Memang, dari wajah depan bangunan yang berwarna putih ini tampak seperti sebuah kafe atau bahkan outlet. Nama tempat dari bangunan ini pun dibuat begitu artistik dengan bahan pahatan batu. Tapi ya memang, salah satu lantai bangunan ini adalah sebuah kafe. Namun sebetulnya dua lantai di tempat ini adalah museum yang menyimpan bukti-bukti sejarah dari karir panjangnya seorang maestro seni lukis kelahiran Bandung yakni Barli Sasmitawinata.
Barli Sasmitawinata adalah seorang seorang pelukis legendaris Indonesia yang lahir pada 18 Maret 1922. Karir melukisnya bermulai saat Barli bertemu dengan seorang pelukis Italia yang tinggal di Bandung bernama Luigi Nobili.
Atas permintaan kakak iparnya, pada tahun 1935 Barli menimba ilmu di studio lukis milik Jos Pluimentz, pelukis berkebangsaan Belgia yang juga tinggal di Bandung. Di tahun 1950 ia melanjutkan studi di Acedemie Grande de la Chaumiere, Paris, Prancis dan setahun kemudian di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda.
Museum Barli berlokasi di Jalan Prof. Sutami No. 91, kota Bandung. Untuk dapat menikmati hasil karya yang terpamerkan di Museum ini pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp. 15.000.00,- sebagai tiket masuk. Pada saat pengunjung baru saja datang di ruang awal museum, pengunjung akan disuguhkan lukisan-lukisan menarik hasil karya anak didik kelas menggambar.
Museum Barli memiliki program pendidikan untuk membantu anak-anak dalam mendapatkan pendidikan di bidang seni. Program yang diberi nama 'Anak Bumi' ini merupakan kegiatan yang dilakukan seminggu sekali dengan target anak-anak dan remaja putus sekolah yang ada di Bandung. Bisa dikatakan, Museum Barli adalah satu-satunya museum yang terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat dalam hal seni rupa.
Museum Barli diresmikan pada 26 Oktober 1992 dan mempunyai tiga lantai dengan sebutan nama yang berbeda. Lantai dasar bernama Agung yang diambil dari nama putra Barli Yakni Agung Wiwekaputera. Pada lantai ini digunakan sebagai ruang diskusi, pagelaran seni, dan kafe. Selanjutnya lantai satu yang diambil dari nama salah seorang istrinya yakni Nakisbandinah.
Di lantai Nakisbandinah miliki beberapa ruang yang di hulunya merupakan pintu masuk dari museum ini sekaligus ruang pembelajaran dari kelas menggambar. Di ruang lain yang masih pada lantai Nakisbandinah, selain terdapat ruangan yang dihuni barisan lukisan dari Agung Wiwekaputera terdapat juga koleksi mainan dan barang-barang jadul yang mampu membalikkan ingatan para pengunjung ke era tempo dulu.
Mulai dari sepeda dan mobil anak, mainan robot, kartu, hingga komik dan buku bacaan yang usianya sudah puluhan tahun. Koleksi barang-barang tersebut asli warisan dari keluarga Barli. Dan yang terakhir lantai paling atas bernama Atikah. Nama Atikah diambil dari nama istri pertama Barli. Ruangan ini begitu istimewa, karena konon Atikah adalah salah satu perempuan penyemangat dalam karir Barli di jagat seni lukis.
Ruangan Atikah terlihat luas dan terasa begitu romantis. Karya-karya kubisme dan ekspresionisme terpampang apik sebagai koleksi khusus. Di lantai Atikah yang berbentuk melingkar ini juga bukan hanya diisi oleh lukisan-lukisan sang Maestro. Namun terpajang pula alat lukis, kursi kayu, beberapa ukiran kayu, dan Biografi lengkap mengenai perjalanan Barli.
Pengunjung dapat menjelajahi museum dengan dipandu oleh seorang pramuwisata. Gustira, anak laki-laki yang masih berusia hijau dan berpotongan rapi itu dengan penuh hatinya memandu pengunjung menikmati Museum Barli. Dengan suara yang lembut dan logat sunda yang kental, pemuda yang sudah tujuh tahun menjadi pemandu museum itu menjelaskan setiap benda dan lukisan yang terpamerkan di seluruh ruangan.
Pramuwisata membantu para pengunjung lebih mengenal perkembangan gaya seni lukis Barli dari masa ke masa. Selain guna menambah wawasan terhadap seni lukis, ada satu keunikan lain yang tersajikan di Museum Barli yakni setelah pengunjung usai menjelajahi museum pengunjung diminta untuk menggambarkan apa saja di atas kertas HVS yang sudah disediakan museum.
Ketika gambar yang pengunjung buat itu rampung, Adit yang mana adalah seorang pengelola Museum Barli sekaligus komikus yang mengajar kelas menggambar dan juga anak dari Agung Wiwekaputera akan dengan sigapnya menafsirkan isi pikiran sekaligus karakter sifat lewat hasil gambar yang telah pengunjung buat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”