Bermula dari ketidaksengajaan memilih jurusan ketika pendaftaran Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) 2019 lalu, saya 'tersesat' di lingkungan perkuliahan dengan materi mempelajari seluruh agama di Indonesia.Â
Banyak yang tidak tahu mengenai eksistensi jurusan ini. Termasuk beberapa mahasiswa di tempat saya belajar. Heran, kan? Saya juga merasa begitu. Apakah jurusan Studi Agama-Agama begitu asing di indra pendengaran mereka? Entahlah, saya pun kurang mengetahui alasan mereka yang masih terkejut ketika mendengar nama dan pembelajaran di jurusan anti mainstream ini.
Sebenarnya, jurusan Studi Agama-Agama mempelajari mengenai bagaimana peran dari masing-masing agama dalam upaya internalisasi pengetahuan, wawasan, dan pemahaman masyarakat terhadap relasi kehidupan keberagaman yang multireligius, multietnik, dan multikultur.
Jadi, mahasiswa di jurusan ini akan dilatih untuk peka terhadap konflik sosial yang terjadi, sehingga bisa mewujudkan perdamaian antar golongan.Â
Manfaat yang diperoleh juga beragam ketika mempelajari Studi Agama-agama. Seperti memupuk semangat toleransi dan pluralisme di tanah majemuk Indonesia. Dengan harapan mampu menghargai dan menghormati keberagaman, yang justru sering menjadi konflik pemecah belah bangsa. Tentu kamu tidak lupa jika di negara kita masih marak terjadi aksi kekerasan berkedok agama, bukan? Di sinilah peran kaum terpelajar dari jurusan ini untuk mengulik apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana kedua pihak bisa berseteru, bagaimana akar permasalahan yang sebenarnya tidak disadari justru tumbuh dengan cepat.Â
Di jurusan ini, kamu akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama dari lintas iman. Kamu diajak memahami cara berpikir mereka, agar tidak salah menafsirkan pemahaman dan ajaran yang diyakini saudara lintas iman kita. Mahasiswa dilatih mengembangkan dan menerapkan sikap serta pola pikir pluralisme daripada mengagungkan kefanatikan.Â
Meskipun termasuk jurusan yang sepi peminat di kampus tempat saya belajar, nyatanya Studi Agama-agama memiliki andil dalam kegiatan lintas iman. Sebelum pandemi, banyak kegiatan dengan tema kebangsaan dan kebudayaan yang akan membuka ruang kebersamaan dan kerjasama antaragama.
Namun, covid-19 tidak menjadi penghambat untuk memperluas pengetahuan. Di situasi seperti sekarang, kegiatan-kegiatan tersebut sering kali diganti menjadi diskusi lintas iman dengan mengundang tokoh agama sebagai pemateri, agar kami yang masih awam tidak salah paham dalam menafsirkan ajaran mereka.
Jadi, apa kamu tertarik untuk menjadi bagian dari jurusan Studi Agama-agama setelah membaca uraian singkat di atas? Yuk, jadi bagian dari keluarga lintas iman dengan pengalaman yang beragam dan berkesan.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”