Tidak dipungkiri kasus kerusakan lingkungan ataupun pencemaran lingkungan belakangan ini banyak terjadi oleh manusia baik itu sengaja oleh oknum tertentu maupun tidak. Bencana alam yang terjadi pun demikian, lebih karena kerusakan alam yang harusnya dapat menopang tanah, karena banyaknya pembalakan atau pembukaan hutan tanah mudah longsor.
Kerusakan lingkungan tersebut tentunya bukan berarti tidak banyak yang merespon. Organisasi lingkungan sangat lantang dan sering sekali mengadakan kampanye penyelamatan bumi dari perubahan iklim, namun apakah itu efektif. Tentu efektif, tetapi lebih efektif jika peran keluaraga juga dilibatkan.
Orangtua tentunya bertemu dengan anak lebih dari 18 jam dirumah. Jika dari rumah orangtua sudah bijak dalam mengelola sampah plastik misalnya, tidak menutup kemungkinan sang anak akan meniru kebiasaan baik tersebut. Seperti pribahasa buah tidak jauh dari pohonnya. Kebiasaan baik itu tentu berefek sangat mempengaruhi anak dikehidupan yang akan datang.
Ayah dan Ibu jika suka membaca dan berdiskusi dengan anak, maka anakpun akan meniru kebiasan baik tersebut, jika ayah dan ibu dirumah dapat memberikan teladan dengan mengolah sampah menjadi yang bermanfaat, menjadi petani sederhana dengan berkebun dirumah, anakpun akan memiliki inspirasi untuk menjadi petani yang tentunya ada inovasi dan lebih ramah lingkungan.
Ayah dan ibu serta peran keluarga perlu dilibatkan dalam menjaga bumi, agar anak dapat meniru orang terdekat dan memiliki panutan yang dapat dicontoh secaranyata bukan artis, bukan pejabat publik namun orangtua sendiri. Maka itu peran oraganisasi lingkungan perlu mendekatkan diri dengan anggota keluaraga, baik melalui PKK, kumpulan RT atau RW agar para ibu dan ayah dapat menjadi agen terdekat diperubahan alam agar tetap lestarai oleh generasi yang akan datang. Semoga tercapai.
Bumi kita hanya satu, jika kita mengandalkan pemerintah atau organisasi lingkungan untuk menjaga bumi tentu sangat berat. Perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam menjaga bumi. Keterlibatan tersebut tentunya dari person to person. Namun dalam kenyataannya menggerakan masyarakat sangatlah sulit. Bukan karena mereka tidak faham, namun karena belum tertanam konsep dengan baik, jika mereka melakukan penjagaan bumi, maka bumi juga akan menjaga. Kenapa hal itu terjadi pada masyarakat. Iya karena kita yang ada di pemerintahan ataupun organisasi lingkungan hanya menyelenggrakan kegiatan sekedar kegiatan. Esensi atau makna dari dari apa yang dilakukan tidak tersalurkan dalam wujud kegiatan tersebut. Sehingga masyarakat terkesan hanya sebagai objek laporan, bukan sebagai subjek untuk menyelamatkan bumi.
Tentunya hal tersebut dapat kita atasi, dengan menata kembali visi dan misi organisasi dan lembaga pemerintah, serta mulai berorientasi pada keterlibatan keluarga dalam masyarakat untuk mengambil bagian dari penyelamatan bumi dari krisis iklim. Seperti apa yang sudah diungkapkan diatas, jika orangtua dari si anak berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, maka anak akan tertarik dan ikut ambil bagian juga, sampai akhirnya jika ia dewasa dan berumah tanggapun akan menularkan hal yang sama pada anaknya. Sehingga siklus penyelamatan bumi tidak akan terpotong dan terus menerus akan berjalan, sehingga bumi kedepan akan tambah asri dan lestari. Itulah yang harus dilakukan sekarang, jika menunggu nanti, maka akan menambah pekerjaan rumuah sendiri (manusia) dalam menyelamatkan bumi dari kehancuran karena krisis iklim.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”