Menelusuri Bangunan Bersejarah Universitas Oxford

Bangunan Universitas Oxford

Sebagai salah satu negara yang merupakan bagian dari Britannia Raya, Inggris adalah negara yang terkenal dengan “Big Ben”, gedung parlemen, dan istana Buckingham. Tempat-tempat inilah yang menjadi sebuah ciri khas atau tengara dari Inggris sebagai sebuah bangsa yang besar. Namun selain tempat-tempat ini, Inggris juga adalah pusat bagi beberapa tempat bersejarah yang telah penulis kunjungi tahun lalu. Tempat bersejarah yang penulis maksud adalah salah satu universitas tertua di Inggris yakni Universitas Oxford.

Advertisement

Universitas Oxford adalah perguruan tinggi tertua yang berlokasi di Kota Oxford, Inggris. Universitas bersejarah pada awalnya dibangun pada tahun 1096 dan berkembang menjadi universitas yang terkenal sejak akhir abad ke 11. Menurut legenda, universitas Oxford ini memiliki tingkat rivalitas yang besar dengan universitas Cambridge di bagian timur Inggris. Alasan rivalitas antara universitas Oxford dengan universitas Cambridge karena terjadinya kerusuhan antara mahasiswa dan penduduk kota pada tahun 1209 di mana beberapa akademisi Oxford melarikan diri ke timur laut, ke kota Cambridge dan mendirikan universitas Cambridge.

Universitas Oxford pada saat ini juga menjadi salah satu destinasi turis dan pelarian bagi mahasiswa-mahasiswa terbaik dari penjuru dunia. Dengan 38 institusi kampus dan beragam departemen akademik yang dibagi menjadi empat divisi yakni divisi Humaniora, divisi matematika, fisika, dan ilmu hayati, divisi ilmu kedokteran, dan divisi ilmu sosial.

Universitas Oxford juga telah melahirkan banyak alumni terkemuka dan 58 penerima hadiah nobel yang pernah belajar dan memiliki afiliasi dengan universitas Oxford. Universitas ini juga memiliki biaya masuk bagi mahasiswanya sebesar 9,250 Poundsterling atau 174,146,446 Juta rupiah untuk program S1 dan 15,755 Poundsterling atau 296,613,758 Juta rupiah untuk program S2. Dengan biaya kuliah yang begitu tinggi, rata-rata mahasiswa di universitas Oxford ini berasal dari kalangan orang-orang kaya.

Advertisement

Universitas ini juga menyediakan fasilitas yang memadai bagi para mahasiswanya. Di tempat ini, mereka menyediakan kamar tidur sebagai tempat asrama dari para mahasiswa yang memutuskan untuk menginap di universitas. Satu kamar tidur di universitas ini biasanya diisi oleh dua mahasiswa. Semua kamar tidur yang disediakan universitas Oxford ini berada di pusat kota Oxford itu sendiri atau di sekitar lingkungan universitas.

Universitas ini juga menyediakan pengalaman yang tak akan dilupakan oleh mahasiswanya. Karena ketika liburan musim panas tiba, Beberapa mahasiswa justru menggunakan waktu ini untuk bekerja di dalam kampus.

Advertisement

Universitas Oxford memang merupakan destinasi para mahasiswa lulusan terbaik dari seluruh dunia untuk melanjutkan studi mereka. Universitas ini pun juga menarik perhatian banyak turis termasuk penulis untuk menelusuri universitas yang bersejarah ini. Ketika penulis mengunjungi universitas ini, penulis mengunjungi perpustakaan Bodleian sebagai tempat pertama yang penulis kunjungi.

Perpustakaan Bodleian ini merupakan perpustakaan riset utama di universitas Oxford dan menjadi perpustakaan tertua yang pernah ada di Eropa. Di Britania Raya sendiri perpustakaan ini merupakan perpustakaan kedua terbesar setelah British Library dengan koleksi lebih dari 11 juta barang buku bacaan. Dikenal oleh para ilmuwan di Oxford sebagai “Bodley” atau hanya “The Bod”, di bawah perundangan “Legal Deposit Libraries Act 2003” merupakan salah satu dari enam perpustakaan “Legal Deposit” untuk karya-karya yang diterbitkan di Britania Raya dan di bawah hukum Irlandia, perpustakaan ini berhak meminta satu salinan dari setiap buku yang diterbitkan di Republik Irlandia. Perpustakaan ini beroperasi sebagai perpustakaan rujukan di mana dasarnya dokumen-dokumen tidak boleh dibawa keluar dari ruang baca.

