Bagaimana jika hubungan yang sudah berjalan begitu indahnya kandas di tengah jalan, tidak bersama dengan dirinya dan berpisah tanpa senyuman, tidak lagi mendengar suaranya, tidak ada lagi kata sayang yang biasa diucapkan setiap pagi serta kata selamat tidur untuk setiap malam.
Hari-hari yang biasa dihabiskan bersamanya, kini menjadi jalan hampa, tanpa tangan yang bisa digenggam. Tanpa rindu yang biasa disambut, tanpa cinta yang biasanya dibalas. Yang biasanya terasa indah, kini harus membiasakan  hal tersebut untuk biasa-biasa saja tanpa dirinya.
Hal lain yang paling menyedihkan adalah, ketika ia sudah melupakan kita seutuhnya, namun kita tidak bisa melupakannya, selalu terpatri dalam ingatan. Mau tidur selalu terngiang namanya, mau makan selalu terkenang kala makan bersamanya.
Sejak satu tahun yang lalu aku sudah melupakan tentangnya. Tapi pagi tadi, semua itu sirna dan timbul rasa keinginan untuk bersama dirinya lagi. Seumpamanya jika kebersamaan adalah kesendirian yang terbayar, maka hal tesebut adalah suatu yang bisa dilunasi apakah ada kemungkinan berhutang. Jika kesendirian adalah hutang yang belum terbayar, maka harga yang lunas bukan kepastian untuk mencapai kesepakatan.
Peristiwa itu terjadi pagi tadi. Aku memulai hari seperti biasa berangkat kerja pukul 07;30 Wib. Tepat di depan gang rumahku yang menuju jalan raya, aku berkonfrontasi dengan mantanku. Dengan memakai motor cb keluaran kawasaki, ia terlihat gagah namun anggun seperti wonder women.
Di perjalanan menuju kantor, aku selalu berdoa untuk didekatkan kembali padanya. Setelah doaku banyak dan panjang. Doa itu terhenti oleh pertanyaan. Apakah? keinginanku tersebut hanyalah keinginan sesaat, atau hanya nafsu belaka.
Memang sungguh menyesakkan ketika hal tersebut kita alami. Akan tetapi bagaimana jika kita sudah melupakannya secara utuh, namun kita masih suka ketemu dan saling berhadapan, kita bertatapan wajah, terlihat senyumnya yang indah seolah membangkitkan kenangan saat bersama. Hati berdebar-debar, seperti mengulang saat jatuh cinta pertama kali pada dirinya.
Salah satu hal yang memang sulit kulupakan  karena ia memiliki gaya yang berbeda dari yang lain. Cara berpikir yang rumit dan asyik menjadikan faktor pendukung untuk menyasarkan pilihan kepada dirinya kala itu. Sesampai di kantor pertanyaan itu, belum menemukan jawaban. Hingga sampai aku menulis tulisan ini, aku berharap menemukan jawaban. Semoga jawaban itu datang dan menyakinkan diriku untuk berjuang sekali lagi, untuk mendapatkan hatinya kembali.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”