Overproud diambil dari kata over (berlebihan) dan proud (bangga), istilah sindiran ini digunakan untuk orang-orang yang sering membanggakan sesuatu secara berlebihan. Misalnya, kebanggaan orang Indonesia akan orang luar yang mengatakan 'Apa kabar?' di media sosial, reaksi dari orang Indonesia sudah pasti heboh. Dari sini timbul pertanyaan dalam diri saya, kenapa si orang Indonesia overproud ke orang luar negeri?
Setelah riset ke beberapa sumber, ada yang mengatakan bahwa sikap overproud ini diakibatkan oleh Inferiority complex, yaitu suatu keadaan psikologis yang berada pada tingkat alam bawah sadar, disaat suatu pihak/individu merasa inferior, lebih lemah, minder atau lebih rendah daripada pihak/individu lainnya. Nah, Inferiority complex ini utamanya terjadi pada negara-negara berkembang yang pernah dikolonialisasi (dijajah).
Kenapa orang Indonesia mengalami inferiority complex ke negara Asing?
Hal ini bisa jadi karena adanya pengalaman masa lalu, yaitu penjajahan. Di sini bisa kita sebut sebagai sebuah trauma kolonialisasi bagi bangsa Indonesia dan dampaknya sangat besar bagi keberlanjutan generasi berikutnya. Anggaplah dulu, ketika masih jaman monarki pada saat itu masyarakat masih melakukan aktivitas seperti biasanya. Berdagang seperti biasanya tanpa ada campur tangan dari bangsa lain. Sampai ketika semuanya berubah saat bangsa Eropa mendarat di kepulauan Nusantara yang mana mereka menetap di sana tidak hanya satu dua hari melainkan beratus-ratus tahun.
Dari sini bisa kita ketahui bahwa orang-orang pada saat itu kemungkinan merubah pola pikir bangsa kita, seperti mengagungkan bangsa Eropa yang memiliki kulit putih, badan yang tinggi, bahkan bisa jadi teknologi mereka yang lebih canggih. Ini menjadi standaritas bagi bangsa kita, sampai saat ini yang mana itu mengubah bagaimana cara kita berperilaku dan bagaimana kita berfikir. Secara tidak langsung kita jadi mikir bahwa ya memang negara ini patut untuk dikolonialisasi, dan tanpa sadar pula kita selalu berfikir bahwa apa yang dilakukan oleh bangsa lain itu lebih baik dan lebih keren daripada kita.
Solusi
Nah, solusi yang bisa kita lakuin sekarang adalah mengubah mindset atau memperbaiki pola pikir kita. Berpikir bahwa tidak semua hal yang ada di luar negeri lebih baik daripada di negara kita, kalaupun ada yang bagus dari negara di luar sana bukan berarti kita tidak bisa. Kutipan itu saya dapat dari salah satu Youtuber Indonesia. Memang benar, selalu berpikir kita tertinggal dengan negara lain tidak menjadikan kita bisa berkembang. Orang di negara lain tidak selamanya lebih pintar daripada kita, bisa jadi kita lebih pintar dari orang diluar negeri sana. Jadi, memang kita harus memperbaiki self concept kita supaya kita tidak merasa inferior. Ini yang mungkin dirasa kurang dalam jati diri orang Indonesia.
Kita sering kali merasa minder dengan orang luar negeri, menganggap bahwa mereka pintar karena memakai bahasa Inggris misal, dan kita tidak bisa mengimbangi hal tersebut karena disini belajar bahasa asing itu dianggap tabu. Jadinya kita tidak bisa mencari tahu banyak hal diluar sana karena kita membatasi diri kita sendiri. Mungkin dari kalian ada yang memiliki keluarga, teman, atau hanya kenalan yang sering ke luar negeri atau mungkin mengenyam pendidikan disana bisa tanya ke mereka apakah benar orang dinegara lain lebih pintar dari orang Indonesia? Bisa jadi tidak.
Solusi selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah self efficacy, adalah sebuah keyakinan akan kemampuan diri sendiri untuk berhasil dalam situasi atau tujuan tertentu. Dalam hal ini, tujuan kita adalah agar kita tidak overproud terhadap suatu hal jadi self efficacy yang kita tingkatkan adalah mensejajarkan kemampuan kita terhadap hal tersebut. Misalnya, kita ingin berliterasi ke negara asing yang mana bahasanya berbeda dengan kita, sudah pasti kita akan mempelajari bahasanya terlebih dahulu untuk paham dengan apa yang dibicarakan orang tersebut.
Namun, ini bukan soal kita ingin menjadi negara yang paling oke tapi ini soal bagaimana caranya agar kita memilki value yang lebih daripada kemarin. Inti dari pembahasan ini bukan bagaimana cara menyainginya, tapi bagaimana kita bisa mengembangkan diri kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”