Seperti yang dikatakan legenda-legenda yang ada, seseorang harus mencari dan mengikuti passion mereka supaya bisa semangat dalam mengerjakan pekerjaannya. Passion sendiri biasanya dideskripsikan sebagai suatu abstrak yang bisa mendorong seseorang untuk lebih termotivasi untuk mengerjakan sesuatu, bahkan passion juga disebut-sebut bisa mendorong seseorang untuk melewati keterbatasannya. Namun, untuk mencari dan menemukan passion, bukanlah hal yang mudah. Pencarian passion biasanya digambarkan sebagai suatu momen magical yang jarang ditemukan dalam hidup kita. Seperti pepatah mengatakan, mencari passion sama seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Beberapa orang bisa menemukan jarum itu, beberapa tidak.
Meskipun proses pencarian dan penemuan passion ini tidaklah mudah, orang-orang tetap berlomba-lomba untuk mencari momen magical ini. Beberapa orang sangat antusias untuk mencarinya, beberapa lainnya akhirnya menyerah karena prosesnya yang sangat frustating. Seperti yang pernah dikatakan Simon Sinek dalam salah satu seminarnya, orang-orang di jaman sekarang lebih menyukai instant gratification. Semua hal yang serba instan menyebabkan kita untuk mudah menyerah dan hanya mengharapkan hal-hal yang instan.
Seperti yang Angela Duckworth tuliskan dalam bukunya Grit, passion bisa muncul karena dua hal, interest and purpose.Â
Interest merupakan baseline dari passion. Tanpa adanya ketertarikan akan suatu hal, akan menjadi mustahil untuk membangun passion dalam pekerjaan atau hal yang anda lakukan. Purpose merepresentasikan intensi kita untuk berkontribusi dalam kesejahteraan orang lain. Kedua hal ini yang menjadi sumber utama dalam pembentukan passion.
Lalu, bagaimana cara kita tau apa yang menjadi interest kita?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya coba meminjam pernyataan dari Angela Duckworth kembali dalam bukunya, Grit.
Interests are not discovered through introspection. Instead, interests are triggered by interactions with the outside world. The process of interest discovery can be messy, serendipitous, and inefficient.
This is because you can’t really predict with certainty what will capture your attention and what won’t. Without experimenting, you can’t figure out which interests will stick, and which won’t.
Ya, interest tidak bisa ditemukan melalui introspeksi semata. We find it through our own experience. Pengalaman yang punya peran penting dalam pembentukan interest kita. Pengalaman memberikan kesempatan bagi kita untuk melewati proses trial and error. Pada proses ini, kita akan menyadari mana hal yang menarik bagi kita dan mana yang tidak.
Contohnya, seorang atlet badminton ternama bisa menemukan ketertarikannya dalam badminton ketika ia sudah mencoba semua olahraga lainnya. Ketika ia menemukan badminton, ia merasa olahraga tersebut sangatlah menarik sampai pada akhirnya ia terus berlatih badminton. Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi atlet tersebut pada akhirnya. Mengapa? Karena pengalamannya dalam mencoba olahraga olahraga lain akan membantunya dalam bermain badminton. Contohnya, pengalamannya dalam mencoba olahraga berenang, bisa membantunya dalam mengatur pernapasan dan stamina dalam bermain badminton.
Oke, itu cara mencari interest. Bagaimana dengan purpose?
Purpose tidak selalu berbentuk pengabdian yang besar atau profesi profesi besar seperti menjadi seorang guru yang mengajar ke pedalaman, sebagai relawan bencana alam, atau bagaikan pengusaha yang memberikan ribuan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Purpose bahkan bisa tumbuh dalam pekerjaan seperti tukang bangunan, tukang sayur, ataupun pedagang mie ayam. Purpose biasanya kita tumbuhkan melalui kesadaran kita bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak bagi kesejahteraan orang lain. Contohnya, seorang tukang sayur yang belum menemukan purpose-nya mungkin akan berpikir bahwa berjualan sayur merupakan upayanya untuk menyambung hidupnya sendiri. Namun, tukang sayur yang menyadari purpose-nya akan berpikir bahwa ia telah membantu orang-orang di sekitarnya untuk lebih mudah memperoleh makanan. Apapun pekerjaan yang anda lakukan saat ini, maknailah setiap tugas yang Anda lakukan, pahami bahwa apa yang anda lakukan memiliki dampak bagi orang lain.
ADVERTISEMENTS
Jangan Cari Passion Anda!
Setelah mengerti proses pembentukan passion melalui interest dan purpose, saya rasa anda tidak akan salah paham mengenai kalimat di atas ini. Purpose dan interest, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ditemukan melalui proses. Oleh karena itu, secara tidak langsung passion juga dibentuk melalui proses bukan sesuatu yang ditemukan melalui suatu momen ajaib yang tiba tiba anda temukan di tengah jalan.Â
Jangan cari passion anda, kembangkan passion anda.
Find me at:
Instagram:Â @yohanes_widiarso
Linkedin:Â https://www.linkedin.com/in/yohanes-widiarso-wicaksono-sardju-a70236125/
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”