Menganalisis Lebih Jauh Secara Singkat tentang Pihak Ketiga dan Peran Anda sebagai Pasangan dalam Hubungan

Berjuang bersama dalam komitmen adalah hal yang membahagiakan

Kasus mengenai hubungan yang kandas disebabkan oleh orang lain yang masuk ke dalamnya cukup banyak. Hubungan yang rentan disusupi oleh pihak ketiga tidak melulu pada LDR. Jarak yang dekat pun mampu disusupi oleh orang ketiga. Pembaca pasti pernah mengetahui kasus orang ketiga yang tidak berpikir ulang untuk masuk ke dalam hubungan yang susah payah di bangun bersama.

Advertisement

Kesal bukan? Namun, sebelum memutuskan untuk menyalahkan pihak manapun yang terlibat dalam hubungan ruwet tersebut, ada baiknya kita menelaah terlebih dahulu penyebab seseorang main tabrak saja masuk ke dalam suatu hubungan orang. Faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa didapatkan dari internal dan external.

Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut. Jangan salah ya, adanya rasa nyaman yang tumbuh ketika terbiasa bercengkrama dengan lawan jenis baik texting atau bertemu secara langsung adalah awal dari kenyamanan muncul. 

Cara berpikir seseorang dipengaruhi kuat pola asuh yang diberikan baik oleh orang tua maupun perwakilan keluarga yang diberikan kewenangan. Ketika seseorang mengetahui bahwa kawan lawan jenisnya tersebut sudah memiliki pasangan, tetapi ia tetap menerobos tanda stop walaupun mungkin pihak yang terlibat sudah mengiming-imingi untuk memutuskan hubungan, tetap saja anda yang salah.

Advertisement

Untuk apa anda menunggu orang yang mengimingi hal tersebut? Jika dia bias melakukan itu kepada pasangan resminya baik pacaran atau yang sudah menikah, apakah tidak ada kemungkinan bahwa hal tersebut akan dilakukan pada anda? Kalaupun anda yakin tidak, apakah anda sudah siap dengan konsekuensi memetik perbuatan yang tidak baik di masa depan? Mungkin tidak terjadi pada anda, tetapi bias terjadi ke anak-anak anda nantinya, masih yakin?.

Rata-rata seseorang yang menerobos masuk ke hubungan yang sedang berjalan memiliki kondisi latar belakang yang kurang baik. Artinya ada kemungkinan orang tersebut memiliki latar belakang seperti orang tua yang bercerai, kurangnya kasih sayang dari orang tua, hilangnya peran ayah sebagai sosok lelaki yang dapat diandalkan, bahkan terbiasa diberikan segala sesuatu yang sesuai keinginannya dari kecil dapat menjadi suatu kebiasaan hingga ia dewasa.

Advertisement

Pro dan kontra mengenai latar belakang ini juga tidak sedikit. Karena hal ini kembali lagi kepada pola piker dan bagaimana individu mengekspresikan pikirannya. Kebiasaan dalam tumbuh kembang yang baik akan menghasilkan aksi baik dari pikiran yang baik pula.

Tapi ada tuh yang jadi orang ketiga dan langgeng, begitu komentar pembaca dalam hati. Iya, ada, tapi sudah dipikirkan dengan matang apa belum tindakannya ? konsekuensi hidupnya sudah juga ?. Apapun itu yang kalian lakukan terhadap orang lain akan berbalik kepada diri sendiri. Saya sendiri kurang setuju dengan statement “namanya kucing, dikasih ikan ya mau”. 

Pertama, anda manusia bukan kucing. Kedua, kucing saja mampu untuk berpuasa berhari-hari walaupun disodorkan makanan, kenapa manusia tidak bisa? Sedangkan manusia lah yang di anugerahi kemampuan berpikir analitik yang baik. Apalagi melihat hubungan yang harmonis (dia enggak tahu aja dibelakangnya juga banyak adu kata) mungkin menimbulkan rasa ingin memiliki yang lebih karena merasa pasangan ini mampu untuk menjadikan diri masing-masing jadi lebih baik

Selesai membahas singkat mengenai orang ketiga, kita merujuk kepada pihak yang ditarik keluar oleh orang ketiga. Pertama, jangan sembunyi dengan alasan “aku nggak flirting kok, ya baik aja ke semua orang”. Hey, anda tidak pernah tahu apa yang orang lain persepsi kan dalam pikirannya. Anda juga sebaiknya bicarakan dengan pasangan batasan baik ke semua orang dalam hal ini lawan jenis, kayak apa sih?. Anda juga harus peka ketika pihak lain sudah menganggap baiknya anda ini ke tahap yang melewati batas tersebut.

Kedua, do not just hear, you have to listen. Jangan cuma complain kembali atas keluh kesah pasangan kepada anda mengenai pihak A B atau C.  Pasangan anda biasanya lebih tahu mana saja yang berpotensi untuk menerobos masuk ke dalam hubungan kalian. Ingat-ingat kembali bagaimana sulitnya anda merawat dan membangun hubungan berdua, jangan hanya karena bosan lalu kalian mencari pihak ketiga. 

Bosan itu diatur dan diusahakan berdua supaya tidak bosan. Dua kepala dengan dua pemikiran berbeda yang berjalan bersama tentu banyak sekali yang belum tereksplor. Dan hal yang paling penting adalah komunikasi. Komunikasi tidak hanya sekedar menanyakan “sudah makan?” setiap saat atau cepat berbalas chat. Komunikasi mencakup pengertian, pemahaman, topik dan konsep yang anda jalani berdua. Ketika anda dapat membangun komunikasi interaktif yang baik, maka masalah yang datang akan dapat di selesaikan dengan baik.

Terakhir, orang ketiga yang memang sudah niat sekali untuk masuk ke dalam hubungan akan melakukan segala cara untuk dapat menghubungi anda meskipun sudah anda block sana sini. Tantangannya adalah sanggupkah anda untuk berjuang berdua menghadapi hal ini? Berjuang berdua ya, dalam arti selalu terbuka dengan pasangan akan hal yang terjadi dalam keseharian anda.

Selamat berjuang, wahai para pasangan yang saling berkomitmen. Berjuang merawat yang sudah anda bangun memang terasa berat, namun ketika dilakukan berdua maka akan terasa menyenangkan. Semoga hari-hari mu selalu diliputi kebahagiaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical psychologist