Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang diatur dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 yang sebagai pedoman Rakyat Indonesia dalam menjalankan kehidupan bangsa dan bernegara. Terkait dengan Pancasila sebagai pedoman warga negara Indonesia, adapun pendapat dari tokoh bangsa yakni Menurut Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian, Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Seperti yang kita ketahui Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan tidak hadir begitu saja. Lahirnya Pancasila juga memiliki sejarah tersendiri yang dimulai dengan terbentuknya BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 dan pada saat itu diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, salah satu tugasnya adalah membuat rumusan dasar negara.
Sidang pertama BPUPKI diadakan pertama kali tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, terdapat tiga gagasan yang dikemukakan untuk menjadi rumusan dasar negara, yang disampaikan oleh Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Karena terdapat perbedaan pendapat, kemudian dibentuklah panitia kecil yang ditugasi membuat rumusan dasar negara. Setelah adanya Panitia kecil yang beranggotakan 9 orang /Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar negara yang disebut Piagam Jakarta, dengan terdiri 5 (lima) sila. Namun terjadi perubahan pada sila pertama dalam lima sila yang telah dibuat oleh Panitia Sembilan dianggap tidak sesuai dengan ciri negara Indonesia, perubahan itu terjadi ketika PPKI mengadakan sidang untuk membahas dasar negara yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Pada sidang pertama PPKI, diputuskan perubahan pada sila pertama yang semula berbunyi ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’, kemudian diubah menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Usulan ini disampaikan oleh Mohammad Hatta. Akhirnya disepakati 5 sila teks Pancasila seperti yang kita kenal sekarang. Namun dengan sejarah yang ada pemahaman mengenai Pancasila di mata Milenial sekarang sangat minim atau cukup rendah, bisa dilihat bahwa Generasi sekarang kurang menganut nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi minimnya kesadaran terhadap Pancasila yaitu adanya pengaruh budaya luar, tidak adanya pendidikan/pengetahuan yang luas dalam mempelajari Pancasila dan juga derasnya perkembangan Teknologi saat ini mempengaruhi Kaum Mileneal melupakan arti dari Dasar Negara Indonesia. Â
Arus Globalisasi yang kian hari mengalami peningkatan mengubah sikap dan karakter kaum Milenal juga. Karena kurangnya Pemahaman dan pengaplikasian nilai-nilai Pancasila di segala aspek Kehidupan berbangsa dan bernegara, banyak sekali dampak yang akan terjadi. Misalkan saja Korupsi, adanya Pembunuhan, intoleransi, konflik Politik, munculnya aksi-aksi terror dan masih banyak lagi dampak negatif dari kurangnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Dalam meminimalisir kerugian bangsa kita sendiri akbiat tidak menjalankan Pedoman Pancasila, setiap warga negara harus punya cara untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai Pancasila. Salah satu cara dalam memberikan Pemahaman nilai-nilai Pancasila yaitu dengan adanya Penerapan pendidikan Pancasila di lingkungan Keluarga sejak dini. Karena seperti yang kita tahu, Keluarga adalah lingkungan pertama di mana orang bertumbuh dan belajar sebelum bersosial di lingkungan Masyarakat.
Ada banyak manfaat ketika nilai Pancasila dipraktikan di lingkungan Keluarga, dapat membangun moral yang baik untuk anggota keluarga bahkan anak-anak yang sedang dalam fase pertumbuhan. Dampak postiif untuk anggota keluarga pun sangat signifikan apalagi anak-anak yang akan keluar dari lingkungan keluarga pasti juga menerapkannya di luar rumah. Di sini kita harus membentuk karakter anak dengan Pedoman Pancasila itu sendiri.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkan Pancasila di lingkungan keluarga, dengan memberikan pemahaman-pemahaman mulai dari sila pertama sampai sila kelima serta pengimplementasiannya.
Sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha esa, dalam sebuah keluarga, penerapan sila pertama harus mulai dari hal yang kecil seperti menjalankan Ibadah sesuai dengan agamanya, menghormati sesama anggota keluarga yang sedang beribadah, dan yang utamanya adalah selalu bersyukur dalam artian setiap nikmat ynag diberikan kepada manusia itu berasal dari Tuhan. Hal kecil ini ketika diajarkan kepada anak-anak khususnya sangatlah berpengaruh ketika anak akan bertumbuh dewasa.
Sila kedua, Kemanusiaan Yang adil Dan Beradab, nilai pada sila kedua diterapkan dengan Saling mencintai dan mengasihi semua anggota keluarga, bertenggang rasa kepada adik, kakak atau juga ayah dan ibu, tidak semena-mena terhadap anggota keluarga lain, saling menghargai hak-hak dari anggota keluarga, memberikan sumbangan bersama-sama kepada orang yang membutuhkan.
Pada sila ketiga yakni Persatuan Indonesia diterapkan dengan tetap menjaga tali silaturahmi dengan semua anggota keluarga, saling membantu dalam membersihkan rumah dan membangun keluarga yang harmonis.
Sila keempat bisa diterapkan dengan mulai mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,  tidak memaksakan kehendak dan belajar menghormati orang yang lebih tua, kakak, ibu dan ayah.
Dan sila yang terakhir yaitu Keadilan Bagi seluruh Rakyat Indonesia diterapkan dalam keluarga bisa dimulai dari orangtua seperti  membagi uang yang adil kepada anak-anak, membagi tugas dalam keluarga secara merata, dan bersikap adil terhadap kakak maupun adik atau istilah berat sebelah.
Pancasila bukan hanya Dasar Negara namun Pancasila memiliki makna yang luas dan sangat dalam bagi Indonesia sendiri. Jika penerapan nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan dari lingkungan keluarga terlebih dahulu, maka hasil yang akan dilihat sangatlah luar biasa, bagaimana tidak seorang anak yang hidup dalam sebuah keluarga Pancasila pasti akan membawa dampak Positif bagi dirinya, lingkungannya, bahkan untuk negara. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan Keluarga, berarti sudah berkontribusi dalam membangun Karakter Bangsa yang baik dan Efek di masa yang akan datang pula sangatlah besar karena sudah memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Cita-cita bangsa dapat tercapai apabila warga negaranya menjalankan Pancasila dan mengamalkan nilai-nilainya juga. oleh karena itu, patutlah semua warga negara ikut serta mengimplementasikan nilai Pancasila walaupun dari hal yang paling kecil seperti dalam lingkungan Keluarga. Siapapun bisa menjadi teladan dalam memberikan contoh Pancasila, baik anggota keluarga yang dewasa hingga anak kecil. Karena dalam sebuah keluarga kita bisa mengenal banyak hal dan belajar satu sama lain. Apalagi belajar tentang nilai-nilai Pancasila yang sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan moral dan karakter pribadi manusia itu sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”