Mengapa Semesta Mengizinkan Kita Bersama, Jika Harus Berpisah Pada Akhirnya~

Berpisah pada akhirnya

Saat cinta membuatmu begitu terbuai, seakan dunia milik berdua dan tak akan berpisah, tetapi waktu membawa kalian sampai dipersimpangan jalan dan mengambil langkah berbeda, seketika kau mungkin bertanya-tanya; Mengapa sedari awal Tuhan mengizinkan kalian bersama jika hanya berakhir berpisah ? pertanyaan yang dipenuhi rasa kecewa akan kenyataan. 

Advertisement

Tidak ada satupun manusia yang ingin berpisah dari orang yang dicintai atau membangun hubungan bertahun-tahun hanya untuk kembali menemui perpisahan. Semua orang ingin kepastian dan masa depan yang baik dengan orang yang dicintai, tetapi pernahkan kamu mendengar "Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita manusia". Dia yang menurut kamu terbaik belum tentu adalah yang terbaik menurut Tuhan untukmu. Percayalah segala sesuatu yang sudah ditetapkan untukmu akan tetap menjadi milikmu, sebaliknya sesuatu yang tidak untukmu bagaimanapun dipaksakan tetap akan pergi. 

Jika dia sudah pergi meninggalkanmu dengan semua kenangan yang entah bagimu pahit atau manis, apakah kamu akan tetap menyesali pertemua kalian? Kamu tidak pernah bisa lari dari kenyataan, salah satunya ialah kenyataan bahwa dia pernah menjadi bagian dari hidupmu. Menyesali hubungan kalian yang telah berlalu hanyalah membuang-buang waktu, apalagi berharap dia kembali seperti dulu hanya menyiksa dirimu sendiri. Sudahlah jangan memaksakan diri untuk menunggu seseorang yang bukan milikmu, hingga kamu kehilangan waktu-waktu berharga dalam hidup. Menunggulah untuk seseorang yang pantas untuk ditunggu. 

Jika terlalu terbuai cinta, biasanya kepantasan menjadi nomor sekian untuk diperhitungkan, tetapi suatu saat kamu akan sadar bahwa menunggu seseorang yang mengabaikanmu sungguh melelahkan. Jangan biarkan dirimu lelah hanya untuk seseorang yang tidak memikirkan dirimu, sayangilah dirimu sendiri. Kamu tetap membutuhkan orang lain untuk menyayangimu, tetapi terlebih dahulu cintailah dirimu sendiri. 

Advertisement

Persoalan berpisah dan putus cinta memang persoalan yang melelahkan, apalagi jika belum saling mengikhlaskan. Kamu mungkin begitu mencintainya, tetapi kamu harus sadar kamu hanyalah pasangan yang tidak bisa memastikan hatinya selalu untukmu. Setiap orang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, jika akhirnya dia memutuskan untuk pergi, kamu tidak bisa melarangnya.

Jika dia mencintai orang lain, kamu tidak bisa mencegahnya. Relakan saja dia pergi jika itu keinginannya, setidaknya kau diberikan petunjuk oleh Yang Kuasa bahwa dia bukanlah untukmu. Setiap orang akan selalu diberikan cinta, begitu juga semua orang akan diberi waktu untuk meyadari berbagai kesalahan. Semua orang akan menemui waktunya untuk sadar akan semua tindakan yang dilakukan.

Advertisement

Semua rasa sakit dihatimu karena berpisah adalah perasaan yang wajar, menangislah jika kau ingin, karena berpura-pura kuat hanya menyakiti diri sendiri. Jangan berlama-lama larut dalam kesedihan, menutup diri hanya membuatmu tidak menyadari ada orang-orang baik yang hadir dalam hari-harimu. Waktu masih panjang, banyak persoalan lain yang harus dihadapi, banyak tugas tanggungjawab yang harus diselesaikan. Lakukan yang terbaik untuk hari-harimu.

Pakai waktumu untuk lebih mencintai diri sendiri dan menjaga kesehatan karena putus cinta pasti sangat membuang tenaga. Luangkan waktu  untuk bersenang-senang bersama sahabat dan teman-teman. Jangan menjalin hubungan baru hanya untuk pelarian atas rasa sakitmu. Semua orang ingin dicintai dengan baik, bukan hanya dimanfaatkan atau dipakai untuk membantu melupakan.

Jika kamu disakiti, jangan menjadikan dirimu sumber rasa sakit bagi orang lain. Semoga Tuhan memberimu hati yang kuat dan cinta yang melimpah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Semoga kita ialah kebaikan-kebaikan yang diciptakan"

Editor

Not that millennial in digital era.