“Hati tidak pernah tahu kemana akan berlabuh. Karena hati selalu mencari rasa nyaman untuk ditemukan. Meskipun kadang nyaman itu datang, pada seseorang yang tak ikut mengharapkan.”
-The Comment
Setuju nggak dengan kalimat di atas? Atau mungkin sebagian dari kita pernah mengalaminya. Maksud dari kata terakhir itu akan saya artikan sebagai orang ketiga. Karena pengamatan dan pengalaman orang ketiga bisa menjadi suatu obat saat luka menyayat dan menjadi penghibur saat kita dan bosan melebur.
Orang ketiga itu bisa jadi positif, bisa juga jadi negatif buat kita. Orang ketiga yang positif contohnya, saudara atau keluarga (kita atau pacar) yang selalu bisa memberi masukan positif buat memperbaiki hubungan. Sedangkan orang ketiga yang negatif yaitu orang yang selalu menyajikan telinganya kepada pacar kita, sehingga pacar kita akhirnya merasa nyaman, dan orang ketiga itu siap menjadi pelarian bahkan selingkuhan. Bahkan, bisa saja pacar kita sudah melakukan perselingkuhan tanpa kesadaran. Yak. kenyamanan memang mampu bikin semua orang tenggelam dalam hal-hal yang awalnya nggak ingin mereka lakukan. Tapi sebenarnya, orang ketiga hanya akan muncul ketika dikasih kesempatan oleh orang kedua atau orang pertama. Jadi, hati-hati aja dengan kemungkinan yang ada. Mungkin yang lagi pacaran, sudah merasa ada hal yang janggal? Bisa aja ada orang ketiga yang menyelinap di hubungan kalian hihii. Biar kita bisa mencegahnya mending kita bahas seperti, Apa aja sih faktor-faktornya? Kenapa bisa ada orang ketiga?
ADVERTISEMENTS
LDR
Dimana jarak itu ibarat kaca pembesar yang membuat segalanya terlihat dan terasa hiperbolis. Kalau kangen, terasa kangeeen banget, soalnya susah buat ngobatin kangennya. Walaupun sudah ada sarana seperti telepon ataupun video call. Kadang ada kalanya cowok itu pingin megang anunya cewek *tangan, nyubit pipi ceweknya, meluk ceweknya, tapi nggak bisa karena jauh. Terus waktu cemburu, juga bakal terasa hancur banget, karena masalah itu butuh penjelasan dengan saling bertatapan agar cepat terselesaikan. Tapi dengan adanya jarak, semua itu mustahil untuk dilakukan.
Jarak pula yang membuat seseorang kadang merasa nggak ada gunanya punya pacar, karena nggak bisa diandalkan saat dibutuhkan. Contohnya, si cewek lagi kelaperan, pas hujan, nggak punya duit, temen kost lagi pulangkampung. Lalu si cewek update keadaan. Pacarnya bisa apa? Ngirimin gambar makanan? Nggak guna kan? Karena LDR, cowoknya nggak ada di sisi saat hal-hal darurat terjadi.
Nah, pada kondisinya yang “lemah”, kadang cewek ngerasa membutuhkan seorang sosok cowok yang bisa selalu mengasihi. Bisa aja kan cowok lain masuk melalui sela-sela hubungan dengan menawarkan diri sebagai “teman”, -mulai teman curhat, makan, main, atau apalah– akhirnya? Orang ketiga itu jadi pilihan. Kalau ada cowok yang selalu di sana dalam momen-momen genting kayak gitu, si cewek pastinya bakal ngerasa luluh juga sama perhatian,kebaikan, dan keberadaan cowok itu. Hal itu nggak hanya berlaku buat cewek sih, cowok kemungkinan juga bisa melakukan hal yang sama saat dia merasa bisa menemukan cewek yang selalu ada, saat si cowok memerlukan pertimbangan maupun bantuan dari wanita. Misal: Milihin baju, nemenin sarapan, atau sekedar nemenin cari sesuatu.
-Sayangilah pacarmu, sebelum dia merasa terbiasa disayangi orang lain-
ADVERTISEMENTS
CUEK
Di sekitarku udah sering suatu hubungan yang berakhir dan akhirnya “belok” ke orang ketiga, hanya karena pacar terlalu cuek. Padahal kita semua juga tahu, penggerak sebuah hubungan itukan komunikasi. Percuma juga pacaran, kalau nggak pernah berbagi, semua masalah disimpan sendiri. Pacaran kayak roti -> TAWAR. Kan pacaran itu asyiknya saat kita bisa bercerita tentang segala hal kepada dia. Menceritakan hal yang sedih sampai bahagia, yang efeknya kita bisa makin mengenal sesuatu dari dia agar menjadi kita. Kalau kita terlalu cuek, si dia kan juga jadi canggung untuk berbagi cerita, endingnya? Cari orang yang bisa dicurhatin dan peduli, yeekann?!
-Dengarkanlah pacarmu, sebelum dia merasa lebih nyaman didengarkan orang lain-
ADVERTISEMENTS
TERGODA
Yang terakhir ini yang penting dan paling sering. Orang ketiga gak hanya muncul, karena kadang dimunculkan. Memang di luar sana banyak seseorang yang lebih “wah”, “wow”, dan banyak versinya. Tapi semua itu nggak akan menjadi “pengganggu”, jika kita memiliki rasa bersyukur atas apa yang kita miliki. Misal kita kurang bersyukur pada keadaan pasangan, akhirnya kita melakukan kecurangan demi mencari pengganti. Tapi tahu kan? Misi dari hubungan itu saling melengkapi menjadi “wah”atau “wow”. Bukan mencari pengganti yang “wah” atau “wow” tersebut. Apa yang kurang dari si dia, dalam diri kita pasti ada untuk melengkapi.
“Tidak pernah ada sesuatu yang sempurna di dunia. Saat hati kita sudah terikat pada seseorang, cinta akan terus tumbuh bukan karena apa, melainkan pada siapa kita menerima apa adanya.”
Kesimpulannya, saya ada saran agar orang ketiga nggak bakal hadir. Dengan cara, gausah ada orang kedua. Yap, jomblo ajaa! Nggak ngerasain ribetnya dicuekin atau dimarahin. Nggak bakal ngerasa diselingkuhin. Nggak mungkin ngerasain sakitnya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. So, mari menjomblo ! hehe
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Cinta adalah komitmen jika sudah dalam pernikahan…jangan menikah hanya karna sudah nyaman.tapi menikah karna sudah berani berkomitmen
baca ni biar km kuat hahhahaha Nurfiyanti Anisa
Krisna Mukti
Dasar setia ya setia. Meski d buat senyaman apapun.. kli emng imannya g kuat ya selingkuh..org slingkuh krn g menghargai pasangnnya yg dia rasa kurang.. hello.. emang lu udh lbh.. ? g akn ada yg namanya perselingkuhan klu smw org tkut karma d selingkuhi
Emang dokternya knp mbk
Bu andung: ganggu suami orang, istrinya lagi hamil.
Intinya…saling pengertian…saling intropeksi diri…dan terpenting jgn memberi celah untuk hadirnya orang ketiga…ketidak nyamanan bisa di hilangkan seiring hilangnya keegoisan…saling mengalah satu sama lain..laki2 mengayunkan keinginan wanitanya…wanita pun mengayunkan keinginan laki2 nya….otomatis nyaman akan ada trus.
alhamdullilah ldr id-kr lancar, kalo dia diambil org yg namanya jodoh
ukuran kenyamanan itu tidak ada habisnya, seperti halnya kepuasan.
Bukankah dulu kamu nikahi dia juga krn km menganggap dia nyaman?
Yakin selingkuhannya lebih nyaman, dan nyaman nya bertahan lama? Sdh kenal brl lama? Seberapa dekat? Keluarganya gimana? Keluargamu gimana?
Bukankah dl km menikah jg atas perhitungan yg matang dan lama, perkenalan dan proses penyatuan visi misi yg tdk mudah? Bkn hanya sekedar nyaman, tp jg dipikirkan potensi kedepannya, gitu bkn?
Dan semua proses yg km pikirkan matang2 itu km hancurkan sendiri dgn mencari pembenaran atas sikap yg benar2 salah.
Semua proses panjang itu km hancurkan dgn sekejap, km bandingkan dgn sesuatu yg nampak indah hanya d permukaan saja.
Pdhl km tau gunung berbatu itu menyimpan emas, hanya krn km males dan g mau menggali, pdhl alatnya sdh tersedia, lalu km memilih besi berkarat yg cuma di pilox doang, keliatannya bagus, pdhl rapuh, keropos, km g tau aja krn blm km coba uji.
Bknkah km tau kalau keluarga, bahkan orgtuamu g berhak ikut campur dlm masalh rumah tanggamu? Lalu knp malah org lain yg bkn siapa2 km libatkan? Bahkan bkn utk membantu, tp merusak.
Hanya krn bosan makan ayam yg halal bkn berarti km boleh makan babi yg haram walau hanya sarinya untuk bumbu penyedap sedikit saja.
Atau coba saja km masukkan racun 1 tetes aja ke dlm makanan favoritmu.
Selingkuh? Sebelum dihujat orang pun, sebenarnya sedang merendahkan diri sendiri