Hal yang paling menarik ketika penulis mengunjungi perpustakaan bersejarah ini adalah dijadikannya tempat ini sebagai tempat syuting film Harry Potter. Perpustakaan Bodleian ini dijadikan sebagai perpustakaan sekolah sihir Hogwarts yang merupakan sekolah di mana Harry belajar sihir pada awalnya. Perpustakaan Bodleian ini juga memegang peran sebagai tempat Harry, Ron, dan Hermoine menghabiskan waktu untuk mencari-cari informasi mengenai Nicholas Flamel pada buku seri pertama.

Perpustakaan Bodleian ini juga terkenal dengan cerita horrornya. Beberapa mahasiswa yang sedang belajar kelompok pada malam hari mengaku melihat penampakan pria tanpa kepala yang memegang lilin sambil menendang kepalanya di lantai. Penampakan ini di yakini sebagai hantu Uskup Agung William Laud.

Dia merupakan mantan rektor Oxford, yang dipenggal kepalanya akibat pengkhianatan pada 1645. Namun perpustakaan ini bukan satu-satunya tempat bersejarah di sekitar lingkungan universitas Oxford. Selain perpustakaan Bodleian, penulis juga mengunjungi Gereja Kristus yang merupakan kampus tertua di universitas Oxford.

Gereja Kristus adalah sebuah kampus yang ditemukan oleh Raja Henry ke 8 dan merupakan kampus tertua di lingkungan universitas Oxford. Kampus ini memiliki fondasi bersama perguruan tinggi dan gereja katedral kristus Oxford yang berfungsi sebagai kapel. Kampus Gereja Kristus ini juga menjadi kampus dengan jumlah mahasiswa terbanyak dari seluruh kampus di Oxford dengan jumlah 629 siswa pada tahun 2016. Gereja Kristus juga menjadi kampus terkaya kedua di Oxford setelah St.John’s college dengan anugerah 457 juta poundsterling pada tahun yang sama.

Pada zaman dahulu sekitar awal abad ke 16, kampus Gereja Kristus ini sempat mengalami beberapa renovasi serta penambahan komponen penting pada gedungnya. Salah satu komponen tambahan yang dibuat ketika renovasi adalah Wolver’s Great Quadrangle yang dinobatkan sebagai menara gerbang rancangan tuan Christopher Wren. Sampai hari ini bel di menara, Great Tom, dibunyikan 101 kali pada jam 9 malam di Oxford untuk 100 ilmuwan asli perguruan tinggi.

Di awal abad ke 16, bel di menara ini dibunyikan pada waktu tengah malam menandakan penutupan semua gerbang perguruan tinggi di seluruh Oxford. Karena membutuhkan waktu 20 menit untuk membunyikan bel tersebut, gerbang gereja kristus tidak tutup hingga pukul 12:20AM termasuk ketika jam membunyikan bel di pindahkan menjadi jam 9:00PM. Walaupun beberapa kali sempat terjadi pemindahan waktu membunyikan bel, gereja kristus masih mengikuti waktu di universitas Oxford dalam penentuan waktu pelayanan di Katedral.

Di kampus gereja kristus ini juga terdapat satu ruangan penting yakni The Great Dining Hall. Pada awal abad kesembilan belas, The Great Dining Hall ini menjadi tidak memadai untuk memenuhi semua tuntutan yang dibuat atasnya; dan keanggotan penginapan semakin meningkat. Dalam sebuah acara megah, Ratu Victoria membuka The Great Dining Hall pada tanggal 30 oktober 1845.

The Great Dining Hall sekarang merupakan aula besar yang melayani semua keperluan mahasiswa Oxford terutama mereka yang memilih tinggal di asrama kampus. Selama empat periode makan tahun ini, masing-masing 23 hari, digunakan para siswa untuk bersantap. Selain itu, aula menyediakan makan siang untuk anggota sepanjang tahun; dan persekutuan sosial dan profesional yang diberikan oleh affords ini merupakan aspek penting kehidupan di aula.

