Bebrapa hari yang lalu saya secara tidak senaja melakukan sebuah kesalahan dan perbuatan saya itu sangat menyakiti seseorang, memang rasa salah itu tidak mengenakan hati, membuat diri kita tidak tenang dan kadang enggan untuk bertemu dengan oranglain lagi, saya mencoba beranikan diri untuk meminta maaf dan mengakui semua kesalahan saya, akan tetapi meminta maaf itu memang tidak mudah, kita harus sabar karena orang yang kita mintai maaf tidak serta merta langsung bisa memberikan maaf.
Dalam satu hari satu malam saya menunggu maafku ini berbalas. Dengan gelisah dengan risau selalu kunanti jawaban maaf ini darinya. Bingung harus dengan apa saya harus meminta maaf; sms, chat yang kukirim tidak berbalas apa lagi dengan telepon, pasti tidak diangkat. Waktu seperti ini ada yang memutar lagunya Adele “Hello” yang liriknya
“Hello From the other side
I Must Have called a thousand time
To tell you I’m Sorry for everything that I’ve done
But when I Call you never seen to be home”
Tambah galau deh saya, ternyata sebuah kesalahan membuat hati ini tidak tenang dan saya harus menyadari sebuah kesalahan yang bisa menyakiti orang lain itu memang harus jadi cerita yang panjang. Semua orang pasti pernah berbuat salah, melakukan sebuah kesalahan yang bisa melukai hati orang lain. Seperti itulah kodrat manusia tempat salah dan pasti akan ada salah yang dilakukan.
Tapi apakah cukup dengan menyadari bahwa orang itu tempat salah maka kita tidak perlu berhati-hati bertindak, bertutur kata ataupun bergaul dengan orang lain? Tidak kan. Kita juga harus bisa juga membatasi diri kita dengan sebuah pengertian bahwa hal-hal yang kita lakukan atau yang kita ucapkan ini tidak menyakiti orang lain, sebuah kesalahan bertindak yang berujung kebencian orang lain terhadap kita.
Mungkin ada juga yang berpikir "ini kan terserah aku", saya juga yang melakukan atau saya juga yang mengucapkan kalau ada orang lain sakit hati ya orang itu yang seharusnya mengerti bahwa saya seperti ini, ya gak harus seperti itu juga, lebih baik kita berhati-hati karena sesorang yang kita sakiti itu bisa saja mendoakan yang jelek-jelek pada kita, apa lagi kepada orang-orang yang teraniaya bisa makbul kan do’anya, yang paling penting berbuat salah kepada orang lain itu membuat hati kita menjadi tidak tenang.
Kembali lagi kepada kodrat manusia yang memang tempat salah, sebenarnya Allah menciptakan manusia seperti itu agar kita selalu belajar dari kesalahan-kesalhan agar kita selalu bijaksana dalam melakukan tidakan ataupu bertutur kata. Jangan juga dengan hal ini manusia menjadi takut untuk melakukan sesuatu. Dengan sebuah pengertian dan proses perbaikan diri maka kita juga termasuk berhati-hati untuk melakukan kesalahan, baik belajar dari kesalahan orang lain ataupun mengerti orang lain tidak senang dengan hal-hal yang kita lakukan atau kita ucapkan.
Terus bagaimana kalau kita sudah terlanjur melakukan salah sampai menyakiti orang lain? Ya kadang memang suatu saat kita tidak sadar bahwa apa yang dilakukan atau yang diucapkan terkadang menyakiti hati orang lain. Pertama kali yang harus kamu lakukan adalah Introspeksi diri dengan mencari kelemahan kita di sisi mana kita sering melakukan salah dan menyakiti orang lain.
Setelah itu kita meminta maaf kepada orang yang kita sakiti atau yang merasa tersakiti dengan tindakan kita, walaupun dalil meminta maaf kesesama orang itu belum saya temukan tapi hal ini sangat penting karena akan menjaga hubungan kita sesama manusia dan juga mengharapkan ridho Allah untuk mengampuni kesalahan kita. Dan yang ketiga adalah kita harus belajar dengan kesalahan yang kita lakukan, kita siasati, kita ubah, kita ganti dengan perlakuan atau ucapan yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
Sekarang bagaimana kalau kita sebagai orang yang tersakiti atau teraniaya dengan kelakuan atau ucapan orang lain?Apakah kita harus membalasnya atau kita harus membiarkannya atau kita memaafkannya?. Menurut saya tindakan yang paling baik adalah memaafkannya, ya walaupun memaafkan itu kadang berat bahkan sulit untuk kita lakukan, karena sudah terlanjur hati kita sakit tapi, kita harus mengerti bahwa dengan memaafkan itu membuat diri kita lebih tenang, seperti penggalan kata di novel Sunset Bersama Rosie karangan Tere Liye :
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.
Dalam proses berpikir untuk memaafkan memang menyakitkan di situ kita akan mengingat lagi kesalahan orang lain terhadap kita, yang jelas akan membangkitkan rasa sakit hati kita lagi tapi itu memang sebuah proses di mana kita harus menata hati kita agar hati kita bisa tenang, langkah kita ringan dan dalam hidup sebagai makhluk sosial kita nyaman. Sebenarnya dari proses memaafkan orang lain adalah untuk kebaikan diri kita sendiri bukan semata-mata memberikan keleluasan orang lain untuk dimaafkan begitu saja tapi diri kita akan menjadi lebih tenang, selalu belajar, selalu menjadi contoh agar besok orang lain lebih berhati hati juga. Seperti penggalan kata di novel Rindu karangan Tere Liye :
“Saat kita memutuskan untuk memaafkan orang lain, bukan semata-mata karena orang tersebut layak untuk dimaafkan. Melainkan kita selalu layak untuk memiliki kedamaian/ketenangan di dalam hati. Memaafkan itu dekat sekali dengan damai.”
Semoga kita selalu berhati-hati dalam bertindak dan bertutur kata agar tidak mudah menyakiti orang lain, dan semoga kita juga dijadikan sebagai orang yang selalu di luaskan hati kita untuk memberikan maaf kepada sesama. Amin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.