Covid-19 dinyatakan ada di Indonesia pada bulan maret di tahun 2020 dan hal ini memberikan dampak yang sangat besar di Indonesia. Terkhusus terhadap para pekerja dan juga pelajar, dikarenakan adanya pandemi covid-19 ini banyak kegiatan yang sebelumnya sudah di rencanakan akhirnya harus terhenti entah sampai kapan. (25/03)
Akibat dari adanya pandemi covid-19 ini banyak sekali pihak yang di rugikan mulai dari adanya Pemutusan Hak Kerja (PHK) sampai adanya penutupan lowongan kerja. Hal-hal tersebut dilakukan dengan alasan agar sebuah perusahaan tidak banyak mengalami kerugian dengan adanya Covid-19 ini.
Dikarenakan banyaknya dampak yang di akibatkan oleh Covid-19 dan semakim menyebarluasnya Covid-19 akhirnya pemerintah mengumumkan agar, segala kegiatan di lakukan semuanya dari rumah. Kegiatan ini akhirnya menjadi hal yang harus dan wajib dilakukan di masa pandemi ini.
Memasuki tahun kedua pandemi semakin banyak masyarakat yang sudah melakukan Travelling, kegiatan-kegiatan ini umumnya di lakukan oleh anak-anak muda. Biasanya kegiatan mendaki dan berkemah ini dilakukan pada akhir pekan untuk mengisi kekosongan waktu, hingga akhirnya kegiatan ini banyak peminatnya.
Mendaki gunung mungkin sudah memiliki banyak pemintnya sebelum adanya pandemi, namun memasuki tahun kedua masa pandemi ini masyarakat terkhususnya anak muda sudah mengalami kejenuhan yang cukup membuat mereka merasa lelah dengan kegiatan yang di ruah-rumah saja. Akhirnya mendaki gunung menjadi salah satu kehiatan untuk melepas penat yang sudah di alami selama hampir seminggu penuh. Dimana selama hampir seminggu kita senagai masyarakat yang menjalankan Work From Home (WFH) atau pun juga belajar dari rumah sudah penat menatap layar laptop selama hampir seminggu.
Pada akhirnya untuk melepas penat banyak orang terkhususnya anak-anak muda banyak memilih untuk melepas penat dan menghilangkan kejenuhan mereka memilih untuk mendaki gunung dan berkemah selama satu hari, dan keesokan harinya kembali ke rumah untuk bersiap menjalani hari yang akan datang. Kegitan ini rutin dan sering terjadi pada saat weekend atau akhir pekan, dan dilakukan oleh rombongan-rombongan.
Di beberapa tempat sudah banyak tempat wisata yang sudah memilih untuk buka buka kembali, terkhususnya jalur pendakian. Pada saat jalur pendakian sudah buka banyak sekali para pendaki yang sudah rindu untuk mendaki kembali menjalankan hobi lamanya. Setelah banyak jalur pendakian yang terbuka bagi para pendaki, banyak sekali para peminat baru dari kegiatan pendakian ini. Hal-hal ini yang di takutkan menjadi salah satu alasan munculnya klaster terbaru di masa pandemi. Kemungkinan ini di takutkan karena bebasnya jalur pendakian yang diberikan kepada para pendaki.
Namun tidak sedikit juga para pengelola wisata pendakian yang tetap menjalankan protokol kesehatan, ini dilkukan dengan baik agar menghindari klaster terbru Covid-19 di jalur pendakian. Protokol yang berjalan seperti sebelum melakukan perjalanan untuk mendaki para pendaki di himbau dan di harapkan sudah melakukan tes kesehatan, hal ini dilakukan agar menjaga para wisatawan terjaga satu dengan yang lainnya. Tes kesehatan inipun tetap berjalan dengan baik hingga saat ini, dan memberikan dampak banyak pendaki yang masih bebas mendaki gunung dengan kesehatan yang sudah terjamin.
Setiap akhir pekan dibeberapa tempat wisata terutama gunung maupun bukit akan selalu penuh, dan tempat ini selalu dipenuhi oleh anak-anak muda yang memiliki hobi mendaki atau mungkin pun ini menjadi salah satu hobi baru beberapa anak muda. Para anak muda pada umumnya memutuskan untuk mendaki sebagai salah satu cara mereka untuk menghabiskan akhir pekan mereka bersama dengan teman-teman.
Tempat seperti gunung maupun bukit merupakan tempat wisata yang sangat menjanjikan jika ingin berkunjung. Gunung merupakan tempat yang sangat strategis mulai dari untuk melihat pemandangan yang indah gunung merupakan tempat yang sangat tepat. Apalagi para pendaki gunung pada saat mendaki ingin melihat marahari terbit atau sunrise hal ini yang membuat para pendaki rela untuk mendaki gunung di waktu subuh di saat semua orang sedang tertidur dengan pulas. Dari gunung juga saat ingin
Namun sayangnya pada masa pandemi ini ada beberapa tempat atau lokasi pariswisata juga yang masih tidak melakukan atau tidak mewajibkan, bahkan tidak memperdulikan protokol kesehatan yang seharusnya selalu diberitahukan kepada para pengunjung. Dengan adanya peringatan tentang protokol kesehatan tempat wisata juga tidak menjadi tempat munculnya klaster terbaru Covid-19. Dengan memperhatikn protokol kesehatan sesama pengunjung tempat wisata akan merasa aman dan nyaman.
Bagi pada pengelola pariwisata sebaiknya memperhatikan protokol kesehatan untuk membantu menjaga sesama pengunjung wisata, dengan adanya pemeriksaan atau peraturan unutk mematuhi protokol kesehatan maka dapat menghadang atau bahkan tidak memunculkan sebuah klaster terbaru covid-19.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”