Terkadang jika ada sebuah acara, konser paduan suara dan orkestra diatur oleh Bar Musical Society untuk menghibur siswa dan tamu yang menginap di sekitar lingkungan kampus. Ketika penulis berada di kota Oxford, penulis bersama papa penulis menginap satu malam di salah satu kampus yakni Kebble College.

Kebble College ini merupakan kampus yang paling muda di lingkungan universitas Oxford. Kampus ini baru berusia 101 tahun sejak pertama kali didirikan pada tahun 1917. Kebble College ini sendiri dinamai oleh penemunya yakni John Kebble, salah satu rekan Pusey di Gerakan Oxford, yang meninggal empat tahun sebelum yayasan perguruan tinggi tersebut pada tahun 1870. Setelah ia meninggal, diputuskan bahwa namanya akan dijadikan sebagai kampus perguruan tinggi yang baru di universitas Oxford ini sebagai tanda apresiasi kepada dirinya sebagai penemu.

Dua tahun kemudian, pada tahun 1868, batu fondasi diletakkan oleh uskup Agung cantenbury pada hari St.Mark(25 April, hari ulang tahun John Kebble). Hingga saat ini, Kebble College juga mengalami berbagai rintangan dalam proses konstruksinya. Salah satu rintangannya adalah kampus ini tidak begitu digemari oleh mahasiswa dari St John’s College akbiat pihak Kebble yang membeli tanah mereka. Setelah proses pengambilan lahan yang dilakukan oleh pihak Kebble College, beberapa peneliti menemukan sebuah organisasi rahasia yang didirikan.

Organisasi rahasia ini diklaim dapat dimasuki apabila seseorang memindahkan satu batu bata dari kampus dan menyajikannya kepada kalangan orang tua di masyarakat. Beberapa akun menyebutkan bahwa salah satu batu bata merah yang paling umum diperlukan untuk keanggotaan biasa, batu bata putih langka untuk keanggotaan tingkat tinggi, dan salah satu batu bata biru yang paling langka untuk jabatan kedua.

Harapan dari organisasi rahasia yang dibentuk oleh St John’s College ini adalah agar Keble benar-benar dibongkar. Namun pada kenyataannya, masih ada persaingan yang sehat antara Kebble College dengan St.John’s College.

Kebble College juga memiliki peran yang signifikan di dunia pendidikan universitas Oxford. Kampus ini telah menghasilkan lulusan sebanyak 433 mahasiswa S1 dan 245 mahasiswa S2 pada tahun ajaran 2011-2012 yang lalu. Mereka memberikan penghargaan terhadap alumni-alumni mereka dengan memberikan batu bata merah beserta sertifikat gelar. Kampus ini juga memiliki jejak langkah yang baik di bidang olahraga dan rekreasi.

Kebble College ini memiliki tim rugby yang sukses memenangkan kejuaraan rugby pada tahun 2007, 2009, 2011, dan 2015. Dan klub kapal Kebble juga setiap tahunnya mengikuti Torpids dan Summer Eight yang merupakan lomba gundukan ras yang juga dilaksanakan di universitas Oxford.

Universitas Oxford ini dapat dikunjungi oleh para turis baik turis lokal maupun internasional dari pukul 09:00 AM hingga pukul 21:00PM. Harga tiket untuk mengikuti tur di universitas Oxford ini adalah sebesar $21.22 atau sekitar Rp. 288,867/orang. Harga tiket ini juga sudah termasuk dengan tur mengelilingi kota Oxford yang juga memiliki sejarah yang menarik bagi para turis untuk menelusuri.

Meskipun universitas Oxford adalah salah satu perguruan tinggi paling bergengsi di Britania Raya dan di dunia, namun universitas ini tidak terlepas dari sejarah serta perjalanannya yang tak akan terlupakan. Tentu anda tidak akan rugi bila mengunjungi universitas ini. Karena ketika anda memutuskan untuk mengunjungi universitas ini, anda akan merasakan kentalnya unsur sejarah yang ada di tempat ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis