Memprihatinkan, Jemaah Harus Berwudu Dari Kolam Tadah Hujan Selama 40 Tahun

JAKARTA– Kondisi dan pemandangan yang berbeda terlihat pada tempat wudu Musala Baitul Arham di Kampung Koper, Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang yang berubah kolam tadah hujan.

Advertisement

Para jemaah tidak akan menemui keran air yang umum ditemui di tempat ibadah lainnya. Musala ini menggunakan kolam tersebut untuk menampung air hujan, tempat wudu, dan lengkap dengan ikan kecil yang berenang di dalamnya.

Lewat air kolam tersebut, jemaah harus mengambil air wudu. Tepat di samping kolam tampung terdapat empat bilik tanpa tutup yang terbentuk dari beton setinggi 500 sentimeter.

Kondisi MCK di musala ini telah berjalan selama hampir 40 tahun sejak didirikan. Memang keadaannya begini. Saat buang air, kalau ada tamu dari luar, agak malu juga. Jangankan tamu, kalau warga sini saja enggak akan buang air di sini, cerita Indra warga Kampung Koper.

Advertisement

Indra menambahkan meski keadaan MCK serta air cukup memprihatinkan, masyarakat justru tetap mengandalkan MCK serta kolam di musala, hal ini lantaran di rumah warga sendiri yang tidak ada air.

Ia pun mengaku bahwa dirinya sering wudu di musala, tetapi lantaran ia mempunyai MCK sendiri, Indra memilih untuk bersuci di rumah terlebih dahulu sebelum berangkat menuju musala.

Advertisement

Selain itu ia menerangkan, warga yang tidak mempunyai MCK sebenarnya dapat memakai air dari kali kecil yang bersumber dari aliran Sungai Cikande. Namun, kondisi air sungai tersebut juga tidaklah baik.

Air yang terkadang bau dan hitam, menurutnya tidak lagi layak pakai bagi warga untuk melakukan MCK.

Mau enggak mau yang enggak punya sumur, menumpang di tempat tetangga. Kalau tidak ada pilihan lagi, air sungai pun akhirnya dipakai, jelasnya.

Warga terpaksa tidak dapat membangun fasilitas musala tersebut lantaran terkendala biaya yang ada. Hal tersebut diungkapkan Hafidz Assaifi, salah satu pemuka agama dan pemengaruh.

Tak hanya Musala Baitul Arham dan wilayah Tangerang yang mengalami kondisi serupa. Hafidz menerangkan di sejumlah daerah masih terdapat musala-musala yang tidak memiliki atap.

Banyak cerita masyarakat yang sedang salat, tertimpa genting. Itu bukan sekali dua kali, tutur Hafidz.

Oleh karena itu Global Wakaf-ACT yang mendampingi Ustaz Hafidz, ingin mengajak masyarakat untuk ikut menjadi wakif bagi Musala Baitul Arham.

Hafidz berharap bahwa bantuan terbaik bisa mengalir melalui pertemuan yang dilakukan bersama Global Wakaf-ACT.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini