Sijobang atau Basijobang merupakan salah satu bentuk seni tradisi yang berasal dan berkembang di daerah Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Kata Sijobang diambil dari kata jobang dalam dialek Minang di Kabupaten Lima Puluh Kota, Payakumbuh. Disebutkan dengan jobang, sehingga kata kerjanya menjadi Basijobang. Si Jabang adalah nama akhir dari Nan Tongga Magek Jabang, yaitu sebuah bentuk kaba yang ada di Minangkabau.Â
Kesenian unik ini dimainkan oleh seorang pencerita yang biasa disebut tukang Sijobang. Tukang Sijobang akan bercerita dengan menggunakan alat musik bernama korek api kayu atau yang secara modern disebut dengan alat musik kecapi.Â
Dilansir dalam kanal Youtube Etnoestetika Minangkabau, kesenian Basijobang ini tidak bisa dibukukan. Murid-murid yang ingin belajar Basijobang akan berbondong-bondong untuk pergi belajar pada guru mereka.
Pembelajaran Basijobang yang biasa disebut dengan pendidikan bakaba ini pun cukup unik. Ketika ingin belajar Basijobang dengan gurunya, sangat murid harus mengikuti kemanapun si guru pergi bakaba. Mereka harus mengikuti ke mana saja si guru pergi berkaba dan selalu menyimak dengan tekun seluruh kata-kata dan irama lagu yang dinyanyikan oleh gurunya. Dengan jalan itulah beliau akan dapat menirukan irama yang didendangkan tersebut. Maka, untuk menjadi seorang ahli kaba atau tukang Sijobang ini bukanlah perkara yang mudah, muridnya harus belajar dengan memakan waktu yang sangat lama.
Berbicara tentang alat musik pengiring dalam kesenian Basijobang, seperti yang disebutkan tadi, bahwa pertunjukan kesenian ini diiringi oleh sebuah alat musik yang disebut korek api kayu atau kecapi. Bahan untuk pembuatan alat musik ini adalah dari kayu kering. Bahan ini dipercaya dapat membuat ketahanan dari alat musik kecapi menjadi tahan lama dan juga bunyi dari hasil petikan senar kecapi yang keluar menjadi lebih bagus. Dendangan yang dilantunkan para tukang Sijobang nantinya juga menjadi lebih indah untuk didengarkan khalayak. Sebaliknya, jika bahan kayu untuk pembuatan alat musik kecapi tidak bagus atau kualitasnya buruk, maka bunyi yang dihasilkan pun juga nantinya akan buruk pula dan berpengaruh pada dendangan para tukang Basijobang.
Sayangnya, kesenian Basijobang khas daerah Lima Puluh Kota ini sekarang terancam punah. Padahal, pertunjukan kesenian berbentuk sastra lisan ini punya banyak sekali nilai dan pesan moral yang terkandung didalamnya. Bahkan memiliki majas yang indah. Dari generasi milenial pun sangat sedikit yang memiliki minat untuk mempelajari kesenian ini. Terlebih lagi pemerintah daerah setempat juga seakan tak menyusun strategi agar kesenian ini tetap lestari.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”