Menstruasi adalah proses alamiah yang dirasakan setiap perempuan. Itu menunjukkan bahwa seorang perempuan sudah memasuki masa pubertas dan beranjak dewasa. Namun mengapa sampai saat ini menstruasi seperti suatu hal yang perlu ditutupi? Topik seperti ini bukanlah hal tabu yang harus dihindari.
Suatu kejadian yang masih ada di benakku adalah saat aku masih berada di masa SMP. Saat itu cukup banyak teman-teman sebayaku yang mulai mendapatkan pengalaman menstruasi pertamanya.
Tentunya sebagai anak yang masih terbilang di bawah umur, kami masih senang bermain dengan aktif. Saat itu seragam sekolah bersetelan kemeja putih dan rok putih. Temanku sedang dalam masa menstruasinya. Tiba-tiba di rok putihnya terdapat bercak berwarna merah.
Semua orang pun mulai menatap kepadanya sambil mencemooh dan dia pun mulai menangis. Entah mengapa guru yang sedang berada dalam kelas bukannya menenangkan, malah hanya menyuruhnya membersihkan roknya dan menyarankan untuk tidak banyak bergerak saat sedang menstruasi.
Kejadian seperti ini padahal merupakan hal yang wajar dan tidak perlu menyalahkan siapapun. Itu merupakan sebuah proses yang dialami banyak perempuan. Baiknya orang lain tidak perlu memandang aneh dan menganggap itu sebuah hal yang perlu ditutupi. Untuk perempuan, menstruasi adalah proses alami yang tidak perlu dipermalukan.
Adapula istilah lain yang menggantikan kata 'pembalut' dengan ‘roti'. Awalnya aku tidak paham dengan apa yang dikatakan temanku saat dia bertanya, "Kamu bawa roti, nggak?". Dengan bingung aku menjawab, "Nggak, buat apa bawa roti?" Lalu dia menjelaskan roti yang dimaksud bukanlah makanan namun pembalut.
Kenapa kata pembalut harus diganti dengan hal lain yang tidak relevan? Jika itu diartikan untuk memperhalus sebuah kata, kata pembalut itu sendiri sebenarnya bukanlah suatu kata kotor yang tidak boleh diucapkan. Kenapa perempuan tidak bisa dengan lantang menyebutkan, "Aku sedang menstruasi dan butuh pembalut"? Kenapa benda penting yang dipakai setiap wanita harus ditutupi seakan itu adalah barang kotor yang tidak boleh terlihat oleh satu orang pun?
Hal lain lagi yang menimpa salah satu temanku. Siklus menstruasinya tidak lancar. Juga setiap dia menstruasi, dia merasakan sakit yang cukup parah dan tidak tertahankan sehingga mengganggu aktivitas. Akhirnya dia pun konsultasi ke dokter dan dokter tersebut menyarankan resep obat pil KB.
Saat itu ibunya tidak setuju dengan menggunaan obat tersebut untuk meredakan rasa sakit akibat menstruasi yang dialami temanku karena beliau beranggapan bahwa anak yang belum menikah tidak boleh mengonsumsi obat seperti itu.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan contoh-contoh yang aku saksikan sendiri, terlihat jelas bahwa masalah yang berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas masih dianggap tabu oleh masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan mengenai kesehatan reproduksi itu sangatlah penting dan tidak harus dianggap hal aneh untuk diketahui.
Edukasi harus ditanamkan sejak usia dini. Bahkah tidak hanya pada anak saja, orang tua juga butuh edukasi agar tahu bagaimana cara menjelaskan dengan tepat kepada sang anak mengenai hal yang berhubungan dengan reproduksi. Karena ilmu pengetahuan yang paling pertama datangnya dari keluarga.
Sarana untuk belajar mengenai kesehatan reproduksi saat ini sudah banyak dan mudah diakses. Salah satunya adalah Dokter Gen Z. Situs ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk menambah wawasan mengenai kesehatan reproduksi. Terdapat banyak informasi penting dan tips yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Jika memiliki pertanyaan terkait pun mereka akan membantu menjawab dan memberikan penjelasan dengan sebenar-benarnya. Kamu dapat cek melalui Instagram @doktergenz_id untuk tetap update info menarik lainnya. Tidak perlu malu dan takut lagi untuk membahas hal seperti ini. Semua demi kesehatan tubuh kamu sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”