Untuk Ayah, Terima Kasih Sudah Menjadi Panutanku. Sekarang Biarkan Aku Mencoba Mengikuti Jejakmu.

Aku juga bisa menjadi pejuang tangguh seperti Papa...

Setiap orang tua pasti selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, apapun dan bagaimanapun caranya. Sayangnya, mereka sering lupa bertanya apa yang sebenarnya  paling dibutuhkan anaknya.

Advertisement

Papa adalah panutanku, beliau seorang pekerja tangguh. Ia rela bekerja sangat keras, asalkan anak-anaknya bisa hidup berkecukupan. Walau itu berarti setiap harinya ia harus mulai bekerja disaat kami semua masih tertidur, dan kembali setelah langit gelap dan seluruh lampu di negara ini menyala. Tidak peduli apakah itu berarti dia harus tersiksa oleh perintah atasannya, ataupun harus sering-sering tugas dinas keluar.

Dari kecil, beragam mainan, pakaian, fasilitas, pendidikan dan makanan-makanan bergizi selalu kamu berikan bagi kami. Bahkan, Papa tidak segan-segan menguras tabungannya agar kami bisa belajar di sekolah terbaik di negri ini. Tapi sayangnya, bukan ini yang paling aku butuhkan.

Pa, tolong jangan buru-buru marah. Ini bukan berarti aku tidak suka dengan apa yang sudah papa berikan bagiku. Jujur, aku sangat butuh itu semua dan sangat berterima kasih untuk semua kebaikan dan materi yang papa berikan. Karena itu semua, aku sekarang bisa hidup nyaman, Pa.

Advertisement

Tapi pa, ini mungkin terdengar egois dan menyakitkan. Tapi bisakah papa berhenti sebentar saja? Aku dan adik-adik sudah besar, kami sudah hampir 100% siap untuk berdiri sendiri dan mencukupi kebutuhan kami sendiri. Walaupun sangat sederhana jika dibandingkan apa yang sudah Papa berikan. Aku ingin Papa tahu, bukannya aku menolak semua hadiah ini, tapi aku ingin menunjukkan kepada papa, aku bisa mandiri dengan hasil usahaku sendiri.

Aku mau menunjukkan, kalau kasih sayang dan ajaran-ajaran baikmu memang terukir di setiap sudut diri kami dan bukanlah sia-sia. Aku juga bisa menjadi pejuang tangguh seperti Papa, yang tidak takut capek dan gagal. Hingga akhirnya suatu hari nanti aku juga bisa menjadi kepala keluarga yang baik dan menjadi panutan untuk anak-anakku.

Advertisement

Aku punya mulut kok, Pa. Kalau aku butuh dan tidak bisa menguasahakannya sendiri, aku janji aku pasti akan cerita dan meminta saran ke papa. Aku tidak akan menyiksa diri demi memenuhi kebutuhanku, kalau ini yang papa takutkan. Aku juga tidak akan menangis dan lari saat mendapat kesulitan. Karena ini bukan apa yang aku pelajari dari Papa.

Pa, pemikiran kita tentang yang terbaik dalam hidup mungkin berbeda. Buatmu, anak-anakmu harus hidup berkecukupan tanpa pernah merasakan susah. Tapi bagi kami, hidup dengan bergelimpangan materi bukanlah hal terbaik dalam hidup, tapi adanya kesempatan untuk mencoba berjuang sendiri. Seperti dirimu, aku janji akan menjadi kuat dan kokoh walaupun susah. Aku janji tidak akan mengecewakanmu, Pa.

– Like father, like son

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Spilling irregular ideas through words