berarti siap dengan segala konsekuensinya. Menikah bukan transaksi jual-beli, yang selesai dibayar–lepas tanggung jawab. Pernikahan sesuatu yang sakral, jangan nodai dengan kata-kata maupun perbuatan yang membuat jurang panjang di antara pasangan yang awalnya memilih menikah karena jatuh cinta.
Sekali lagi, untukmu yang siap menikah jangan gentar dengan pilihan hidupmu. Tidak masalah menikah terlambat, daripada menikah cepat namun berujung pada perpisahan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”