Sekarang aku sudah dewasa dan baru menyadari betapa pedulimu dulu yang aku anggap menyebalkan ternyata adalah untuk kebaikanku. Aku jadi rindu akan perhatian-perhatian kecilmu dulu yang sampai sekarang masih kau lakukan tetapi tidak sesering dulu. Aku mengerti karena aku sadar, kini kamu sudah mempunyai keluarga baru yang memang sudah sepatutnya lebih mendapatkan perhatian daripada aku.
Sampai sekarang kamu masih suka menjitak kepala aku, memang tidak sakit sih, tapi aku takut terlihat bodoh saja jika ada orang lain yang melihat meskipun nyatanya aku lebih pintar daripada kamu hehe, maaf sombong dikit boleh khan? Aku juga masih ingat ketika kamu baru pertama kali pisah rumah dengan keluarga barumu dan aku chat kamu hanya dengan kata “Ang” (bahasa indonesia artinya kak). Betapa kagetnya aku, kamu langsung datang ke rumah tanpa balas chat aku terlebih dahulu dan menanyakan keadaan aku dengan ekspresi khawatir. Saat itu aku merasa dijaga sekali olehmu padahal kamu sudah berkeluarga.
Saat aku kuliah dan tidak diperbolehkan membawa handphone. Setiap aku buka facebook di warnet pasti selalu ada pesan darimu, menanyakan keadaan aku, apakah aku kehabisan uang atau tidak, apakah aku betah atau tidak dan sederet pertanyaan lainnya yang waktu itu aku merasa risih padahal kamu hanya ingin memastikan apakah aku baik-baik saja atau tidak. Dan yang anehnya lagi waktu aku masih remaja disaat aku pertama kali pacaran, betapa risihnya kala itu kau membuntuti bahkan mengganggu momen berdua sama pacar aku waktu itu. Tapi sekarang aku sadar kamu melakukan itu dulu agar aku tidak disentuh sedikitpun oleh cowok itu yang kini sudah menjadi mantan hehe.
Terima kasih selalu membuatku tersenyum hingga tertawa dengan candaanmu yang kadang garing itu hihi dan selalu bersedia menjadi tempat curhatku dari dulu.
Terima kasih juga sudah membantu mamah dan bapak untuk membiayai sekolahku, dan sudah rela menjadi tempat pelampiasan disaat diri ini merasa kesal hingga kupukul-pukul pelan dada kamu hingga aku cubit tangan kamu sampai merah dan kamu hanya diam dan hanya memohon aku untuk bersabar tanpa berbicara kasar sedikitpun.
Terima kasih waktu itu kamu menjaga dan merawatku dengan sabar saat diri ini hanya mampu berbaring di rumah sakit hingga berhari-hari bahkan kamu rela tidur di lantai hanya beralaskan selimut tipis.
Terima kasih sudah mau menemani saat mencari pekerjaan kesana dan kemari dan terima kasih juga sudah bersedia menemani saat pindah kostan sampai kamu harus terpaksa menginap di kostan, aku tidur di dalam dengan beralaskan kasur yang empuk tapi kamu tidur di ruangan depan hanya beralaskan lantai demi menjaga nama baik kita.
Terima kasih juga tidak pernah marah atau jijik kala aku pura-pura mengupil dan menempelkan tangannya ke lengan kamu hihi.
Masih banyak sebenarnya perjuangan dan pengorbanan yang sudah kamu lakukan untukku. Intinya terima kasih sudah selalu ada untukku dan terima kasih untuk semuanya.
Maaf jika sampai sekarang aku masih menyusahkanmu, masih manja, masih suka bercanda kelewatan padamu dan masih suka menginjak kakimu dengan sengaja hehe.
Aku bersyukur dan beruntung sekali mempunyai sosok laki-laki yang sampai sekarang masih menjadi kakakku dan semoga selamanya. Kekanakanku tak gentar membuatmu kesal tapi justru kamu membimbingku dengan caramu yang lembut dan sabar. Kepolosanku kau jaga dengan ketegasanmu, dan kemarahanku kau dinginkan dengan ketenangan. Meskipun ada beberapa kesedihan yang tak aku utarakan padamu tapi kamu pasti merasakannya hanya tidak menunjukkannya.
Aku bahagia sekali mempunyai ksatria sepertimu, semoga kita selalu bersama hingga adikmu yang paling mungil ini menjumpai pangeran dimana tugasmu untuk menjagaku telah usai.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”