Meski Sudah Menyangkal Perasaan, Nyatanya Namamu Masih Kuucapkan dalam Doa Diam-diam

Mencoba menyangkal perasaan

Jika aku mengatakan, aku sudah berhenti menyebut namamu dalam doaku, maka aku berbohong besar. Aku menyebut namamu jauh lebih kencang dari sebelumnya. Kali ini aku benar-benar memohon kepada Tuhan untuk ditunjukkan jalan. Jika memang benar kamu adalah laki-laki yang Tuhan takdirkan untukku, maka semoga segera ditunjukkan jalan terbaik. Jika pun tidak, aku berdoa agar aku tidak harus merasakan rasa patah yang begitu dalam. Aku sudah berpasrah, namun aku tetap berharap jika laki-laki itu adalah kamu

Advertisement

Laki-laki baik yang Tuhan datangkan ketika aku sedang tidak ingin jatuh cinta. Seseorang yang sudah membuatku bertahan dan mampu melewati hari-hari sulit. Laki-laki baik yang tidak pernah protes walau aku terus bercerita panjang lebar tentang hal-hal aneh hari itu. Laki-laki baik yang selalu ikut menyanyikan lagu-lagu yang kupilih pada playlist Spotifyku. Laki-laki yang selalu memberikan ucapan "Semangat ya!" dengan caranya sendiri.

Saat itu aku memasang tembok tinggi, jika aku tidak sedang ingin menerima laki-laki baru karena patah hati yang baru saja kurasakan. Namun Tuhan tiba-tiba mengirimkanmu. Aku tidak pernah mengakui jika aku jatuh hati kepadamu, sampai saat suatu hari aku sadar jika aku sudah merasakan ketergantunganku kepadamu. Ada suatu hari yang berat dan aku benar-benar mencarimu saat itu, karena kamu adalah satu-satunya yang bisa memahami apa yang kurasakan tanpa harus kujabarkan dengan cerita yang panjang.


"Habis kena marah lagi hari ini?" ucapmu ketika melihat aku hanya diam saja dan tidak berhenti mengunyah permen karet.

Advertisement

"Ya gitu lah," kemudian aku bercerita dengan panjang tentang kisah pedih kepadamu hari itu


Aku merasa bersyukur saat itu jika aku tak menyadari bahwa kehadiranmu telah membuatku jatuh hati. Saat itu aku berhasil merasakan hal manis yang bisa dengan spontan terjadi di antara kita. Karena ternyata setelah aku menyadari bahwa aku memiliki suatu rasa yang tidak biasa kepadamu, bukannya aku malah bisa makin mendekat. Aku malah membuat jarak. Ada rasa ketidakpantasan memiliki rasa berbeda kepadamu, aku takut kamu menyadari apa yang kurasakan lalu kamu berubah. Dan akhirnya aku memilih menjauh lalu kembali menjadi budak penikmat punggungmu.

Advertisement

Aku memang berusaha menghindar, namun ternyata Tuhan memiliki rencana lain. Ada banyak cara ternyata Tuhan untuk mendekatkan kita kembali. Aku berusaha untuk bersikap biasa saja, namun ternyata tanganku yang bereaksi  menjadi lebih dingin dari biasanya. Kamu tetap masih baik seperti dahulu, banyak hal manis yang masih juga kau lakukan kepadaku. Mungkin hal yang sama seperti dulu, namun bagiku sekarang rasanya berbeda, aku memiliki banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutku.

Suatu hari aku pernah merasakan kebaikanmu dengan rasa yang spesial, namun aku tahu jika kamu melakukannya karena memang kamu adalah laki-laki yang baik. Kamu menjagaku dari ketakutan yang aku alami. Kamu mencoba menyamankanku di kondisi yang sangat tidak aku senangi. Kamu mencoba menyemangatiku saat aku sudah ingin menyerah. Kamu memilih untuk tidak mengabaikanku, padahal kamu sangat bisa untuk melakukan hal itu.


"Akhirnya aku merasakan tidak ditinggalkan ketika aku berada dalam ketidakmampuan. Akhirnya kamu membuatku membuka mata jika masih ada yang mau memedulikan keselamatanku. Terima kasih untuk segala kebaikanmu."


Seandainya aku boleh mengakui semuanya, maka aku akan berkata lantang jika aku telah menemukan seseorang yang aku cari. Aku telah menemukan laki-laki yang selama ini aku dambakan. Kamu telah membuat padanganku kepada laki-laki tidak lagi sama, kamu membuktikan bahwa masih ada laki-laki baik yang tidak menggunakan alasan fisik untuk menjadi peduli. Kamu adalah laki-laki sangat baik dan aku yakin kamu juga melakukan kebaikan hal yang sama ke semua orang, bukan kepadaku saja. Aku yakin bahwa ada banyak perempuan di luar sana yang juga mungkin merasakan hal yang sama karena kebaikanmu.

Ternyata rasa itu tidak hanya belangsung beberapa bulan saja, namun rasa itu bertahan dalam bilangan tahun. Kini aku sudah memasuki usia layak menikah dan hanya kamu satu-satunya lelaki baik yang masih menetap. Kamu adalah lelaki baik yang membuatku merasa telah menemukan seseorang yang aku cari. Maka akhirnya aku tetap memilih menyebutmu dalam rapalan doa panjangku.


"Jika memang kamu adalah yang terbaik, semoga Tuhan segera menyatukan kita. Jika memang kamu adalah yang terbaik, semoga keluarga kita memberikan restunya. Jika memang kamu adalah yang terbaik, semoga dimudahkan semua jalannya. Jika memang kamu adalah yang terbaik, semoga kita segera saling menemukan satu sama lain."


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A digital and book lover

Editor

Not that millennial in digital era.